{21} END STORY

2.8K 664 50
                                    

Rasya, Hani dan Velin tengah berada di sebuah festival. Setelah mereka kembali ada festival besar di kerajaan.

"Hani paket topeng monyet aja pasti cocok" celetuk Velin ketika mereka berada di penjual topeng.

"Enak aja gue mau jadi ninja warrior ini" kata Hani mengangkat topeng ninja di depannya.

"Udah ayo kayanya Lo pengin beli kue awan" ajak Rasya yang sudah jenggah berdiri sedari tadi.

"Kuy" ajak Hani meniggalkan Velin sendirian disana.

Velin masih memilik topeng mana yang bagus untuk dia pakai sampai ada seseorang yang menyodorkan satu topeng padanya.

"Cocok buat Lo"

Deg

Velin menoleh ketika mendengar suara Daniel, dan benar saja pria itu tengah berdiri di sebelahnya dan menyodorkan satu topeng.

"Dasar murahan" bisik Daniel setelah Velin menerima topengnya. Velin menunduk mencengkram erat topeng ditangannya ketika Daniel perlahan pergi dari sana.

"Velin"

Kini Cavier mendekat, dia berdiri di depan Velin dan menunduk menatap Velin yang tengah memegang satu topeng rubah ditangannya.

"Ayo kita liat pesta kembang apinya" ajak Cavier.

Velin mengangguk, dia meletakan topeng rubah itu lalu pergi bersama dari sana bersama dengan Cavier. Velin menghela nafas ketika kembali mengingat ucapan Daniel.

"Wihhh bocil gue kira Lo keselong kucing garong" ledek Hani yang sudah sampai di tengah alun-alun.

"Enak aja emang Hani yang di culik sama Wewe gembel!" Balas Velin.

Hani tertawa, dia memakan kue awannya dan langit mulai terang dengan kembang api yang meletup-letup di atas. Dia melirik Cavier yang sedang menatap bocilnya itu, apa pria ini menyukai Velin?

"Wih ada gambar mukanya Hani!" Ucap Velin melihat satu kembang api yang meletus di langit.

"Itu rikuesan gue Vel, Lo lupa gue ini siapa?" Tanya Hani dengan wajah kelewat narsis.

Velin berdecak, dia melirik Cavier lalu tersenyum membuat sudut bibir Cavier itu tertarik. Gadis yang aneh, alangkah baiknya kalau dia bisa selalu bersama gadis ini.

Rasya menatap salah satu kembang api yang terbang tinggi keatas dan meledak menimbulkan percikan api membentuk sebuah kata. Dia tersenyum dan memakan kembali sate kelincinya.

Tamat

"Velin..."

Di sebuah gurun yang gersang, matahari bersinar dengan terik. Ada seorang pria dengan pakaian yang sudah tercabik-cabik berjalan lunglai menembus badai pasir yang tengah berlangsung.

Wajahnya sangat pucat, tatapannya yang sayu menatap kedepan dimana dia melihat ada seorang gadis cantik yang tengah berlari menjauh.

"Candra ayo..."

Langkah kaki pria itu mulai berat sampai akhirnya dia terjatuh diatas pasir. Dia sudah tidak bisa berjalan lagi, berminggu-minggu dia terdampar di gurun ini, terus berjalan mengejar bayangan Velin yang selalu menjauh.

Dia Candra, entah kenapa dia bisa ada di tempat itu. Sayup-sayup Candra masih mendengar suara Velin yang memanggilnya. Awalnya dia yakin kalau suara itu bersalah dari gadisnya namun lama kelamaan dia mulai sadar kalau suara dan sosok itu hanya imaginasinya saja.

Candra memejamkan matanya lalu perlahan bangkit, dia mencengkram pasir-pasir panas ditangannya. Dia harus menemukan jalan keluar dari sini. Mungkin saja ini hanya ilusi tapi berminggu-minggu dia masih tidak menemukan jalan keluar dari sini.

TRIO KWEK-KWEKK {🦆³} S3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang