{20} TIDAK SEBAIK YANG HANI KIRA

2.6K 616 14
                                    

Hani mengerjapkan kedua matanya, dia menatap sekeliling. Hani kemudian terdiam dengan sebelah alis terangkat, sebuah pemakaman?

"Ngapain kalian bawa gue kesini?" Tanya Hani, dia menatap Kenzo dan gadis aneh yang membawanya kesini dengan tatapan kebingungan.

"Liat" ucap gadis yang sekarang menunjuk ke depan.

Hani langsung menoleh ke depan, dia terdiam melihat sosok yang ia kenal tengah duduk di kursi roda dengan tangan penuh perban sedang mencoba mendorong kursi rodanya mendekat pada 3 makam di depan.

"Rasya?" Tanya Hani, dia benar-benar Rasya?

Sorot mata dan proporsi tubuhnya berbeda jauh dengan Rasya yang bersamanya menjelajahi beberapa novel. Gadis di depan nampak kurus dan tidak terurus, tatapannya juga kosong menatap ke 3 makam di depannya.

Hani memperhatikan gerak-gerik gadis yang mirip Rasya. Gadis itu meletakan tiga buket bunga dan menunduk mengepalkan tangannya sembari bergumam, dia tengah berdoa?

"Ya ampun, percuma Ras Ras Lo berdoa buat makam kosong kaya gini"

Daniel muncul dari dalam portal dia mendekat dan berdiri di sebelah Rasya. Hani yang melihat Daniel muncul terkejut, dia melirik ke gadis di sebelahnya dan gadis itu tersenyum walaupun dia tengah menghadap ke depan.

"Dia tidak bisa melihat kita bertiga jadi tenang saja, lihat dan pahami semuanya Hani" ucap gadis itu.

"Setelah Lo bunuh mereka Lo nyesel? Bukannya Lo sekarang seneng? Harusnya Lo bahagia Ras, Lo berhasil ngalahin ego Lo sendiri yang mau punya temen" kata Daniel.

Sebelah tangan Daniel terangkat dan mengusap puncak kepala adiknya dengan lembut sebelum dia menjambak rambut itu dan menariknya ke belakang.

"Sekarang Lo akan selalu bersama mereka, kenapa Lo sedih?" Tanya Daniel yang kini mengusap pipi Rasya yang basah.

"Jangan sedih adikku, ini bukan apa-apa..."

Daniel melepaskan tangannya dari rambut sang adik. Dia kemudian berdiri dan menatap tiga nisan di hadapannya.

"Udah gue bilang sampe kapanpun, kebahagiaan yang Lo idam-idamkan itu ga akan bisa Lo rasain. Gue udah bilang Lo itu cuma sampah di dunia ini, Lo itu cuma beban, entah buat gue sendiri, keluarga ataupun sahabat Lo. Jadi berhenti bermimpi Lo bisa punya sahabat"

"Dosa-dosa Lo udah banyak Rasya, gue gamau adek tercinta gue ini semakin berat dengan dosa-dosa"

Daniel mengusap kembali kepala Rasya dengan lembut. Dia berjongkok dan memegang kedua tangan Rasya yang sangat kurus bahkan hanya tersisa tulang dan kulit saja.

"Jangan buang-buang waktu, lebih baik Lo akhiri semuanya sebelum terlambat" bisik Daniel dan dia menyerahkan pisau ke tangan Rasya.

"Abang" lirih Rasya, dia menatap Daniel dengan mata berkaca-kaca.

"Abang bakal sayang sama Rasya kalo Rasya lakuin ini? Abang bilang begitu kan dulu" tanya Rasya.

"Sayangnya Lo bukan cuma ngebunuh sahabat Lo sendiri tapi kekasih gue juga, orang yang gue cintai Ras"

"Abang! Kenapa Abang suka sama temen Rasya sendiri?"

Daniel tersenyum, dia mengenggam tangan Rasya yang memegang pisau dan mengatakan.

"Lo selalu iri ya Rasya" ucap Daniel sebelum dia berdiri dan pergi dari sana.

"Kenapa Hani bisa di sayang sama Abang tapi aku engga? Kenapa? Kenapa Abang benci banget sama Rasya?" Teriak Rasya agak kencang.

"Jawabannya ada di diri Lo sendiri" jawab Daniel.

"Gue ga suka sifat Lo yang selalu iri dengan semua orang yang ada bisa bahagia di dunia ini" lanjut Daniel sebelum dia masuk kedalam portal.

TRIO KWEK-KWEKK {🦆³} S3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang