(22) ADA KECOA BESARR BANGET MAH

2.2K 601 25
                                    

Setelah pulang dari cafe Velin harus berhadapan dengan ibunya yang super protektif. Tentunya seperti yang Rasya bilang jika Velin pulang dengan mata Bendul akan terjadi kehebohan dan benar saja.

"Mata anak ibu baik-baik saja, mungkin jika di kompres air dingin besok pagi sudah tidak Bendul lagi" kata dokter yang beberapa kali dipaksa memeriksa Mata Velin.

"Yang bener dok! Mata anak saya yang cantik kenapa bisa besar begini! Pasti ini ada penyakit! Ya ampunnn sayangnya mamah kamu kenapa nak...." Tangis ibu Velin yang duduk di sebelah Velin yang tengah di pangku sang ayah.

Dokter di depan menghela nafas, jika saja bayaran menjadi dokter keluarga ini tidak begitu besar maka dia akan menolak. Namun apalah daya gajinya satu bulan bahkan bisa membeli rumah dua lantai di perumahan elit. Namun resikonya ya begini dia harus berhadapan dengan keluarga yang super dueper protektif pada sang anak.

"Saya gamau tau dok periksa lagi anak saya! Saya takut ada tumor ganas atau apapun itu bersarang di mata anak saya!! Cepat periksa atau perlu saya sewa satu rumah sakit untuk mengecek kondisi anak saya?!!" Ucap sang ibu, dia bahkan sudah menarik kerah dokter yang duduk diatas lantai dengan tatapan menggebu-gebu.

"Velin gapapa ko mamah, cuma nangis aja tadi" ucap Velin yang merasa kasian dengan dokter.

"Nangis?" Tanya sang ibu, semua orang langsung menatap Velin. Dia melepaskan cengkramannya pada kerah baju sang dokter.

Tatapan mereka sama menyiratkan satu hal, SIAPA YANG BERANI MEMBUAT BERLIAN KELUARGA MEREKA MENANGIS?!!!!

"Siapa yang bikin kamu nangis sayang? Bilang sama ayah nanti ayah ratain rumahnya" tanya sang ayah yang sudah siap memanggil buldoser.

"Bilang ke mamah nanti mamah culik dia mamah cemplungin ke palung Mariana, bilang sama mamah Velin..." Tanya sang ibu yang tidak sabaran.

"Kamu lagi deket sama cowo dek?" Tanya Clay yang duduk di depan mereka.

Ayah dan ibu Velin langsung bertatapan mereka kemudian menatap Clay dan menyipitkan kedua mata mereka. Velin dekat dengan seorang pria?

"Siapa namanya? Sini ayah hajar dia, berani-beraninya dia bikin anak kesayangan ayah nangis sampai matanya bendul begini!"

"Bilang sama mamah biar ibunya di coret dari daftar sosialita!"

"Bilang dek ke Abang biar Abang urus dia besok pasti ga bakal ketemu lagi kalian berdua" kata Clay yang sudah mengepalkan tangannya.

Velin menelan ludahnya sendiri dengan susah payah, dia menatap sang dokter dan dokterpun menggelengkan kepalanya memberikan isyarat bahwa dia tidak bisa membantu Velin.

Setelah kesalah pahaman yang semakin memanjang tanpa ujung akhirnya Velin bisa melarikan diri dengan alasan dia harus mandi.

Velin mengusap rambutnya yang basah dengan handuk, bahkan ayahnya sampai menelfon pejabat kota agar bisa mencari pria yang berani membuat Velin menangis.

Astaga...

Velin menghela nafas, dia sudah memakai piyama motif beruang lucu lengkap dengan bando yang terpasang di kepalanya setelah dia berhasil mengeringkan rambutnya.

Velin masih melihat matanya yang bendul akibat terlalu lama menangis. Jika saja dia tau akan seperti ini dia tidak akan menangis. Tidak akan menangis karena Can-

Gubrakkkk

Velin langsung menatap pintu kamar mandi dengan wajah terkejut. Bunyi apa tadi?! Tidak mungkin ayah, ibu atau kakaknya yang menjatuhkan barang karena Velin sudah mengunci pintu kamarnya.

Atau jangan-jangan ada maling yang berusaha masuk kedalam rumah melalui balkon kamar Velin?!!!!

Velin segera mengambil sisir dan memegangnya dengan erat sebelum dia berjalan ke pintu. Bagaimana jika benar ada maling? Atau bahkan orang gila seperti yang diceritakan Hani suka masuk kedalam kamar?

TRIO KWEK-KWEKK {🦆³} S3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang