{24} END

2.7K 590 60
                                    

"Velin kemana ya tumben jam segini belum pulang" Sonia ibu tiri Velin terlihat cemas di meja makan. Di depannya ada Candra kw yang terlihat biasa-biasa saja sedangkan suaminya tengah mencoba menelfon seseorang sembari berdiri dengan cemas di dekat jendela.

"Velin ga ada disitu Ney?" Tanya ayah Velin pada adiknya.

"Engga bang, aku belum liat Velin semenjak pernikahan Abang sama Sonia"

"Yaudah kalo Velin kesitu telfon Abang ya" ucap ayah Velin sebelum mematikan ponselnya.

"Kamu gatau kemana Velin pergi Can?" Tanya Sonia pada anaknya.

"Gatau mih" jawab Candra.

"Ya ampun seharusnya kamu tanya dia kemana, mamih denger kamu sempat ketemu Velin sebelum pergi kan?"

Candra hanya diam, dia memakan makannya dan mengabaikan ucapan sang ibu. Sebentar lagi juga Velin akan muncul, kalau tidak berkeliaran di mall dia pasti ada di kedai ayam goreng.

Tap tap tap

Mereka bertiga menoleh mendengar suara langkah kaki mendekat. Ayah Velin langsung menghampiri Velin yang terlihat berjalan kearah mereka.

"Ya ampun sayang... Kamu habis dari mana jam segini baru pulang? Kamu juga ga bawa ponsel kan? Habis dari mana kamu? Jangan bikin ayah khawatir begini" ucap ayah Velin yang langsung memeluk Velin.

"Em anu... Maafin Velin Ayah, Velin gak bermaksud buat ayah khawatir ko" cicit Velin.

Ayah Velin mengangguk, dia melepaskan pelukannya lalu menatap Velin dari atas sampai bawah sebelum dia melirik kebelakang tubuh sang anak dan mendapati seorang pria tengah berdiri di belakang anaknya.

"Ah kenalin dia Candra" ucap Velin yang melihat tatapan semua orang kini menatap kearah Candra.

"Candra?" Tanya Sonia dengan wajah terkejut.

"Sebenernya...." Velin mulai menceritakan kisah khayalan yang baru saja diciptakan oleh Hani yang menjadi seorang penulis skenario dadakan.

"Jadi waktu Velin sekolah SD, Velin ketemu sama seseorang yang bantuin Velin waktu Velin di ejek sama temen-temen. Waktu itu Velin ga sengaja ketemu sama Candra, dan Velin cuma tau nama dia Candra..." Ucap Velin setelah dia duduk di kursi dan menatap ayah serta Sonia.

"Dan Candra tiba-tiba harus pindah sekolah karena ibunya sakit. Waktu itu Velin pikir kita bakal ketemu lagi, jadi Velin selalu tulis nama Candra di buku diary Velin biar Velin ga lupa sama orang yang bantuin Velin pertama kali waktu SD" lanjut Velin.

"Terus waktu SMA, Velin ga sengaja ketemu Candra Yang sekarang jadi abangnya Velin... Awalnya Velin kira mereka berdua sama jadi Velin deketin Candra sampe Velin tau kalo ternyata ayah mau menikah sama mamahnya Candra "

Ayah Velin menatap sendu putrinya yang kini menunduk. Sedangkan Sonia hanya bisa diam dan menganggukkan kepalanya.

"Tapi untungnya Velin bisa ketemu lagi sama Candra, Candra yang udah bantuin Velin kecil. M-makanya Velin pulang agak telat soalnya kita berdua beneran ga nyangka bisa ketemu lagi" cicit Velin.

"Ternyata Candra juga lagi nyariin Velin selama ini, jadi bukannya ini yang dinamakan jodoh?" Tanya Velin sembari menatap sang ayah dengan wajah polosnya.

Ayah Velin mengerjapkan kedua matanya, bagaimanapun cerita yang Velin katakan masuk akal tapi putrinya ini masih sangat polos untuk mengenal cinta.

"Kamu beneran yakin kalo dia itu Candra yang nolongin Velin pas kecil?" Tanya sang ayah.

Velin mengangguk dengan semangat, dia kemudian menginjak kaki Candra memberikan kode agar pria itu angkat bicara.

"Iya om, sebenernya saya juga nyariin Velin dari dulu berharap kita bisa ketemu lagi. Setelah lulus SMP mamah saya meninggal dan saya pulang ke kampung halaman. Awalnya saya kira bisa cari Velin setelah masuk SMA dan balik ke kota ini namun nyatanya engga. Jadi saya baru pulang ke kota ini setelah selesai lulus SMA" jelas Candra.

TRIO KWEK-KWEKK {🦆³} S3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang