{25} VELIN SI TUMBAL PROYEK

1.5K 396 16
                                    

GUBRAKK

"KOK VELIN LAGI YANG DITUMBALIN! GAMAUU GAMAU VELIN GAMAU"

Velin berdiri dengan wajah tidak terima di depan Hani dan Rasya, dia menggeleng sebelum Candra menariknya agar kembali duduk sebelum guru di depan melemparkan penghapus papan tulis lagi kearah Velin yang tiba-tiba membuat keributan.

"Gini Vel, genre cerita ini Lo masih inget kan?" Tanya Hani dan Velin mengangguk.

"Harem" Jawab Velin.

"Nahh kita ga bisa dong ilangin genre itu sendiri. Kalo kita mau gagalin usaha Elfana kita harus punya tokoh utama buat gantiin dia dan yang paling cocok ya Lo" tunjuk Hani pada Velin.

"Kok Velin?! Ga Hani aja?" Tanya Velin dengan wajah tak terima.

"Gue ga ada yang mau kecuali dia" jawab Hani dengan santai sembari menunjuk Javier.

"Tumben Hani ga laku" gumam Velin, Hani tersenyum kaku. Bukannya tidak laku tapi memang tokoh disini bukannya ingin mendapatkan hatinya malah mau membunuhnya (Ahem). Berbeda dengan Velin yang memiliki Keivan, Candra dan satu anjing besar yang tertarik pada gadis ini.

Velin mencebikkan bibirnya, dia lalu menatap Candra dan Candra hanya tersenyum sembari mengusap pipi Velin.

"Gapapa" jawab Candra. Velin lalu menghembuskan nafas, masalahnya dia harus berhadapan dengan orang yang membuat Velin selalu berkilat merah.

"Lo cuma harus senatural mungkin waktu ketemu sama si anjing besar" kata Rasya di depan.

"Gausah sok polos ataupun nempel terus ke dia mirip apa yang Elfana lakuin cukup jadi diri Lo sendiri, karena itu hal yang menarik dari Lo Vel" tambah Rasya dan Luke mengangguk.

Velin meletakkan kepalanya diatas meja dan menutup matanya. Dia harus tertidur! Yaa satu-satunya hal yang bisa dilakukan untuk menghilangkan rasa tidak terimanya ini hanya tidur.

Namun setelah beberapa jam kemudian Velin malah menyesal tertidur. Dia benar-benar menyesal menutup matanya dan melihat mimpi dimana dia mempoligami Candra.

"Hisss pasti Velin cuma kebawa mimpi aja tentang ucapan Rasya sama Hani tadi makanya mimpinya makin ngawur" gumam Velin, dia menepuk wajahnya sendiri setelah dia mencuci wajah di kamar mandi.

Saat tengah asik menepuk wajahnya agar pemikirannya tentang mimpi itu hilang tiba-tiba saja tangannya di cekal oleh seseorang dan Velin langsung merasakan bau yang tidak asing.

"Lepas!" Velin menarik kembali tangannya setelah melihat siapa yang memegang tangannya.

"Masih galak ternyata" ucap Mikael sembari tersenyum.

Velin melotot, dia berhasil menarik tangannya lalu menggerutu tak jelas. Mikael yang melihat hal tersebut menggelengkan kepalanya. Melihat wajah Velin masih setengah basah dia mengambil sapu tangan dari sakunya dan mengusap air diwajah Velin.

Velin membeku beberapa detik sebelum dia merebut sapu tangan Mikael dan mengusap wajahnya sendiri menggunakan sapu tangan tersebut. Mikael lalu tertawa kecil melihat tingkah Velin. Dia menunggu Velin selesai mengusap wajah dengan sabar.

"Kamu emang ga ada rasa benci ke Velin? Kenapa terus samperin Velin bukannya liatin Velin sambil melotot-melotot?" Tanya Velin pada Mikael.

"Lo lucu si jadi ga tega gue pelototin" jawab Mikael yang menunduk dan mengambil sapu tangannya dari Velin.

"Kita berdua kan harusnya musuhan! Tapi kenapa kita mirip manusia biasa?? Velin jadi heran..." Ucap Velin sembari menggaruk kepalanya.

"Yang punya dendam kan leluhur gue, kalo gue sendiri ga punya dendam apapun ke Lo" jawab Mikael.

TRIO KWEK-KWEKK {🦆³} S3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang