{23} BANG NIELL

1.7K 541 21
                                    

Di ruang tamu duduk pak RT, Candra, dan semuanya. Mereka kedatangan tamu dari kantor untuk menindaklanjuti keadaan di dusun keramat atas laporan Zakari.

Ada 5 orang yang datang termasuk Daniel sebagai ketua devisinya. Dia kini duduk di depan Candra dan dan RT. Keduanya saling bertatapan setelah mereka bertemu sampai sekarang, terutama Velin di pangkuan Candra yang menatap Daniel dengan tatapan tajam. Lebih tepatnya mirip tatapan anak kecil yang di rebut mainannya.

Daniel tersenyum tipis melihat Velin, Daniel lalu beralih menatap pak RT yang tengah menatapnya juga dengan wajah dingin. Ah sepertinya kedatangannya benar-benar tidak diinginkan oleh mereka.

"Sebenarnya tujuan kita tidak merugikan pihak manapun, nantinya pak RT juga tetap bisa tinggal disini. Kita hanya ingin membangun kembali dusun ini menjadi perumahan" ucap seseorang yang duduk di sebelah Daniel.

"Kalian dikirim kesini juga untuk membujuk pak RT bukan malah bermain-main dengan para hantu disini" lanjutnya, dia menatap tajam Andri.

Andri hanya diam, dia menunduk dan meremas tangannya sendiri membuat kesan ketakutan.

"Para penunggu disini marah karena kedatangan kalian"

Kini pak RT membuka suara, dia sudah mengatakan sesuai rencana Hani dan Velin. Kalau untuk masalah ini dia dan Candra yang akan tangani, Zakari dkk hanya memancing mereka datang kesini. Dengan alasan Andri membuat kesalahan dengan bermain jelangkung dan membuat penghuni disini marah.

"Penghuni?"

Tiba-tiba saja angin dingin berhembus masuk dan pintu ruangan tertutup dengan sendirinya.

BRAKKKKK

Andri menelan ludahnya sendiri dengan susah payah melihat ada hantu Sunbol yang baru saja menutup pintu dengan kencang. Hantu tersebut lalu tertawa dan menghilang begitu saja.

"Sebelum Andri melakukan kesalahan mereka sudah tidak menyukai kedatangan kalian semua" tambah pak RT.

"Begini pak RT, makhluk-makhluk halus yang pak RT bilang juga nantinya akan mengerti sendiri dan pergi dari sini. Proyek kami sudah disetujui oleh pemerintah pusat. Kami juga tidak bisa menolaknya hanya alasan para penghuni yang tidak kasat mata menolak proyek ini" Kata Daniel.

Semua orang diam, Rasya muncul dan berjalan menuju belakang tubuh pak RT. Zakari dkk awalnya terkejut karena mereka baru melihat sosok Rasya yang sangat cantik itu. Namun melihat wajah dingin Rasya mereka memilih untuk tidak menghiraukan hantu yang satu ini.

"Mereka sudah berada disini bahkan sebelum saya lahir. Mana mungkin kita bisa mengusir pemilik rumah pergi begitu saja" jawab pak RT.

Rasya menatap Daniel yang ada di depannya. Rasya menaikan sebelah alisnya lalu tersenyum pada Daniel. Pria itu pasti bisa melihatnya.

"Tetap saja kita akan meneruskan proyek ini. Jika pak RT menolak kita bisa melaporkan pak RT. Lagi pula satu suara saja tidak akan di dengar oleh mereka para pemimpin yang lebih tinggi dibanding kita" ucap Daniel.

Pak RT tidak menjawab ucapan Daniel, mereka memang kalah suara. Hanya ada dia dan Candra saja, apa yang dikatakan Daniel memang benar. Mereka hanya akan kalah jika kasus ini dibawa ke ranah hukum.

"Ayo kita mulai bekerja hari ini, karena proyeknya harus selesai entah dengan ijin dari pak RT atau tidak. Kita akan tetap memulai proyek kita" kata Daniel. Dia kemudian berdiri dan berjalan keluar dari ruang tamu diikuti beberapa pria lainnya.

"Wah anjing, emosi gue Cok. Sok cakep banget mantan gue" lirih Hani diakhir kalimatnya. Dia datang dan duduk di sebelah pak RT sebelum mengambil makanan diatas meja dan memakannya.

"Kayaknya usaha kita sia-sia ya. Velin kira mereka bakal ketakutan tapi ternyata engga" gumam Velin. Dia bersandar pada dada Candra dan menghela nafas panjang.

"Masih ada satu cara" ucap Rasya, Velin dan Hani menoleh. Mereka kini menatap Rasya yang sedang menggulung lengan baju dinasnya.

"Kalo cara manusia ga bisa bikin mereka angkat kaki dari sini, mungkin cara setan bisa. Lagian emang kita cuma punya dua suara manusia disini, tapi untuk suara para hantu...." Rasya melirik kearah kaca jendela dimana para hantu sudah menatap geram dan menahan marah.

"Serahin aja kekita! Kita bakal urus mereka!" Ucap pak poci.

"Iya! Gue bakal pensiun jadi penggoda iman dulu buat ngurus yang satu ini" ucap mba Kun.

"Aku juga mau ikut, aku libur nyuri uang dulu lah"

"AYO KITA BERSATU PARA HANTU DUSUN KERAMAT! DEMI KENYAMANAN BERSAMA! INI SAATNYA KITA TUNJUKAN EKSISTENSI KITA!!"

"Semangat banget ya mereka" gumam Andri, dia menatap pada hantu yang mulai terbang dengan gaya mereka masing-masing dan menghilang dari jendela.

"Ayo ayo Velin mau liat, ayo Hani kita liat drama bagus para hantunya" Velin menarik lengan Hani dan menyeretnya berlari keluar dari ruangan sedangkan Candra hanya diam saja.

"Ah gue juga mau liat ayo lah" ajak Andri, mereka pun akhirnya pergi dari sana kecuali Candra.

Splashhhhhhh

"Can ada yang mau gue omongin"

Candra menoleh, dia melihat Luke berjalan mendekat lalu berdiri di hadapannya.

"Masalah apa?" Tanya Candra, dia menatap santai Luke di hadapannya. Ya walaupun Candra agak terkejut namun dia tidak mungkin akan berjingkrak-jingkrak kesana-kemari karena senang melihat luke lagi kan?

"Hari ini Lo bakal mati, dan jangan lari dari kematian Lo sendiri" jawab Luke, dia menatap serius kearah Candra yang berhenti meminum jus.

Candra langsung mendongak kembali menatap Luke. Dia akan mati? Hari ini?

"Daniel bakal bunuh Lo" lanjut Luke.

"Lo tau dari mana?" Tanya Candra, sedetik kemudian Candra diam melihat kartu merah ditangan Luke dan tertulis jelas namanya disana.

"Ini juga salah satu cara biar Velin ga takut lagi dan dia percaya sama gue, jadi Lo harus mati kali ini. Mungkin rasanya bakal berkali-kali lipat lebih sakit dari sebelumnya karena gue datengnya telat nanti. Tapi Can, tahan itu semua karena itu cuma permainan awal yang Daniel kasih ke Lo dan Velin"

Candra mengangguk, dia kemudian meletakan jusnya diatas meja dan segera berdiri dan meninggalkan Luke.

"Heh gue belum selese ngomong! Mau kemana Lo!"

Candra berhenti, dia berbalik lalu mengusap keringat di pelipisnya.

"Mandi dulu biar gue mati cakep nanti" jawab Candra, dia tersenyum tipis dan berbalik lalu mendatarkan kembali ekspresinya sebelum melangkah pergi.

"Virus narsis gue kayaknya udah menyebar ya" gumam Luke.

Swooshhhhhhhh

"Eh Luke Candra mana? Velin mau ajak Candra liat hantu lagi jailin Daniel sama yang lain"

Velin muncul begitu saja, dia menatap Luke dengan wajah semangat. Lalu Velin melirik ke kartu merah yang Luke bawa.

"Itu kartu apa?" Tanya Velin.

"Bukan apa-apa" jawab Luke, dia segera memasukan kartunya kedalam saku lalu mendekat pada Velin.

"Candra mau mandi tuh, intip gih mumpung sepi" bisik Luke pada Velin.

"His Velin kan bukan hantu mesum! Jangan nodai pikiran Velin yang masih mungil ini ya!"

Luke terkekeh, lain mulut lain pula dengan ekspresi Velin yang ditunjukkan gadis itu. Lihat wajahnya yang memerah semerah tomat, hantu ternyata bisa malu juga.

"Yaudah gue mau pergi masih ada banyak urusan, Lo percaya sama gue kan Vel?" Tanya Luke, dia mulai merubah raut wajahnya menjadi serius sekarang.

Velin mengangguk, kemudian Luke tersenyum dan mengusap puncak kepala Velin sebelum dia menghilang begitu saja.

Swoosshhhhhhh

"Candra beneran lagi mandi ya?" Gumam Velin, dia mengigit bibirnya sendiri lalu menggeleng cepat.

"Ekhem jangan mesum, t-tapi.... Ah CANDRAAAAAA Velin intip yaa" teriak Velin, dia berlari menaiki tangga untuk menemui Candra. Ehe lumayan dia akan melihat ABS pria itu lagiiii...

TRIO KWEK-KWEKK {🦆³} S3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang