{23} WAHH

1.8K 541 39
                                    

Luke dan Rasya kini sedang memperhatikan Denisa di hadapan mereka. Denisa tengah duduk di depan komputer dan mengetik dengan cepat diatas keyboard. Beberapa kali dia menghisap putung rokok dan menghembuskan asapnya keudara.

"Ck, cape" decaknya. Dia lalu menyangga dagunya dengan sebelah tangan sembari terus menatap ke layar komputer di hadapannya.

Tiba-tiba saja dia tersenyum lalu dia mengulurkan tangannya dan menyentuh layar komputer. Rasya menaikan sebelah alisnya melihat layar komputer yang kini mulai membentuk pusaran dan menyedot masuk tubuh Denisa.

"Bisa begitu ya" ucap Luke, dia melihat Denisa yang perlahan masuk kedalam komputer dan menghilang begitu saja.

Rasya langsung menghampiri komputer tersebut, dia masih melihat layar komputer yang memperlihatkan banyaknya semut seperti layar tv yang rusak dan tidak mendapat sinyal.

"Ras Lo mau ikut masuk kesana?" Tanya Luke yang melihat Rasya mengulurkan tangannya hendak menyentuh layar komputernya.

"Entah kenapa perasaan gue ga enak, karena kita ada disini sekalian ayo. Ga mungkin gue masuk kesini karena cuma gabut kan" jawab Rasya.

Luke mengangguk, dia berdiri dan menghampiri Rasya. Benar juga, tidak mungkin Rasya hanya terdampar tanpa maksud apapun disini. Lagi pula dia tau ini ulah siapa.

"Ayo gue temenin" kata Luke yang sudah mengenggam sebelah tangan Rasya. Rasya kemudian mengangguk, dia segera menyentuh layar komputernya dan tanyanya mulai tersedot masuk.

Spllaasshhhh

Rasya menutup kedua matanya ketika cahaya terang yang sangat menyilaukan mata muncul. Setelah kemunculan cahaya itu kedua telinganya berdengung.

Ngingggggggg

"Ras.... Rass Lo gapapa?"

Rasya mulai membuka kembali kedua matanya, dia mengerjap pelan dan melihat wajah Luke yang nampak khawatir.

"Cuma pusing aja" jawab Rasya, dia mengalihkan tatapannya dan melihat ada sebuah rumah di depan. Rumah yang tidak asing baginya, Rasya kembali menatap Luke.

"Jiwa Lo masih belum kuat buat diajak jalan-jalan antar dimensi, seharusnya gue larang Lo, ikutin dia" kata Luke, dia masih terlihat cemas ditambah lagi wajah Rasya kini nampak lebih pucat dari biasanya.

"Antar dimensi?" Tanya Rasya pada Luke.

"Karena kita sekarang masuk ke novel lain" jawab Luke sembari mengalihkan tatapannya, dia menelan ludahnya sendiri dan melihat seorang pria keluar dari rumah.

"Abang udah pulang?"

Suara gadis kecil yang sangat tidak asing bagi Rasya langsung membuat Rasya menoleh ke belakang. Bisa terlihat ada gadis kecil yang menyambut kedatangan seorang pria, di tangan kanan pria itu ada wig yang mirip dengan rambut palsu yang dipakai Denisa.

"Iya, abangkan punya rumah kenapa ga pulang?" Tanyanya sembari berjongkok. Karena wajah gadis kecil itu tertutupi tubuh Denisa, Rasya tidak bisa melihat dengan jelas siapa gadis kecil itu.

"Ayo masuk" ajak Denisa, dia bergeser dan meninggalkan gadis kecil tadi di depan pintu. Seketika Rasya terdiam di tempat, dia mundur kebelakang dan menutup mulutnya sendiri.

"Lo gapapa Ras? Keluar aja ayo" ajak Luke, dia langsung memeluk Rasya yang ia pikir kehilangan keseimbangan dan akan jatuh. Namun nyatanya bukan karena hal itu Rasya menjadi seperti ini.

"Ayo Rasya, Abang punya hadiah buat kamu" kata Denisa di depan, dia berbalik dan menatap gadis kecil yang masih berdiri di depan pintu.

Luke kembali menatap mereka, telinganya tidak salah dengar kan? Denisa memanggil gadis kecil itu dengan sebutan Rasya? Dan... Tunggu dulu, kenapa gadis kecil itu mirip sekali dengan Rasya yang ada didekapannya sekarang??

TRIO KWEK-KWEKK {🦆³} S3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang