{20} PELIN...

2.4K 612 6
                                    

Rasya kini duduk di bangku taman, dia bahkan membolos pelajaran karena setelah dia membaca lembar pertama novel yang Luke berikan. Novel ini membuat pikirannya benar-benar kalut.

Rasya menutup buku novel tersebut setelah dia berhasil menyelesaikan ceritanya. Rasya segera berdiri dan berlari pergi dari sana.

Kenyataan bahwa Velin menderita tumor otak. Dia menjadi antagonis bukan tanpa alasan, Velin hanya menginginkan kebahagiaan bersama keluarga di masa-masa terakhir dia bisa menikmatinya.

Setelah Velin lulus, dia tidak bisa masuk ke perguruan tinggi negri. Disamping dia harus menjalani pengobatan secara diam-diam dia tidak bisa fokus dengan ujian masuk perguruan tinggi membuat dia gagal dan kegagalannya ini membuat Velin harus mengangkat kaki dari rumah itu.

Velin bersama Candra kekasihnya tinggal berdua, bahkan Candra juga tidak mengetahui penyakit Velin. Gadis itu benar-benar sangat pintar menyembunyikan fakta tentang penyakitnya. Hingga pada akhirnya dia meninggal, tanpa ada satupun keluarganya yang datang di acara pemakamannya. Hanya ada keluarga Candra yang datang, dan kematian gadis itu bertepatan dengan pesta pernikahan mewah yang digelar oleh keluarganya sendiri. Pernikahan antara Reynan dan Rasya yang menjadi akhir dari cerita di season pertama.

Tap

Rasya berhenti di depan kelas Velin, dia bisa mendengar suara guru yang sedang mengajar di dalam kelas. Rasya memejamkan matanya sejenak mengatur kembali nafasnya sebelum dia mendorong gagang pintu di hadapannya.

"Jadi letak geografis suatu negara bis-..." Guru yang mengajar terdiam melihat seseorang yang masuk kedalam kelasnya di tengah-tengah ia sedang mengajar.

"Loh Rasya ada keperluan apa kamu kemari?" Tanya guru tersebut setelah melihat Rasya yang muncul dari balik pintu.

Rasya langsung mencari keberadaan Velin dan menemukan Velin tengah duduk dengan wajah pucat di pojok ruang kelas.

"Rasya ngapain?" Tanya Velin tanpa suara.

Rasya mulai melangkah kearah Velin, dia mengabaikan pertanyaan guru dan tatapan murid di kelas Velin. Sampai dia akhirnya berdiri di hadapan Velin.

"Kenapa Lo ga bilang ke gue Vel?" Tanya Rasya dengan wajah memerah bersiap menangis.

"Loh bilang apa? Rasya habis tidur terus mimpiin Velin ya?" Tanya Velin yang kebingungan.

"Tentang penyakit Lo" ucap Rasya.

Velin langsung berdiri, dia terkejut mendengar ucapan Rasya. Dia mengetahuinya? Dari mana? Melihat tatapan teman-temannya dan guru di depan akhirnya Velin berdehem dan memegang tangan Rasya.

"Anu ibu Velin ijin keluar dulu ya ada urusan sebentar sama Rasya" ucap Velin dan ia langsung membawa Rasya keluar dari kelas dengan perasaan campur aduk. Ya ampun bahkan jantungnya berdetak sangat kencang... Ini seperti ia tengah ketahuan mencuri permen milik Rasya saja.
.
.

"Candra udah tau?" Tanya Rasya, kini keduanya duduk di taman sekolah yang sepi. Rasya menatap Velin yang sedari tadi menunduk, saat gadis itu menggeleng Rasya mengusap wajahnya sendiri dengan kasar.

"Velin gamau bikin kalian khawatir" cicit Velin.

"Lagian, Velin kan udah di takdirin buat meninggal" lanjut Velin, dia melirik Rasya dan kembali menunduk setelah tatapan mereka bertemu.

"Maafin gue ya Vel" ucap Rasya.

"Loh ko Rasya minta maaf? Rasya ga salah apa-apa ko" jawab Velin namun Rasya menggeleng.

Keduanya saling bertatapan sampai Rasya meneteskan air matanya dan Velin langsung mencebikkan bibirnya.

"Kok Rasya malah nangis si..."

"Seharusnya gue curiga kenapa Lo ga muncul di akhir cerita. Dan Lo tau ada season kedua dari novel yang kita masuki kali ini" jelas Rasya.

"Season kedua?" Tanya Velin dan Rasya mengangguk.

"Di season kedua itu, mamah Lo, Reynan dan semua orang.... Mereka nyesel Vel, karena mereka gatau tentang penyakit Lo saat ini. Apalagi ayah Lo yang langsung nyalahin dirinya sendiri karena dia gagal jadi ayah yang baik buat putrinya"

Velin kembali menunduk, dia meremas tangannya sendiri. Ayahnya... Dia benar-benar menjadi ayah yang baik untuk Velin, Velin merasakan kehangatan yang belum pernah dia dapatkan sebelumnya.

"Kalo mereka tau lebih awal mungkin mereka ga bakal nyalahin diri mereka sendiri" kata Rasya.

Velin menggeleng, dia kembali menatap Rasya. Velin kembali menggeleng, jangan beritahu mereka.

"Rasya kan tau kalo Abang Reynan benci sama Velin karena Velin udah ngerebut kasih sayang semua orang yang harusnya ke Abang malah ke Velin semua. Kalo Velin bilang nanti Abang semakin benci sama Velin, jangan kasih tau mereka ya Rasya. Velin gapapa ko" cerocos Velin.

Rasya menatap Velin dia perlahan menatap kedepan dimana dia bisa melihat Reynan berdiri tak jauh dari mereka.

"Velin udah pergi ke dokter, katanya gapapa. Tumor di otak Velin masih kecil mirip Velin belum jadi besar" kata Velin lagi.

Velin menyerngit melihat tatapan Rasya yang terus menatap ke arah belakang dari tubuhnya. Perlahan Velin berbalik, dan saat dia sudah berbalik Velin terkejut melihat Reynan berdiri di depannya. Apa pria ini mendengarkan semua perkataannya tadi?

"A-abang?"

Tes

Velin langsung memegangi hidungnya, kenapa dia harus mimisan di saat-saat seperti ini?! Malah menjadikan suasana bertambah horor begini!!!

"Vel....Velin!" Panggil Rasya.

Velin menoleh dengan wajah yang sudah pucat dan pandangan yang mulai memburam dia berusaha untuk menjawab panggilan Rasya namun semuanya terlambat ketika kegelapan mulai merenggut pandangan Velin.

"Velin!!"

Reynan langsung menangkap tubuh velin yang terhuyung ke samping, Rasya juga segera mendekat dan menepuk pipi Velin.

"Rey bawa Velin ke rumah sakit ayo" ajak Rasya dengan wajah panik.

Reynan langsung mengangkat tubuh Velin, dia mengangguk dan pergi dari sana. Rasya sendiri menatap darah Velin di tangannya.

"Lo takut Ras? Padahal Lo udah pegang banyak darah dari Velin sebelumnya"

Rasya berbalik, di hadapannya kini berdiri Daniel dengan senyuman miring dan tatapan meremehkan.

"Gue ga pernah bunuh mereka" ucap Rasya.

Daniel tertawa, dia mendekat dan menunduk mendekatkan wajahnya pada Rasya.

"Lo bunuh mereka Rasya, Lo bunuh mereka bertiga, Karana kecemburuan Lo. Semua orang yang ada disekitar Lo perlahan pergi, dan itu semua karena ulah Lo sendiri" bisik Daniel.

Plakkkkk

Daniel memejamkan matanya, ah perih juga rasanya di tampar oleh Rasya. Rasya menatap Daniel dengan mata berkaca-kaca dan wajah memerah menahan amarahnya.

"Lo gausah hasut gue ya, gue pikir Lo itu bukan iblis tapi kebiasaan Lo buat ngehasut orang semakin hari semakin parah" desis Rasya.

"Kita liat bang siapa yang akan menang, gue atau Lo" tambah Rasya sebelum dia berbalik dan pergi dari sana.

"Gue harap di kehidupan selanjutnya gue ga akan berurusan lagi sama dia" gumam Rasya, dia mengusap air matanya sendiri dan berlari menyusul Reynan dan Velin yang sudah jauh di depan.

Reynan berlari menuju parkiran, dan dia bertemu dengan teman-temannya yang sedang keluar dari lapangan.

"Rey mau kemana Lo? Eh itu Velin kenapa?" Tanya salah satu sahabatnya.

"Van bisa nyetir mobil kan Lo?" Tanya Reynan pada salah satu sahabatnya yang berdiri di depan.

"Ayo" ajak Irvan yang langsung berjalan memandu Reynan menuju mobilnya.

Teman-teman Reynan nampak kebingungan, apalagi setelah dia melihat Rasya berlari menyusul ketiganya. Ada apa ini?

TRIO KWEK-KWEKK {🦆³} S3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang