{21} PARA SAD BOY

2K 563 12
                                    

Kevin menatap bangku kosong di hadapannya. Biasanya Velin akan duduk di sana namun kini gadis itu tidak duduk disana. Sebenarnya Kevin menyarankan agar mereka menghubungi pihak kepolisian namun dia lagi-lagi di tampar kenyataan kalau mereka memanggil pihak kepolisian bagaimana dengan identitas Velin?

"Padahal gue udah beli banyak ikan buat Lo" ucap Kevin.

Rumahnya mendadak kembali sepi karena Velin yang tidak ada dirumah. Biasanya gadis itu akan mengoceh hal-hal yang tidak berguna. Namun sekarang dia tidak mendengarkan suara gadis itu lagi.

Kevin mengangkat piringnya dan berjalan menuju dapur. Dia harus berangkat ke sekolah, nanti setelah pulang dia akan ikut mencari keberadaan Velin bersama Rasya dan yang lainnya. Sebenarnya dia ingin ikut malam tadi namun Rasya menolak dengan alasan dia harus pergi ke sekolah paginya dan takut Kevin akan bangun kesiangan.

Kevin mencuci piringnya lalu berjalan mengambil tas kedalam kamar sebelum dia keluar dari rumah. Jika saja dia tidak membiarkan Velin pergi sendiri hal ini tidak akan terjadi. Walaupun lawannya kali ini adalah pimpinan Gordon yang di dalam game sendiri sangat kuat Kevin tidak akan menyerah untuk mencari Velin. Gadis kecil itu pasti tengah meringkuk ketakutan dan menangis sepanjang malam.

Kevin masuk kedalam lift dan memencet lantai pertama. Dia harus segera menemukan Velin bagaimanapun caranya.

Namun sepertinya dugaan Kevin salah, Velin tidak tengah meringkuk ketakutan dan menangis sepanjang malam. Dia nampak sangat sehat bahkan dia tengah rebahan diatas sofa sembari menjilati kakinya sendiri.

"Jadi kau memutuskan untuk memelihara dia?" Tanya Daniel menatap Velin dengan kalung sihir di leher gadis itu.

Cavier hanya diam dengan tangan kanan yang tengah mengusap kepala Velin. Dia sengaja memakaikan kalung sihir itu dan mengatakan pada Velin kalau dia berusaha menjadi manusia maka dia tidak akan bisa merubah wujudnya jadi kucing lagi. Dan hanya Cavier yang bisa melepaskan kalung itu.

Velin melirik Isabel di depan, gadis itu bahkan tidak menyentuh makanan yang Daniel berikan. Padahal makanannya makanannya tidak beracun dan cukup enak karena Velin juga memakannya tadi. Velin juga melihat tatapan Isabel yang menatapnya sekarang, apa gadis itu sekarang akan membenci Velin secara terang-terangan?

.
.
.
.
.

Di apartemen Hani terlihat gadis itu tengah tertidur dengan nyenyak, dia baru saja sampai dan mandi untuk merilekskan kembali tubuhnya.

Tingtong

Hani menyerngit mendengar bunyi bel apartemennya yang berbunyi. Perasaan dia tidak memesan online sesuatu tapi kenapa belnya berbunyi di pagi-pagi begini.

Padahal matahari sudah naik sampai keatas gedung, cuma Hani tidak membuka jendela dan korden apartemennya sehingga ruangannya gelap.

Ting tong!!!

"Anying gue geprek palanya sama wajan baru tau rasa Lo, gangguin dedemit lagi tidur aja habis dinas malem" desis Hani yang turun dan berjalan keluar dari kamarnya.

Hani menatap kesal pintu apartemennya lalu dia mendekat dan mulai memutar knop pintunya tersebut.

"Siapa si yang berani dat-"

Ucapan Hani berhenti, dia melihat Erlan berdiri di depannya dengan pakaian jas seperti biasa. Saat tatapan keduanya bertemu Hani berdecak lalu hendak kembali menutup pintu namun pria itu menahannya.

"Han dengerin dulu" kata Erlan.

"Dengerin apa? Gue udah ga ada urusan sama Lo ya" desis Hani yang mencoba mendorong pintunya.

TRIO KWEK-KWEKK {🦆³} S3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang