Semua orang merasa ikut tegang melihat kedua Gama yang saling menyerang. Apalagi menurut Kuro, keduanya sudah mengeluarkan seluruh kemampuan mereka.
Bahkan dengan darah yang mengalir dari kepala mereka, keduanya seperti tidak ingin kalah dan terus saling serang.
Gama yang asli tangan kirinya patah, sementara tiruannya sendiri kaki kanannya yang patah. Tapi seperti tidak terasa, keduanya masih terus bertarung dengan instens.
Professor Neuro juga sudah meminta Jacob untuk meminta para staff rumah sakit agar tidak masuk ke lapangan rumah sakit dan mengganggu mereka karna akan membahayakan orang lain.
"A-Anu.. kakek.. emm.. Professor.. kalian tidak bisa menghentikan tuan Gama? Kalau di biarkan lebih lama lagi, dua-duanya bisa mati, mereka sama-sama kehilangan banyak darah," ucap Kuro memelas.
"Kakek juga pengennya begitu, tapi.. tidak ada yang tau bagaimana cara memisahkan mereka," ucap kakek Hasbi dengan mata berkaca-kaca.
"AAA!! OM GAMA KENA LAGI!!" Teriak Rika menangis keras sambil menunjuk ke arah Gama yang baru saja terkena pukulan telapak tangan tiruannya tepat di dadanya, dan membuat terpental sampai menabrak pagar besi.
"Artefak!! Artefak!! Erlangga, elu bisa pisahin mereka kan?" Tanya Obi sangat panik karna sudah ada banyak darah di bawah sana.
"G-Ga bisa.. aku udah pernah pake banyak artefak tapi ga ada satupun yang bisa pisahin Gama. Meskipun aku tandain Gama pake tongkat Maestro, tapi Gama yang sekarang bisa lepas kaya ga ke pengaruh," jawab Erlangga gemetar memperhatikan Gama.
Semua orang tertegun saat melihat Gama baru saja menepis tendangan tiruannya dengan halus, lalu dia menarik nafas panjang dan memukul dadanya dengan sangat kuat sampai dia terpental mengenai salah satu mobil yang ada di sana sampai penyok.
"Fang!! Riko panggil Fang!!" Teriak Anggi.
"Ga bisa.. satu-satunya yang bisa Fang lakuin cuman apinya," ucap Riko memelas.
"Hah!! Fang kan gede banget," teriak Obi.
"Kalo cuman gede, Gama pernah malah kesenengan lawan monster Segede Fang, dia ga kalah," ucap kakek Hasbi.
"KENAPA SIH ANAK ITU ANEH BANGET!!!" Teriak Obi kesal.
"A-aku bisa bikin kuruangan dari sihir," ucap Lidya gemetar.
"KENAPA GA DARI TADI!!" Teriak semua orang.
"Sekuat apa?" Tanya Professor Neuro.
"Emm.. sepertinya di tabrak mobil hancur," ucap Lidya.
"Kalau begitu tidak bisa,"
"Lagian juga Gama bisa liat sihir kaya om Alfa sama Tante Beta," ucap Erlangga.
"Alfa dan Beta??? Tunggu, apa disini ada Ady?" Tanya Professor Neuro baru menyadari itu.
Semua orang terdiam memperhatikan Professor Neuro.
Dengan kecepatan tinggi, Kuro pergi terbang melintasi langit dan lautan untuk menjemput Ady.
"Ady kakak angkatnya Gama?" Tanya kakek Hasbi.
"Benar. Jika ada satu orang yang bisa menghentikan Gama, cuman Ady orangnya,"
Semua orang kembali melihat dua Gama itu sambil berharap keduanya dapat bertahan sebelum mereka kehabisan darah dan luka dalam yang mereka terima semakin banyak.
Saat situasi semakin panas, mereka melihat Kuro kembali bersama Ady yang tampak terkejut melihat keadaan disana.
Kuro pun mendarat di ujung parkiran mobil, lalu dia berlari ke arah dua Gama tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Petualang 2
FanfictionCerita ini mengandung hubungan sesama jenis, bagi yang tidak nyaman tidak di sarankan untuk melanjutkan. Kelanjutan dari petualangan Kakek Hasbi dan para cucunya.