{24} VELIN SADAR

1.4K 384 9
                                    

Velin kini duduk di meja makan bersama dengan Candra dan dua orang asing yang tengah menyantap makanannya.

"Kenapa ga dimakan Velin sayang? Masakan mamih ga enak ya?" Tanya sesosok wanita di sebelah kanan Velin.

"E-engga kok, masakannya enak" jawab Velin dengan cepat. Dia buru-buru mengambil satu suapan dan memasukannya ke dalam mulut.

Terlihat raut wajah wanita tadi berubah masam, dan Candra yang ada di depan mengepalkan kedua tangannya mendengar jawaban Velin dan melihat ekspresi sang ibu.

"Velin sayang nanti ayah pulang dari kantor mau dibawain apa?" Tawar sesosok pria yang duduk di ujung meja.

"Hm?" Velin menoleh, pria itu ayahnya?

"Bilang aja nanti ayah bawain"

"Engga usah repot-repot" jawab Velin setelah melihat tatapan Candra yang ditujukkan padanya.

"Candra kamu jangan liatin Velin kaya gitu, dia adek kamu sekarang" ucap wanita tadi yang langsung mengerti kenapa Velin tiba-tiba menunduk.

"Ck, iya mih" jawab Candra.

Pria yang tadinya duduk sekarang berdiri dan menghampiri Velin.

"Velin ikut ayah sebentar ayo" ajaknya dengan nada lembut, dia membelai surai Velin dan tersenyum saat Velin menganggukkan kepalanya.

"Kamu belum bisa anggep Candra kakak kamu ya sayang?" Tanya ayah Velin yang kini duduk diatas kasur sang anak sedangkan Velin tengah rebahan disebelahnya.

Sang ayah menoleh, dia menatap lekat-lekat Velin yang hanya diam memandangi langit-langit kamar. Sepertinya anak gadisnya ini masih marah karena pernikahan mendadak ia dan Sonia.

"Velin kan pernah bilang kalo Velin pengin punya ibu, jadi ayah berusaha cari ibu yang baik untuk Velin. Supaya Velin ga dibilang aneh-aneh di sekolah" ucap sang ayah, dia membelai surai Velin dan menatap Velin yang kini tengah memandanginya.

"Karena ayah cuma berfikir harus cari ibu yang baik buat Velin ayah sampe lupa kalo Velin juga berhak pilih ibu yang baik juga buat Velin" lanjut sang ayah.

"Maafin ayah ya sayang, ayah yang salah karena langsung bawa mamih dan kenalin dia sebelum hari pernikahan"

Velin hanya diam, dia tengah kebingungan dengan drama apa yang ada di depannya. Bukankah dia kemarin menjadi bebek yatim piatu yang diurus keluarga super kaya? Kenapa sekarang dia malah memiliki ayah dan ibu tiri begini?! Lalu Candra? Dia ternyata kakak tirinya?! Wah.. sungguh sulit di percaya.

"Ayah gatau kalo putri ayah yang cantik ini juga sudah dewasa dan dia suka sama seseorang" ayah Velin tersenyum kemudian dia menatap keluar jendela. Sayangnya pria yang disukai sang anak tak lain adalah putra dari istrinya saat ini.

"Maafin ayah ya" gumam ayah Velin tanpa menatap sang anak.

Velin dan Candra memang pernah satu sekolah dulu, saat Velin baru menginjak sekolah menengah atas Candra duduk di bangku akhir sekolah tersebut. Velin sering menuliskan perasaannya ke sebuah diary yang selalu ia baca. Dan saat dia menemukan Velin tengah menyukai seseorang dia pikir orang itu bukanlah Candra. Namun dihari pernikahannya dengan Sonia ayah Velin kembali membaca buku diary yang tengah di peluk Velin dengan kedua mata yang bengkak. Dan dia baru saja mengetahui kalau pria yang disukai sang anak adalah Candra yang kini menjadi anak tirinya.

Ayah Velin tersentak ketika mendapatkan pelukan dari Velin. Dia menoleh dan melihat Velin sudah mencebikkan bibirnya.

"Ayah ga salah ko, yang salah disini Velin. Jadi ayah jangan salahin diri ayah sendiri ya" ucap Velin, dia memeluk erat leher sang ayah sembari menangkap satu persatu memori yang berjejer rapih tengah masuk kedalam otak mungilnya.

TRIO KWEK-KWEKK {🦆³} S3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang