{25} ADA UDANG DIBALIK BAKWAN

1.6K 400 1
                                    

Di dalam ruangan UKS sekolah duduk Hani diatas kasur dengan tubuh penuh dengan perban. Di sebelahnya ada Rasya dan Velin yang sedari tadi menunduk.

"Emang perlu sampe diperban begini mirip Fir'aun ya Ras?" Tanya Hani sembari mengangkat tangannya yang tertutup perban.

"Gue udah telfon orang rumah, nanti Lo ijin aja" jawab Rasya.

"Lagian bisa-bisanya Lo sampe kebakar matahari begini" lanjut Rasya.

"Lo ga pake lotion anti sinar mataharinya?" Tanya Rasya sembari menatap Hani yang tengah menggaruk dagunya sendiri.

"Pake tadi pagi" jawab Hani.

"Terus kalo Lo make kenapa Lo bisa kebakar begini?" Tanya Rasya lagi.

"Mana gue tau, ada dendam kayaknya Abang Sun sama gue" jawab Hani dengan nada melantur, dia kemudian melirik Velin yang sedari tadi diam sembari menunduk.

"Lo kenapa Vel?" Tanya Hani, biasanya Velin yang akan mengoceh panjang lebar tapi sekarang malah dia hanya diam.

"Sebenernya Velin mimpi buruk tadi pagi" lirih Velin.

"Mimpi buruk?" Tanya Hani dan Velin mengangguk, kini semua tatapan mengarah pada Velin yang sedang meremas tangannya sendiri.

"Mimpi apa?" Tanya Luke.

Perlahan Velin mengangkat wajahnya, dia kemudian menatap Hani dengan kedua mata bergetar.

"Hani...." Panggil Velin.

Hani mengubah tatapannya menjadi serius, dia?

"....mati kebakar sinar matahari" lanjut Velin.

Setetes air mata Velin turun, dia kemudian menatap Rasya sembari mengusap air matanya sendiri.

"Velin liat Hani kebakar sinar matahari, dan posisinya Hani sendirian. Tapi ada satu orang yang liat Hani dari balik pohon. Tapi... Dia cuma diem aja sampai Hani akhirnya jadi abu" jelas Velin.

"Makanya Velin tadi pagi tanya Hani udah make lotion anti sinar matahari belum. Velin takut mimpi Velin jadi kenyataan, walaupun Velin selalu yakinin diri sendiri kalo itu cuma mimpi. Tapi rasanya semua mimpi Velin itu nyata, dan sekarang liat Hani beneran kebakar sinar matahari kan" Velin kembali menunduk.

"Ah" Hani tersenyum mendengar isakan tertahan Velin. Dia kemudian maju kedepan dan memeluk Velin.

"Harusnya tadi Velin paksa Hani make lotion lagi biar Hani ga jadi begini hiks" tangis Velin.

"Gapapa Cil, liat kan gue gapapa... Ga jadi abu juga" kata Hani.

Velin menggeleng, dia membalas pelukan Hani dan kembali menangis. Jika dia memaksa Hani, mungkin Hani tidak akan seperti mumi sekarang.

"Lo liat siapa orang yang ada disana Vel?" Tanya Rasya.

Velin menatap Rasya, dia kemudian menggeleng. Dia hanya melihat orang itu dari belakang. Namun Velin rasa orang itu adalah laki-laki karena perawakan dan rambut yang pendek. Serta dia memakai seragam yang sama seperti mereka.

Hani benar-benar dijemput oleh ayah dan beberapa ambulan. Dia langsung dibawa kedalam mobil, kejadian itu tak luput dari para murid yang mulai membicarakan Hani.

"Seperti yang kalian lihat tadi siang, ada kejadian tidak terduga bahwa ada tabung gas di gudang olahraga sekolah yang meledak dan teman kalian yaitu Hani menjadi salah satu korban dari ledakan tersebut. Untuk saat ini mari kita doakan kesembuhan untuk Hani" ucap guru di depan.

Semua murid langsung mengangguk, ternyata Hani terkena ledakan tabung gas. Pantas saja tubuhnya penuh dengan perban.

"Bagus juga ide Lo" ucap Rasya pada Luke.

TRIO KWEK-KWEKK {🦆³} S3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang