{21} INFO JAVI LAGI NGAPAIN

2.3K 595 45
                                    

#tandain typo karena kang edit lagi eror.

Di depan sebuah lukisan besar, berdiri seorang pria yang menatap lurus ke kedepan. Dia nampak baru saja selesai melakukan pelatihan pedang karena ada banyak keringat yang menetes di pelipis dan ia menamai baju pelatihan.

"Raja iblis bisa mati juga ya" ucapnya.

"Yang Mulia masih ada banyak pekerjaan yang menumpuk, jangan buang waktu berharga anda hanya untuk melihat lukisan tanpa wajah seperti itu"

Javier pria yang tengah melihat lukisan kemudian berbalik dan menatap Theodore sekertaris sekaligus pamannya sendiri.

"Gue lagi menghayati, ah gara-gara Lo gagal acara dramatis gue" desis Javier.

Theo hanya diam menatap Javier sebelum dia berdiri di sebelah pria itu dan menatap lukisan mantan raja Iblis di depannya.

"Gue kira Lo yang akan ambil alih kerajaan soalnya gue males" kata Javier pada Theo.

"Anda adalah penerus yang sah yang sudah seharusnya menjadi raja. Jangan pernah mengeluh tentang hal tidak berguna seperti itu" jawab Theo.

"Ck, Lo mah ga asik diajak bercanda hidup Lo terlalu serius" decak Javier.

Theo kembali diam, sudah beberapa Minggu setelah Javier diangkat menjadi Raja kerajaan iblis saat ini. Semua tanggung jawab yang Luke tinggalkan mulai di kerjakan oleh Javier.

Theo menghela nafas lega, setidaknya dia tidak memikul beban terlalu berat lagi. Dia rasanya ingin mengundurkan diri dari jabatannya sebagai tangan kanan Luke saja. Namun malam sebelum Luke pergi dia menitipkan Javier padanya. Mau bagaimana lagi, dia ini di lahiran untuk membantu keduanya.

"Lo ga kangen sama cewe yang dulu ngerawat Lo uncle?" Tanya Javier, dia tersenyum miring setelah dia tau tentang asal usul Theodore dari sang ayah.

Theo menoleh pada Javier dan dia menaikan sebelah alisnya, gadis kecil yang memberinya susu langsung dari kambingnya?

"Lo pasti kan udah nyium aroma jiwanya, dia bukan cewe sembarangan loh... Dia juga kakak comel gue" pamer Javier.

"Hentikan aksi sombong dengan muka tebal anda itu Yang Mulia" kata Theo yang sudah mendatarkan kembali wajahnya.

"Hadehh.... Gue rencananya mau bantu mereka tapi kerjaan gue juga banyak disini" gumam Javier.

"Udah gue duga si kerjaan gue bakal berlipat ganda karena ayah gue yang terlalu bucin sama mamah, tapi mau gimana lagi?" Tanya javier pada dirinya sendiri.

"Maka dari itu lebih baik Yang Mulia mulai mengerjakan pekerjaan yang tertunda dibanding anda hanya diam tidak melakukan apa-apa seperti ini" kata Theo menusuk ulu hati Javier.

"Gue kan harus jadi anak berbakti makanya gue sempetin tengok ayah gue" ucap Javier mencoba membela dirinya sendiri.

Javier kembali melirik ke lukisan di depannya, terlihat ada Luke namun wajah pria itu tidak di lukis dan dibiarkan kosong.

Lukisan ini adalah pertanda bahwa Luke sudah meninggal. Jika kalian kira iblis tidak bisa meninggal tentu saja kalian salah. Memang iblis hidup abadi namun jika jiwanya diambil maka tubuhnya perlahan juga akan hancur. Itu definisi kematian menurut bangsa iblis.

Javier hanya ingat ucapan ayahnya sebelum malam penobatan dan pria itu menghilang. Dia bilang untuk merahasiakan kepergiannya pada mereka. Dia juga meminta Javier untuk menjaga mereka namun pria itu malah meninggalkan setumpuk pekerjaan untuk Javier.

"Gue harap ini cuma prank" ucap Javier sembari menatap lukisan Luke.

Javier sadar sang ayah memiliki beberapa alasan kenapa lukisan kematiannya tidak memiliki wajah. Namun di wasiat terakhir sang ayah dia mengatakan agar tidak melukis wajahnya karena dia terlalu tampan.

"Ck nasib punya ayah narsis banget ya begini" desis Javier sebelum berbalik dan pergi dari sana.

Theo menaikan sebelah alisnya, jika Luke di sebut narsis lalu pria itu apa? Theo menghela nafas dan mengikuti Javier dari belakang.

Theo masih ingat saat Luke datang dengan membawa anak lelaki dan memperkenalkan anak yang ia bawa sebagai Putra Mahkota. Awalnya Theo agak curiga mengingat kepribadian pamannya itu, apa ada wanita yang sanggup bertahan dengan sifat narsis dan teramat percaya diri sang paman?

Namun nyatanya Javier memang anak Luke. Dia dengan cepat beradaptasi dengan lingkungan kerajaan. Dia juga langsung membersihkan para tikus yang berulah selama ayahnya pergi.

Kini Javier tengah duduk di kursi dan menatap beberapa dokumen. Tugasnya akan semakin besar dari sebelumnya. Jika sebelumnya dia bisa menyerahkannya pada sang paman kali ini dia harus bertanggung jawab dengan semua urusan di kerajaan.

Walaupun dia ini memang tidak tau diri tapi Javier cukup paham dengan situasinya sekarang. Jika dia lengah sedikit saja dia akan terjatuh dari ujung jurang. Ini karena pengangkatannya sebagai raja yang sangat tiba-tiba.

Kedatangannya sebagai putra mahkota saja sudah membuat beberapa iblis mulai memberontak. Ada dua kubu yang berdiri di kerajaan ini. Kalian ingat Zebegas? Kubu yang menginginkan pria itu menjadi raja beralih mendukung Theodore.

Mereka adalah iblis yang memang sudah tertulis di catatan Luke untuk di basmi suatu saat nanti. Javier melirik Theodore yang duduk tenang di meja sekertaris. Ayahnya benar-benar mengambil langkah berbahaya dengan membiarkan pria itu hidup. Jalan pikir Theo yang tidak bisa di tebak oleh Javier membuat dia lebih berbahaya ketimbang pada bangsawan iblis yang mendukung Zebegas.

"Sampai kapan Yang Mulia akan menatap saya dengan tatapan mencurigai seperti itu?" Tanya Theo tanpa mengalihkan tatapannya dari dokumen di tangannya.

"Uncle Lo beneran ga tertarik sama takhta kerajaan?" Tanya Javier.

Javier menatap serius kearah Theo sekarang, sedangkan Theo menghela nafas panjang. Sudah sekitar seribu kali Javier menanyakan hal yang tidak berguna seperti itu.

"Kalau Yang Mulia sudah bosan saya bisa menghancurkan kerajaan ini lalu mendirikan kerajaan baru dan mengangkat anda sebagai Rajanya" ucap Theo dan Javier mendelik tak percaya.

"Omaigat ide gila Lo emang diluar nalar Uncle" ucap Javier lalu dia bertepuk tangan ria.

Theo menatap datar Javier dan dia mengambil satu kukis. Theo menghela nafas lagi, sampai kapan Javier akan menanyakan hal tidak berguna seperti ini?

Perlahan Theo berdiri dan mendekat pada Javier, dia lalu berjongkok di depan Javier dengan sebelah tangan yang ia letakkan diatas lututnya.

"Saya sudah bersumpah setia sebanyak lima kali pada Yang Mulia selama ini. Apa saya perlu melakukannya lagi?" Tanya Theo.

"Saya tau ada banyak pemikiran gila kalau suatu saat nanti saya akan mengangkat pedang untuk melakukan pemberontakan" ucap Theo dan Javier hanya diam menatap pria itu.

"Saya tidak akan melakukannya Yang Mulia. Saya bukan orang yang tidak sadar akan posisi dan memiliki ambisi gila seperti itu" lanjut Theo.

"Melihat banyaknya dokumen yang anda hadapi saja membuat saya mual mana mungkin saya berencana untuk mengambil alih dokumen tersebut tanpa seijin anda"

Javier tertawa mendengar ucapan Theo. Ayahnya pernah berkata jangan mempercayai siapapun kecuali diri sendiri karena sejatinya iblis tetaplah iblis.

"Jangan sampai uncle lupa dengan perkataan barusan kalau tidak aku yang akan menyadarkannya sendiri" ucap Javier yang sudah merubah ekspresinya dan tersenyum lebar.

"Kalau Yang Mulia sudah yakin jangan tunda pekerjaan lagi dan mulailah bekerja" kata Theo.

Javier berdecak dia kembali menatap menara dokumen yang terpampang dihadapannya. Astaga tidak boleh mengeluh, ayo kerjakan agar bisa bertemu dengan ibunya yang cantik, kakaknya yang menggemaskan itu dan gadis yang selalu beradu mulut dengannya.

"Ya... Semangat semangat..." Gumam Javier.

TRIO KWEK-KWEKK {🦆³} S3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang