Jauh di sebuah laboratorium yang ada di tengah hamparan es, Ruskha yang tadinya sedang tidur, telinganya bergerak lalu dia perlahan bangkit.
"Kamu merasakannya juga?"
Ruskha menoleh ke arah serigala terbalut listrik yang terkurung di dalam tabung.
"Itu pasti Byakko, iya kan?" Tanya Fenrir
"Woof.." sahut Ruskha pelan.
"Mau kesana? Dengan kondisi kamu yang sekarang, kamu tidak akan menang Ruskha. Lepaskan aku, aku akan membantu mu,"
Ruskha terdiam lalu dia mengerung pelan.
"Apa maksudmu tidak bisa?" Tanya Fenrir geram.
"Aung.." sahut Ruskha lesu dan kembali meletakkan kepalanya di lantai, menatap memelas ke arah serigala betina di hadapannya itu.
"Aku tidak akan mengkhianati mu. Ayolah, kita sudah bersama sejak lama,"
"Woof.."
"A- kamu mau mengungkitnya? Aku punya wilayah ku sendiri, kamu punya wilayah mu sendiri. Tapi suku manusia dari tahan es itu sudah punah, kamu tidak punya ikatan lagi, sama sepertiku,"
"Woof woof.."
"Iya kamu benar, aku memang masih memiliki wilayah kekuasaan dan anak buah. Tapi ayolah.. aku berjanji tidak akan ingkar kali ini,"
"Grrr.." sahutnya pelan dan tidak bertenaga.
"GGRRRRRR!!! Dasar menyebalkan. Oke oke, aku akui aku juga menyukai mu. Puas?"
Ruskha seketika bangkit terkejut mendengarnya.
"Apa? Masih tidak percaya? Kalau aku tidak menyukai mu, mana mungkin aku mau bersetubuh dengan mu hampir setiap malam," ucap Fenrir malu tapi juga kesal.
Wajah Ruskha perlahan memerah padam, lalu dia pergi dan menekan tombol untuk membuka tabung itu.
Tabung kaca yang selama ini mengurung Fenrir, perlahan terbuka. Fenrir pun melangkah turun dan menghampiri Ruskha, lalu dia mengusap kepalanya ke leher Ruskha.
"Woof!!!" Ucap Ruskha penuh semangat dengan ekor bergoyang-goyang.
"Buru-buru sekali," bisik Fenrir sebal.
******
Sementara itu di rumah sakit, semua orang duduk dalam kegelisahan meski Anna mengatakan sudah membunuh kura-kura raksasa yang hendak menyerang mereka.
"Salah.. masukin nya kesini,"
Irina menoleh melihat Anna yang sedang bermain game di tabletnya sesama Gama di pelukannya.
"Nah hore menang.." kata Anna kegirangan.
"Hahaha menang.." sahut Gama ikut senang.
Anna tersenyum senang, lalu dia melihat semua anggota keluarganya masih tampak gelisah.
"Kalo masang muka begitu, kenapa kalian ga ikut aja tadi sama Jonathan?" Tanya Anna.
"Kenapa mba Anna keliatan tenang banget?" Tanya Lidya cemas.
"Memangnya aku harus apa? Aku cuman bisa bantu dari jauh sambil percaya kalo mereka bisa," ucap Anna.
"Tapi Riko pernah kalah sekali, Fang juga sampe sekarat," ucap Irina.
"Itu kan sendiri. Sekarang ada banyak orang yang bareng sama dia,"
*BUM!!!
Anna terheran karna Gama tersentak lalu terdiam mematung. Anna juga melihat kalau Gama merinding sampai bulu di tangannya berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Petualang 2
FanfictionCerita ini mengandung hubungan sesama jenis, bagi yang tidak nyaman tidak di sarankan untuk melanjutkan. Kelanjutan dari petualangan Kakek Hasbi dan para cucunya.