{22} BOCIL BERAKSI

2.2K 600 35
                                    

Velin mendekati kakaknya yang sedang duduk di sofa. Mereka tengah berada di rumah sang kakek, di luar ada banyak sanak saudara yang sedang membakar sapi maksudnya daging sapi...

"Abangg" panggil Velin.

Clay langsung menoleh, dia segera tersenyum dan Velin duduk di pangkuan pria itu.

"Kenapa ngantuk ya?" Tanya Clay pada Velin.

Velin menggeleng, dia memeluk leher Clay dan menatap kedepan dimana ada ibunya yang mengangkat pisau besar tengah tertawa sebelum memotong daging sapi. Ish ish ish.... Mirip psikopat saja.

"Velin pengin ikut bakar sapinya tapi ga boleh" ucap Velin.

Dia bahkan tidak boleh mendekat dan harus menjaga jarak minimal 3 meter dari tempat pembakaran. Tentu agar Velin tidak terpapar radiasi dari api pembakar serta asap yang bisa menyesakkan dada.

"Kalo kamu sesek nafas gimana? Udah gapapa sama Abang aja disini ya" tanya Clay yang melihat Velin sudah memajukan bibirnya dengan wajah di tekuk.

"Velin bosen liat kartun Mulu, kenapa si saudaranya Velin cowok semua" keluh Velin, di menatap sang kakak dan mencebikkan bibirnya sendiri.

Clay lagi-lagi tersenyum, dia juga tidak tau. Jika di gabung keluarga besarnya ini bisa mendirikan dua club sepak bola karena saking banyaknya anak lelaki yang ada. Dan hanya Velin yang merupakan cucu perempuan satu-satunya sang kakek.

Keluarga ayahnya tidak memiliki anak perempuan sama sekali. Dan diantara 10 saudara lainnya dari sang ayah hanya ayah Clay yang melahirkan anak perempuan yaitu Velin maka tidak heran jika Velin menjadi cucu kesayangan dan nomor satu. Bahkan sampai wajahnya dibuat menjadi maskot keluarga besar dan profil grup WhatsApp.

Velin meletakkan dagunya dia pundak sang kakak. Dia tengah mengumpulkan niat untuk memulai pertanyaan yang menyangkut harga diri dan keberlangsungan hidup mereka di cerita kali ini.

"Abang, kalo Abang disuruh milih antara kakak Yive atau kakak Lulu Abang milih yang mana?" Tanya Velin.

Clay yang sibuk bermain dengan rambut Velin sontak menunduk dan menatap Velin. Velin juga menatap Clay dengan wajah polos seolah-olah itu hanya pertanyaan random saja.

"Kenapa nanya kaya gitu?" Tanya Clay.

"Hisss cepetan jawab kalo Abang disuruh milih antara kakak Yive atau Kakak Lulu Abang bakal milih yang mana?" Tanya Velin lagi.

"Kalo ga jawab Velin gamau ngomong lagi sama Abang!!" Ancam Velin, Clay nampak gelagapan dan langsung menarik kembali Velin yang akan pergi dari pangkuannya.

"Jangan dong, mana bisa Abang di cuekin sama adek Abang sendiri"

"Yaudah cepet pilih siapa diantara kakak Yive atau Kakak Lulu!!"

Velin masih bersikeras memojokkan Clay agar memilih diantara dua gadis itu. Clay menghela nafas, melihat wajah Velin yang akan marah dia akhirnya membuka suara.

"Yive" jawab Clay.

Velin mengerutkan keningnya, dia menatap kakaknya yang menunduk dan tersenyum tipis.

"Tapikan kakak Yive udah punya pacar tuh" kata Velin lagi dan Clay menghela nafas.

"Ya gapapa, katanya tadi disuruh milih yaudah Abang milih. Gausah merambah kemana-mana pertanyaannya"

Velin kembali memeluk leher Clay dan memajukan bibirnya. Dia mengigit bibirnya sendiri dengan kedua mata menyipit. Kalau begini mari luncurkan tembakan terakhir.

"Terus kalo abang disuruh milih lagi Abang mau pilih mana kakak Yive atau Velin?" Tanya Velin.

"Pastinya Velin lah, adeknya Abang yang lucu ini..." Jawab Clay sembari menoel-noel pipi Velin yang gembul.

TRIO KWEK-KWEKK {🦆³} S3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang