{20} MELATIH KESABARAN

2.8K 645 22
                                    

Jam menunjukkan pukul 10 malam, Velin yang duduk di salah satu bangku tengah mencoba mengerjakan soal yang diberikan padanya.

Saat dia tengah mengerjakan soal itu tiba-tiba saja kepalanya berdenyut sakit. Velin meringis merasakan sakit di kepalanya.

"Shhhhh"

"Kita akhiri pertemuannya sampai disini, jika masih ada pertanyaan kalian bisa tanyakan pribadi pada saya" ucap wanita yang mengajarkan les di depan.

Beberapa orang yang ada di dalam ruangan itu mulai mengemasi barang mereka. Velin juga mengemasi barang-barangnya, untung saja sakit kepalanya hanya sebentar.

Velin berdiri, dia segera keluar dari kelas. Saat Velin sudah keluar dari gedung dia terkejut melihat Candra masih berada di tempat terakhir kali Velin meninggalkan Candra.

"Loh Candra kok masih disini?!"

Candra menoleh, dia mengusap kedua matanya. Ya ampun dia sampai tertidur.

"Nungguin kamu selesai les, gimana udah selesai?" Tanya Candra yang berdiri dan menghampiri Velin.

Velin mengangguk, tidak mungkin Candra menunggunya dari jam 5 sore sampai jam 10 malam kan?

"Ayo kita cari makan dulu, pasti laper kan belum makan? Besok-besok bawa bekel dobel biar ga telat makan malemnya" ucap Candra dan Velin mengangguk.

Velin segera naik keatas motor Candra setelah di memakai helm. Mereka berdua perlahan mulai pergi dari sana. Velin memeluk erat-erat Candra di depannya. Padahal dia baru saja ingin menelfon ayahnya untuk menjemput kesini tapi siapa sangka Candra malah menunggunya sampai selesai.

"Mau makan apa?" Tawar Candra.

"Makan apa aja yang penting sama Candra!" Jawab Velin.

Candra mengangguk, dia sudah menduga Velin akan menjawab hal ini. Biasanya perempuan juga akan menjawab sama seperti Velin. Jadi dia sudah memikirkannya bahkan sebelum tertidur tadi.

.
.

Rasya tengah menaruh barang-barangnya di kamar yang akan dia tempati di dalam rumah Velin. Padahal dia menginginkan kamar kecil saja namun dia malah di beri kamar besar.

Beruntung ayahnya tidak ada dirumah jadi dia bisa mengemasi barangnya tanpa harus menghadapi pria itu dulu. Rasya duduk di atas ranjang, dia melirik jam yang menunjukan pukul 10 malam namun dia belum melihat Velin.

Saat makan malam tadi dia juga tidak melihat Velin, kata ibu Velin gadis itu ikut les sampai jam 10 malam. Rasya benar-benar tidak tau harus memulai dari mana agar bisa memberitahukan pada ibu Velin kalau nilai bukanlah segalanya.

Gadis kecil itu pasti sedang kesulitan, sayang sekali dia satu tahun lebih tua dibanding Velin. Jika tidak maka dia sudah membantu Velin dengan otaknya ini saat ujian agar nilai gadis itu bisa sempurna.

"Rasya.... Rasya turun ke bawah nak"

Rasya langsung berdiri dan berjalan keluar setelah mendengar suara ibu Velin. Dia mungkin akan memberitahukannya secara perlahan, untuk saat ini dia harus merubah pandangan Reynan terlebih dulu.

Di luar rumah tepatnya di depan pagar rumah Velin ada Velin yang sudah turun dari motor Candra dan berterimakasih pada Candra.

"Makasih loh Candra tadi baksonya enak banget! Besok-besok ajak Velin kesitu lagi ya"

Candra mengangguk, beruntung Velin tidak mempermasalahkan mereka akan makan dimana. Velin terlihat senang makan di pinggir jalan tadi, dia bahkan makan dengan lahap baksonya.

"Yaudah aku pulang, sana masuk, mandi terus tidur"

Velin mengangguk, dia berbalik dan masuk kedalam gerbang rumahnya setelah Candra pergi. Velin mengusap bibirnya menghilangkan noda kuah bakso yang mungkin masih tertinggal.

TRIO KWEK-KWEKK {🦆³} S3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang