{22} EH KETAUAN

2.1K 542 8
                                    

Hani menghela nafas berulang kali dengan wajah lesu. Ice cream di tangannya bahkan sampai cair, di sebelahnya Daniel menatap Hani dan menarik tangan Hani agar lelehan ice creamnya tidak mengotori baju yang Hani pakai.

"Eh, sorry gue lagi ga bisa fokus..." Hani langsung menatap Daniel yang tengah mengusap tangannya.

"Lagi mikirin apa?" Tanya Daniel pada Hani.

"Hm... Gue lagi mikirin bocil, gue kangen sama dia. Gue gatau lagi ngapain dia sekarang. Baru juga seminggu gue ditinggal udah mirip hatci begini... Kasian bocil gue pasti kesepian juga disana" lirih Hani.

Hani menunduk dan mengusap wajahnya sendiri. Heh apa ektingnya sudah terlihat bagus? Yaa walaupun dia juga benar-benar merindukan bocilnya itu.

"Lo kan bisa telfonnya sama Velin.."

"Beda, berasa tetep jauh aja lagian zona waktu kita berdua juga beda. Gue baru bangun tidur Velin lagi mandi. Gue lagi istirahat kerja Velin lagi kelas, gue mau tidur Velin udah ngorok duluan" jawab Hani dengan cepat.

Daniel tersenyum, dia menyelipkan anak rambut Hani ke belakang telinga dan berkata "Lagian kenapa Velin tiba-tiba mau ke luar negri?" Tanya Daniel.

Hani mengepalkan tangannya namun dia segera menggeleng dan bersender pada dada bidang Daniel. Hani memutar bola matanya dengan malas sebelum kembali merubah raut wajahnya.

"Gue gatau dia katanya mau jadi koki, padahal dia bisa sewa ribuan koki kalo dia bilang ke keluarganya" ucap Hani.

"Velin juga bakal sedih liat Lo begini. Mending Lo bilang mau kemana lagi mumpung masih sore" kata Daniel, dia mengusap kepala Hani dan membenarkan pakaian Hani agar tidak terbuka terkena angin.

"Gatau, gue lagi badmood" jawab Hani, dia memeluk Daniel dan menghela nafas berulang kali.

"Abang"

Di sela-sela keromantisan mereka tiba-tiba ada Yive yang muncul. Hani langsung duduk dengan benar, dia menatap Yive dengan wajah sebal lalu menatap Daniel.

Yive terlihat menatap Hani sekilas, dia agak terkejut mendapati kakaknya tengah berduaan dengan teman Velin segera mendekat. Dia mendekat dan sengaja mendorong Hani menjauh dari kakak ya membuat gadis itu terjatuh dari atas bangku taman.

GABRUKKK

"Anjing" Hani meringis merasakan bokongnya yang sakit, jangan-jangan tulang ekornya patah!!

"Abang kenapa masih deket sama dia si?" Tanya Yive.

Daniel tidak menjawab dan dia memilih untuk membantu Hani berdiri. Setelah membantu Hani berdiri Daniel berbalik menatap Yive dengan tatapan tajam. Yive yang melihat tatapan sang kakak langsung menunduk, dia bergetar ketakutan melihat tatapan kakaknya saat ini.

"Lo ada masalah apa si sama gue?" Tanya Hani pada Yive.

Daniel menormalkan kembali ekspresinya dan menatap Hani. Hani sedikit terkejut, jangan-jangan anggapannya selama ini benar kalau Daniel memiliki banyak kepribadian. Dilihat dari caranya bisa mengontrol raut wajah dan mood yang sering berubah.

"Perasaan gue ga ada urusan sama sekali sama Lo ya" ucap Hani lagi.

"Kamu kan sengaja buat aku jadi tontonan teman-teman aku kan! Pasti kamu yang rencananya itu semua" ucap Yive.

"Heh enak aja gausah asal nuduh kalo ga ada bukti ya, apa buktinya? Mana ? Bukti kalo gue yang rencananya itu semua?" Tantang Hani.

Yive mengepalkan tangannya dan menatap nyalang kearah Hani, tidak mungkin itu semua terjadi hanya semata-mata karena kebetulan belaka. Dia kemudian maju kedepan dan mengangkat tangannya.

TRIO KWEK-KWEKK {🦆³} S3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang