"Kamu marah sama aku? Aku kan udah minta maaf lagian aku engga sengaja"
Di sebuah bangku taman rumah sakit ada Yive dan Clay yang tengah berseteru. Yive memang sudah meminta maaf tadi bahkan dia membawa buket bunga untuk Velin tapi kekacauan mulai terjadi saat Yive tiba-tiba marah dan keluar dari rumah sakit.
Yive melirik Clay yang masih duduk di bangku taman. Dia berdecak, jika dia terlihat lebih marah lagi pasti pria ini akan memaafkannya kan?
"Kamu juga engga nanyain soal kondisi aku kan? Aku juga jatuh tadi siang"
Clay menoleh, dia menatap Yive dengan wajah yang membuat Yive tersenyum senang di dalam hati.
"Kamu selalu aja liat Velin, aku tau dia adek kamu yang kamu sayangi tapi aku juga sahabat kamu dari kecil. Lagian Velin juga besar, dia harusnya lebih dewasa. Clay... Keluarga kamu sama kamu terlalu overprotektif sama Velin. Liat kan sekarang Velin jadi gadis lemah, padahal dia udah 18 tahun" ucap Yive.
"Tapi sifatnya masih kekanak-kanakan " tambah Yive yang membuat Clay langsung berdiri.
"Lo ngomong apa tadi?" Tanya Clay, dia benar-benar tidak habis pikir bisa-bisanya Yive berkata seperti itu pada adiknya.
"Velin kekanak-kanakan, dia udah besar loh Clay, jangan anggep Velin anak kecil lagi. Itu cuma luka gores, cuma kegores sedikit sampe harus dibawa ke rumah sakit. Gausah terlalu memperbesarkan masalah.." ucap Yive sembari mengusap tangannya yang agak kotor.
"YIVE!" Bentak Clay.
Yive tergelonjak kaget mendengar bentakan dari Clay. Dia kembali menatap Clay dan terdiam melihat pria itu tengah menatapnya dengan tatapan tajam. Bahkan urat di lehernya nampak terlihat sekarang.
"Kamu barusan bentak aku Clay?" Tanya Yive.
"Lo boleh hina gue, tapi jangan adek gue. Velin masih kecil!" Jawab Clay.
"Masih kecil? Masih kecil kamu bilang? Dia udah 18 tahun Clay! Sampe kapan kamu bakal anggep dia anak kecil terus? Dia udah dewasa, karena didikan orang tua kamu Velin jadi anak manja begini. Dia bisa jadi batu sandungan di kehidupan kamu! Kamu ga paham apa yang aku bilang?" Cerocos Yive yang emosinya juga semakin memuncak.
"Hm... Gue suka keributan" Hani mengunyah popcorn di sebelah Rasya dan Candra, mereka tengah menyamar menjadi semak-semak untuk melihat moment antara Yive dan Clay.
"Gue berani taruhan si Clay bakal tetep bela Velin, kalo gue salah bisa lah ambil koleksi Poto card roti sobek di lemari gue sama cangcut limited edition motif jaring laba-laba" ucap Hani yang melihat keduanya semakin memanas.
"Kamu juga udah dewasa kan Clay? Ah aku jadi tau kenapa kamu engga pernah dapet pacar sejak SMA. Itu semua karena Velin, adek kamu sendiri" lanjut Yive.
Candra yang menyedot es teh plastik di sebelah Hani menatap kearah Velin. Dia melihat Velin tengah berdiri tak jauh dari Clay dan Yive. Gadis kecilnya itu menatap keduanya tanpa berkedip.
"Ayo nangis nangis" gumam Velin yang sudah merasakan perih di kedua matanya.
Tes
"Huhu perih banget" lanjut Velin yang segera menunduk dan mengerjapkan kedua matanya.
Kembali ke Yive yang menatap Clay di depannya. Dia yakin semarah apapun Clay padanya dia tidak akan sampai menunjukkan kemarahannya karena Clay mencintainya. Pria ini ditakdirkan untuk bersamanya, dia yang sudah mengetahui hal ini dengan pasti.
"Gue rasa gue salah...." Ucap Clay, dia menatap kearah belakang dimana Velin berdiri dan tengah mengusap air matanya sendiri. Sepertinya adiknya mendengar ucapan Yive.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRIO KWEK-KWEKK {🦆³} S3
FantasySELAMAT MEMBACA TKK SEASON 3 JANGAN LUPA TINGGALIN JEJAK KALIAN YA^^ KALAU BELUM BACA SEASON 1 DAN 2 KALIAN BISA BACA DI LIST BACAAN AKU. 🤍🤍🤍🤍