{25} WAHH 🔞

2.2K 327 14
                                    

Sudah tiga hari semenjak kepulangan Velin, mereka mulai kembali menjalani hari-hari seperti biasa. Dan mereka mulai bersekolah kecuali Rasya dan Luke. Karena perut Rasya semakin membesar dari hari ke hari tidak mungkin dia bisa bersekolah. Sedangkan Luke juga perlu menjaga Rasya 1x24 jam sekaligus menjadi bahan eksperimen Rasya.

Semenjak Rasya hamil dia memang lebih suka membeli barang-barang keperluan wanita seperti makeup, perawatan wajah, gaun cantik dan sepatu berhak tinggi. Karena dia tidak bisa memakai itu semua jadilah suami tercintanya yang mengantikan dia untuk memakai semua barang-barang itu.

Sekarang di kantin Javier tengah duduk bersama Hani, mereka sudah mengumumkan tentang hubungan mereka. Entah di sosial media maupun di majalah dinding sekolah. Javier suka sekali memamerkan Hani seperti mengambil foto Hani secara diam-diam dan menguploadnya di sosial media.

Cekrek

Hani menoleh, dia menyerngit melihat Javier yang tersenyum puas tengah memandangi ponselnya. Dia sudah terbiasa dengan hobi baru Javier itu. Walaupun Hani agak takut wajahnya jelek saat di foto namun kenyataannya dia tetap cantik saat Javier memamerkan hasil foto padanya.

"Btw mereka benar-benar lupa sama kita ya"

Javier menoleh menatap Hani lalu melihat kedepan kearah pandangan Hani. Di depan ada Ahem, Arlan dan Elfana yang duduk. Ahem nampak menatap Elfana dengan wajah serius sedangkan Arlan hanya diam memakan camilan.

"Dia ga lirik gue sama sekali" lanjut Hani.

"Lo kecewa?" Tanya Javier pada Hani.

"Lumayan" jawab Hani, Javier menyerngit.

"Napa Lo ga terima?" Tanya Hani yang melihat raut wajah Javier.

"Engga, kenapa? Ga boleh? Lo kan sekarang kekasih gue" jawab Javier.

"Jadi Lo cemburu?" Tanya Hani lagi dan Javier hanya diam sembari menatap Hani sebelum dia mengalihkan pandangannya kearah lain.

"Kalian mirip anak SMP yang baru pacaran aja"

Hani menoleh kearah Velin yang tengah memakan kentang goreng sembari menatapnya dan Javier.

"Biasa Cil, dia kan masih dalam masa pubertas. Beda sama gue yang udah sepuh, ya beginilah kalo pacaran sama anak kecil" kata Hani, dia menghembuskan nafas lalu melirik Javier.

"Yakin Lo bilang gue anak kecil?"

"Yakin lah, kalo di hitung secara rill gue udah nenek-nenek kali" jawab Hani sembari mengunyah camilan yang tak berasa sama sekali di lidahnya.

"Oke nanti malem kita buktiin lagi, awas kalo gue liat muka Lo kewalahan sama bocil satu ini" Javier tersenyum lebar dan Hani segera menendang kursi yang di duduki pria itu.

"Macem-macem gue iket Lo Jav di balkon kamar cuma pake sempak" ancam Hani.

Javier hanya tersenyum miring, bagaimanapun Hani tidak akan berdaya jika sudah berada dibawah tubuhnya. Mulutnya saja yang besar tapi kenyataannya dia tumbang juga dihadapan juniornya.

Elfana beberapa kali melirik kearah Hani duduk. Dia telah gagal karena mereka sudah mengakhiri kontrak darah. Tatapan Elfana lalu jatuh pada Velin yang tertawa, Elfana lalu tersenyum tipis. Dia punya ide kali ini.

Keivan terlihat duduk di kelas tengah mengerjakan tugas yang belum dia sempat kerjakan. Ini juga alasannya kenapa dia tidak terlihat sejak pagi, Keivan hanya akan datang ketika jam makan siang Velin dan memberikan darahnya saja.

"Keivan..."

Keivan mendongak menatap Elfana, dia melihat gadis itu berjalan masuk kedalam kelas lalu menghampirinya. Wajah Elfana nampak sedih, dia kemudian duduk di depan Keivan.

TRIO KWEK-KWEKK {🦆³} S3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang