{24} SABAR YA JAVI

1.6K 416 7
                                    

Javier berjalan di belakang Hani yang tengah mengambil beberapa camilan. Setelah pembicaraan pagi tadi Luke segera pergi mencari seseorang yang dia bilang bisa membantu. Sedangkan dirinya karena tidak nyaman terus-menerus di tatap Javier akhirnya pergi keluar, awalnya Hani berniat untuk berbelanja sembari menghilangkan kegelisahannya namun siapa sangka Javier malah ikut dan parahnya mereka berdua sekarang menjadi pusat perhatian semua orang di mall.

"Ya ampun ganteng banget"

"Dia aktor dari negara mana ya?"

"Boleh ga si aku minta foto berdua sama dia?"

"Yang di depan itu pacarnya?"

"Mana mungkin, asistennya kali. Masa pacarnya ganteng cewenya pake kaos partai sandal jepit biru sama celana kolor kan ga level banget"

Tap

Hani berhenti, dia memejamkan matanya ketika mendengarkan bisik-bisik terakhir para pengunjung mall. Apa masalahnya dengan pakaiannya sekarang?!

Javier juga ikut berhenti, dia menatap Hani yang sudah berbalik dan menatapnya dengan tajam.

"Kenapa?" Tanya Javier dengan wajah polos nan tampan yang ia miliki.

"Lo masih nanya kenapa??" Desis Hani, dia mendekat dan mencengkram erat kaleng susu di tangannya.

Javier mundur kebelakang, apa dia berbuat salah? Perasaan dia sudah seperti anak ayam yang patuh mengikuti induknya berbelanja.

Hani berdecak, dia melemparkan kaleng susu masuk kedalam troli dan menatap Javier dari atas sampai bawah. Padahal pria ini hanya memakai kaos hitam polos dan celana selutut jadi tidak akan berbanding jauh dengannya yang memakai mode bapak-bapak kaos partai seperti ini.

Tapi... Memang, wajah Javier sangat menyilaukan mata. Jujur saja dia tampan, dengan rambut acak-acakan seperti sekarang ini. Ditambah lagi tubuhnya yang sudah berotot itu.

"Ck" Hani berdecak lalu merebut paksa trolinya dan kembali berjalan.

"Gue salah apa, perasaan dari tadi diem-diem bae" gumam Javier sangat pelan. Dia menghela nafas kemudian kembali mengikuti Hani dan mendatarkan kembali ekspresinya.

Kini Hani berdiri di depan lemari ice cream dimana dia bisa melihat banyaknya orang yang menatap kearah Javier dan dirinya dari pantulan pintu ice cream di depannya.

"Ck"

Javier menyerngit lagi, sudah sekitar 99 kali Hani berdecak dengan wajah tidak enak dilihat seperti itu. Sebenarnya ada apa? Apa yang salah??

"Lo kenapa dari tadi keliatan kesel?" Tanya Javier, berniat hati ingin mencoba mengetahui isi perasaan Hani.

"Karena Lo" jawab Hani, Javier terdiam karenanya?

"Karena gue?" Tanya Javier dan Hani mengangguk.

"Perasaan gue ga ngapa-ngapain dari tadi selain ngikutin Lo"

Hani menghela nafas, dia melirik Javier dan menunjuk ke segerombolan gadis yang tengah berkerumun di belakang mereka.

"Karena Lo gue ga bisa menikmati waktu menghamburkan uang dengan santai" desis Hani pada Javier.

Javier mengikuti arah telunjuk Hani dan menemukan banyaknya gadis-gadis yang tengah berkerumun di belakangnya. Javier juga menatap ke kanan dan kekiri, benar saja mereka semua kini menatap kearahnya dan Hani.

"Gausah peduliin mereka" kata Javier pada Hani di depannya.

"Gimana gamau gue peduliin? Mereka terus aja natep kesini. Gue juga risih kali" jawab Hani dengan wajah sebal.

TRIO KWEK-KWEKK {🦆³} S3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang