{25} TERBAKAR SINAR MATAHARI

1.6K 391 12
                                    

Hani terlihat tengah mengeringkan rambutnya yang basah di meja rias. Hani kemudian menatap kaca dan meneliti dirinya sendiri.

"Emang gue itu makhluk paling seksi didunia" gumam Hani melihat porporsi tubuhnya yang sangat ideal. Jangan lupakan wajahnya yang sangat cantik itu.

"Oh ya lotion anti sinar matahari gue mana ya perasaan gue taruh disini semalem"

Hani menatap ke meja rias mencari botol lotion yang menjadi senjata utamanya bisa tampil bak bidadari dibawah sinar matahari tanpa takut terbakar. Kembali ke kenyataan dia kan vampir yang sensitif terhadap sinar matahari.

Hani mengerutkan keningnya ketika tidak melihat botol lotion berlambar huruf W berwarna oranye dan ada nama PT qiiiaaaa mencari cinta sejati disana.

"Ini"

Hani berbalik menatap Ahem yang datang sembari membawa botol lotion. Melihat jam sudah menunjukkan pukul 7 pagi Hani dengan cepat menyambar botol tersebut dan memakai lotionnya.

"Lo udah siap? Lo bisa turun duluan gue masih mau makeup sebentar" ucap Hani pada Ahem.

Ahem mengangguk, dia kemudian berjalan keluar sembari membawa tasnya. Ahem menuruni tangga menuju lantai bawah lalu melihat ada Keivan dan Velin yang nampak melamun di sebelah pria itu.

"Arlan mana?" Tanya Ahem pada Keivan.

"Udah berangkat" jawab Keivan.

Ahem lalu beralih menatap Velin yang nampak cemas. Dia kembali menatap Keivan dan menaikkan sebelah alisnya. Keivan menggeleng, dia juga tidak tau kenapa Velin tiba-tiba menjadi gelisah seperti ini.

"Ayo berangkat! Udah telat kayaknya kita"

Hani muncul dari tangga dan berlari kearah mereka. Saat melihat tidak ada Rasya disana Hani segera menarik tangan Velin menuju mobil namun Velin menghentikan langkah Hani.

"Hani udah make lotion anti sinar mataharinya kan?" Tanya Velin.

Hani menatap Velin lalu mengangguk, sedangkan Keivan dan Ahem sudah terlebih dulu masuk kedalam mobil.

"Kenapa Lo Cil?" Tanya Hani pada Velin.

"Hani pake lagi ya Velin bawa lot-"

"Gue udah make kali Cil masa make lagi, udah ayo keburu telat lagian cuaca mendung begini. Udah ayo" Hani memotong ucapan Velin dan mendorong gadis itu masuk kedalam mobil.

Velin menghela nafas, dia melirik Hani yang kini mengoleskan lisptik dengan wajah gelisah. Semoga saja mimpinya pagi tadi hanya mimpi biasa.

KRINGGGGGGGG

Velin berdiri menatap pantulan dirinya sendiri di depan cermin dimana Rasya tengah menguncir rambutnya keatas.

"Buset udah ga muat aja seragam olahraga gue"

Hani keluar dari kamar ganti sembari menarik-narik ujung seragam olahraganya sendiri. Rasya melirik Hani sejenak sebelum memasangkan jepit rambut pada Velin.

"Makanya bagi-bagi dong kesemokan Hani jangan dimakan sendiri" sindir Velin pada Hani.

"Lo mau juga Vel? Sini gue kasih nih gue kasih..." Hani mencomot dadanya sendiri lalu membuat gerakan melempar pada Velin yang mendelik tak terima.

"Tapi pantes aja si banyak yang naksir sama gue, dada aja montok banget begini, badan mirip gitar spanyol, muka asli udah cantik dari lahir gaperlu operasi tanam benang lagi" cerocos Hani sembari melakukan gaya bak model.

"Tinggal nyari sugar Daddy aja" tambah Hani.

"Terus Javier mau dikemanain?" Tanya Velin.

"Gue sama dia ga ada hubungan apa-apa Cil" jawab Hani dengan santai.

TRIO KWEK-KWEKK {🦆³} S3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang