*tok *tok *tok
"Angga,"
Erlangga yang sedang berbaring di kasur sambil membaca buku, melihat Jidan berdiri di pintu kamarnya.
"Ada apa bang?" Tanya Erlangga bangkit duduk.
"Tadi gimana nontonnya? Filmnya bagus ga?" Tanya Jidan masuk lalu duduk di tepi kasur.
"Aduh gimana yah? Bagus sih bioskopnya, tapi.. Aku ga ngerti sama sekali sama filmnya, jadi aku sering banget ketiduran. Pengalaman pertama aku ga seru banget," Kata Erlangga terisak sedih.
"Oh tapi makanan, sama banyak game juga, jadi seru aja," Kata Erlangga kembali tersenyum.
Jidan mendengus tersenyum lalu mengacak-acak rambut Erlangga.
"Nanti kalo gua gajian, kita nonton yah rame-rame sama Jonathan sama Nanda juga," Kata Jidan.
"Hahaha iya. Tapi kalo bisa jangan nonton yang kaya kemaren yah," Kata Erlangga.
"Emangnya kemaren elu nonton apa?" Tanya Jidan heran.
"Cinta-cintaan,"
Bibir Jidan perlahan menekuk.
"Ih najis.." Kata Jidan terkejut.
"Hahaha sampe segitunya sih bang," Kata Erlangga tertawa terbahak-bahak.
Jidan menghela nafas lega usai tiba di rumah sebelah.
"Gimana Erlangga?"
Jidan melihat Nanda yang sedang duduk bersama Gerald di ruang tengah.
"Seenggaknya dia ga galau lagi," Kata Jidan ikut berkumpul bersama mereka.
"Ngomong-ngomong aku udah punya petunjuk tentang bang Jon,"
Nanda dan Jidan langsung menoleh ke arah Gerald.
"Toro bilang kalo salah satu temennya itu keluarga penyihir, terus neneknya punya ramalan yang nyangkut pautin Erlangga sama bang Jon," Kata Gerald.
"Erlangga juga?" Tanya Nanda heran.
"Iya. Tapi kayanya bahaya banget soalnya bakal ada perang besar tanggal 9 nanti yang berhubungan sama keluarga kakek Hasbi," Kata Gerald lagi.
"Gua ga bakal ngijinin Erlangga pergi kalo dia ga ada tongkat Maestro nya. Kalo tongkat itu ga ada, Erlangga cuman bocah SMP biasa," Kata Jidan melipat kedua tangannya.
"Sebenernya gua juga tetep ga setuju kalopun Erlangga megang tongkat nya, pasti Jonathan juga gitu," Ucap Nanda.
Ketiganya terdiam terlarut dalam pikiran berat mereka.
*************************
"Woaaah!! Holy Knight!!"
Orang-orang bersorak usai seorang pahlawan super baru saja menghentikan sekelompok perampok di tengah kota yang kabur sambil mengendarai mobil secara membabi-buta.
Tapi seakan tidak menghiraukan orang-orang, pahlawan berkostum serba putih itu langsung pergi dengan grapple gun miliknya ke puncak gedung.
"Anjir telat!!!"
Edward berlari sambil melepas kostumnya yang ketat dan meletakkan koper berisi kostumnya di arap gedung, menuruni gedung tempat dia naik tadi sambil memesan ojek online.
Edward melihat ada ojek dengan plat motor yang dia pesan. Dia melambaikan tangannya dan bergegas mengambil helm yang di berikan nya.
"Aduh telat ini mah.." Gumamnya panik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Petualang 2
FanfictionCerita ini mengandung hubungan sesama jenis, bagi yang tidak nyaman tidak di sarankan untuk melanjutkan. Kelanjutan dari petualangan Kakek Hasbi dan para cucunya.