"Jadi Lo tinggal disini?" Tanya Daniel setelah dia mengantarkan Hani sampai ke depan gerbang rumah.
"Sama Rasya, sama Javier juga" jawab Hani sembari mengangguk.
Daniel kemudian mengangguk paham, dia menatap Hani dan mengusap kepala gadis itu.
"Mungkin Rasya bakalan marah kalo liat Lo deket-deket gue kaya gini" kata Daniel pada Hani.
"Tenang aja bakal gue rahasiain pertemuan kita" jawab Hani membuat Daniel tersenyum tipis.
"Untuk selanjutnya Lo tetep mau jadiin ini rahasia?"
Hani menatap Daniel, dia kemudian mengangguk dan tersenyum manis pada pria itu.
"Yaudah sana Lo pergi nanti keburu diliat sama Rasya" usir Hani.
"Yaudah gue pergi dulu. Kalo Lo pengin ketemu panggil aja nama gue" jawab Daniel.
"Lo sibuk banget kayaknya ya" sindir Hani dan Daniel terkekeh pelan.
"Masih ada banyak hal yang harus gue urus"
Daniel berbalik dan menghilang begitu saja membuat Hani segera bersender pada pintu gerbang dan memegangi dadanya sendiri.
"Gila bisa kena tipes lama-lama gue kalo begini" gumam Hani.
Dia berbalik masuk kedalam rumah, lalu berpapasan dengan Javier yang berdiri di depan pintu rumah. Pria itu berdiri dengan tatapan meneliti kearah Hani sebelum membuka mulutnya.
"Habis dari mana?" Tanya Javier dengan wajah datar.
"Beli softex, kenapa emang?"
Javier melirik ke belakang Hani dan kembali menatap gadis itu.
"Lo pergi sama siapa?" Tanya Javier lagi tanpa mengubah ekspresinya.
"Sama siapa sih, udah lah minggir gue mau masuk"
Hani mendorong Javier agar minggir lalu dia berjalan masuk kedalam rumah. Javier terlihat memejamkan matanya sejenak. Bau ini lagi, bau busuk yang berasal dari tubuh pria sialan itu.... Kenapa Hani bertemu dengannya? Dan dari baunya mereka sepertinya bertemu lama sampai-sampai baunya melekat pada kulit Hani. Apa mereka melakukan kontak fisik juga?
"Mending Lo mandi" kata Javier yang melihat Hani berjalan di depan.
"Ck, Lo kenapa si perasaan gue udah mandi, bau juga wangi sabun sinsui" Hani berbalik dan menatap Javier dengan wajah kebingungan.
"Bau Lo busuk" jawab Javier sebelum melangkah meninggalkan Hani yang mematung di tempat.
Busuk? Busuk katanya?!!!
"Anjir itu anak pengin gue semekdon ternyata" desis Hani. Dia berbalik melihat Javier yang berjalan menaiki tangga dan menghilang begitu saja.
"Ck" Hani berdecak sebal, kram di perutnya juga semakin bertambah membuat emosinya semakin naik.
"Gimana?"
Muncul Rasya dari dalam dapur, dia mendekat pada Hani dan menatap Hani yang berdiri di hadapannya.
"Tenang semua aman terkendali" jawab Hani, dia merogoh tasnya dan mengeluarkan alat perekam yang sudah dia nyalakan sejak keluar dari rumah.
Rasya tersenyum, dia dan Hani tengah bersekongkol untuk mengelabui Daniel dan mencari tau tentang apa yang sebenarnya terjadi. Dan motif apa lagi yang akan pria itu lakukan.
"Mending Lo mandi" ucap Rasya setelah mengambil alat perekamnya.
Hani melotot, apa dia benar-benar bau?? Hani mengendus lengannya dan menyerngit saat dia tidak merasakan bau apapun dari tubuhnya.
"Emang gue bau Ras?" Tanya Hani dan Rasya mengangguk.
"Udah mandi lagi sana mumpung air lagi gratis dari pemerintah" jawab Rasya.
Hani menghela nafas melihat Rasya sudah naik keatas. Dia kemudian menyusul Rasya untuk mandi karena tidak mungkin juga Rasya berbohong. Mungkin saja Indra penciumannya sedang buruk kali ini makanya dia tidak merasakan bau apapun.
.........
Javier berdecak beberapa kali, dia menghela nafas lalu bersedekap dada. Di sebelahnya ada Candra yang duduk menatap Javier dengan sebelah alis terangkat.
Tiba-tiba saja Javier muncul dengan wajah lesu. Candra sempat berfikir apa mungkin Javier tengah patah hati?? Ekspresi yang Javier keluarkan benar-benar mirip dengan seseorang yang tengah patah hati.
"Lo ada masalah apa?" Tanya Candra pada akhirnya.
Dia bahkan sudah membelikan banyak sesajen untuk Javier namun Javier tidak menyentuh makanan yang ia beli. Candra bahkan harus menunda pertemuan penting karena kedatangan tamu tak diundang itu.
"Can Lo pernah ketemu sama mantannya kakak imut gue?" Tanya Javier.
Javier sekarang menatap Candra dengan wajah serius. Candra mengerjapkan kedua matanya, mantan Velin? Kenapa tiba-tiba Javier bertanya soal spesies makhluk tak kasat mata itu?
"Velin ga punya mantan" jawab Candra setelah dia menggeleng.
Javier terdiam, ah pantas saja Candra terlihat damai-damai saja. Tapi....
"Tapikan dia sering sama cowo di cerita-cerita sebelumnya. Lo ga ngerasa cemburu?" Tanya Javier pada Candra, bagaimana dengan pertanyaannya yang satu ini?
"Kalo ditanya cemburu apa engga Lo udah tau jawabannya. Tapi itu cuman perannya dia, cowo-cowo kemaren emang bisa dapetin Velin tapi hatinya punya gue" jawab Candra.
Javier memejamkan matanya sejenak, benar juga. Tapi kasus Hani berbeda dengan Velin. Pria bernama Daniel bukanlah seorang tokoh di dalam sebuah cerita. Dia selalu muncul dimana-mana dan dia juga berbahaya kata ayahnya.
"Lo lagi deket sama cewe?" Tanya Candra, mungkin sana Javier yang masih bau kencur ini tengah dimabuk cinta.
"Ya, tapi sayangnya dia di deketin lagi sama mantannya"
Candra mengangguk paham, dari raut wajah Javier pria ini nampaknya benar-benar mencintai gadis itu. Jarang sekali dia melihat ada iblis yang terlihat kacau seperti ini kecuali Luke. Sayang sekali pria itu tidak ada disini, jika dia ada pasti Javier sudah diberi wejangan yang tidak ada manfaatnya.
"Saran gue bicarain baik-baik, jangan pake emosi dan jangan sampe timbul salah paham diantara kalian berdua. Emang resikonya jadi cowo begini" saran Candra.
Javier mengangguk, dia masih bimbang. Kemudian perkataan Candra selanjutnya benar-benar menampar hatinya.
"Tapi Lo udah pastiin dia suka juga sama Lo kan?" Tanya Candra.
Javier menggeleng, dia kemudian berbaring diatas sofa dan menyembunyikan wajahnya diantara bantal sofa milik Candra.
"Sorry kayaknya gue malah nambah suasana hati Lo jadi buruk ya... Mending Lo makan nih makanan yang gue beli" ucap Candra.
Melihat tidak ada reaksi apapun dari Javier Candra kembali meletakan satu bungkus makanan yang ia sempat angkat. Cinta memang kejam, kasian sekali bocah prik yang satu ini.
"Lo itu laki-laki kalo cuma perkara kaya gini aja jadi lemah mau jadi apa Lo kedepannya? Spesies cowo tulang lunak?" Tanya Candra.
"Gue rasa cewe yang Lo suka juga bakal malu liat Lo sekarang mirip bocil ngambek karena ga dibeliin mainan sama ibunya" tambah Candra.
"Gua gatau harus gimana, pertama kalinya gue suka sama cewe dan pertama kalinya gue begini" jawab Javier.
"Hahh" Javier bangkit, dia menyambar paham ayam goreng dan memakannya dengan wajah ditekuk. Candra yang melihatnya mendonorkan sekaleng soda pada Javier.
"Gue kira cuma manusia yang bisa pubertas" gumam Candra, kelakuan Javier benar-benar mirip dengan ABG yang baru saja mengenal cinta. Persis seperti dirinya dulu, Candra tersenyum tipis. Beruntung sekali Velin tidak memiliki catatan sejarah mengenai mantan. Dia yang pertama dan terakhir untuk gadis itu, begitu pula sebaliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRIO KWEK-KWEKK {🦆³} S3
FantasySELAMAT MEMBACA TKK SEASON 3 JANGAN LUPA TINGGALIN JEJAK KALIAN YA^^ KALAU BELUM BACA SEASON 1 DAN 2 KALIAN BISA BACA DI LIST BACAAN AKU. 🤍🤍🤍🤍