{25} AKHIRI KONTRAK DARAH

1.5K 440 11
                                    

Arceduke GARRED menatap ketiga anaknya, yang satu nampak tenang seperti biasanya, yang satunya lagi tiba-tiba berpakaian tertutup dan yang terakhid nampak memakai kacamata hitam.

Di belakang mereka bertiga juga ada manusia-manusia yang ia adopsi dan dijadikan sebagai kantong darah untuk ketiga putrinya.

"Jadi apa yang membuat kalian tiba-tiba ingin berbicara dengan ayah seperti ini?" Tanyanya pada ketiga putrinya.

Hani menyenggol lengan Rasya menyuruh agar gadis itu saja yang berbicara sedangkan Velin hanya diam memakai kacamata hitam yang menutupi mata bengkaknya.

Di belakang Velin ada Keivan menatap Velin yang sedari tadi menunduk bahkan dia tidak mau berbicara dengannya setelah bangun dari tidur. Semalam Velin menangis cukup lama sampai akhirnya tertidur pulas.

"Jadi hari ini kita bertiga sepakat untuk akhiri kontrak darah kita sama ketiga kantong darah kita saat ini" ucap Rasya, dia menatap sang ayah dengan wajah serius.

Ahem yang mendengar perkataan Rasya segera menatap Hani. Apa gadis itu benar-benar akan mengakhiri kontrak dengannya? Kenapa? Apa dia tidak begitu memuaskan? Atau Hani kecewa karena dia lebih memperhatikan Elfana? Jika iya kenapa dia tidak memarahinya atau menghukumnya seperti biasa?

"Tunggu sebentar, biar ayah dengar situasinya terlebih dulu dari Hani kemudian Velin" ucap sang ayah.

"Loh Rasya engga ditanya juga?" Tanya Hani, masa hanya dia dan Velin saja yang harus menjelaskan. Percuma kalau begini, dia tidak ingin ditanyai macam-macam karena sang ayah bisa membaca pikiran mereka.

"Rasya sudah membuat ikatan dengan Luke jadi dia tidak memerlukan kantong darah lagi" ucap sang ayah sembari tersenyum.

Arlan menatap punggung Rasya, dia sudah melakukan ikatan? Dengan pria yang beberapa kali ia temui tengah bersama Rasya? Tanpa sepengetahuannya? Bagaimana bisa?

"Jadi siapa yang mau berbicara terlebih dulu?" Tanya sang ayah sembari tersenyum.

Rasya menatap Hani dan Velin, dia lalu menghela nafas. Katakan saja hal yang tidak masuk akal pasti ayah mereka akan mengiyakan keinginan mereka.

Velin melirik Hani yang malah mengupil di sebelahnya. Velin lalu menghela nafas dan perlahan dia mulai mengangkat tangan.

"Ya Velin?" Sang ayah menatap Velin yang mengangkat tangan.

Keivan nampak menatap Velin menunggu gadis itu berbicara. Apa yang akan Velin katakan sekarang? Hanya dia yang mengetahui percakapan dia dan Ahem. Lalu dia juga belum sempat mengatakan apapun pada Hani dan Rasya dengan bukti dia sekarang masih memakai piyama tidur. Velin hanya menggosok gigi dan mencuci mukanya lalu datang kemari saat Rasya mengetuk kamarnya.

"Velin... Velin bosen sama Keivan.. Velin udah nemu manusia yang cocok buat Velin. Dan darahnya lebih manis dibanding Keivan" ucap Velin.

Sang ayah hanya diam menatap Velin yang sayangnya dia tidak bisa melihat mata Velin dan membaca pikiran gadis itu. Sang ayah kemudian menghela nafas dan mengangguk.

"Baiklah lalu Hani?" Tanyanya kini beralih menatap Hani.

Hani menghela nafas, dia lalu menurunkan kerah bajunya dan memperlihatkan tanda tepat di dadanya.

"Gue udah berpawang Dad" jawab Hani.

Sang ayah sontak terdiam, tanda itu... Dia lalu memicingkan kedua matanya, dengan siapa?

"Raja iblis" jawab Hani sembari tersenyum kikuk.

Semuanya terdiam, Rasya meminum segelas darah segar yang ada di depannya. Ah dia lupa mengatakan pada Hani kalau kerajaan vampir dan iblis sedang tidak berhubungan baik sekarang.

TRIO KWEK-KWEKK {🦆³} S3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang