{23} PARA HANTUU

2.1K 554 24
                                    

Setelah mengantarkan para tamu tak diundang ke kamar masing-masing pak RT naik ke lantai tiga rumahnya sembari membawa banyak camilan.

"Nah sekarang ayo main kartu lagi" ucap pak RT, dia meletakkan kartunya diatas meja dan duduk disana.

"Gimana pak rete masalah mereka beres?" Tanya Hani yang mendekat dan mencomot satu camilan lalu duduk diatas kursi yang sudah di sediakan pak RT.

"Iya tenang aja, lagian kalian bertiga bilang udah punya rencana kan buat mereka?" Tanya pak RT dan Hani mengangguk.

"Nih ice cream rasa coklat buat Velin" pak RT menyodorkan satu bungkus ice cream pada Velin membuat gadis kecil itu segera tersenyum senang.

"Gue aja pak yang ngocok kartunya" kata Rasya saat pak RT mengambil kartu diatas meja.

"Iya iya... Ini" pak RT menyerahkan kartunya pada Rasya dan gadis itu mulai mengocok kartunya sembari melirik Velin yang memakan ice cream dengan semangat.

"Tapi emang pak rete gapapa kalo kita kerjain mereka sampe kabur? Ini kesempatan buat pak rete bisa dapet tetangga baru loh" tanya Hani.

Sebenarnya rencana mereka ini membebani pak RT kalau di pikir-pikir. Pria yang sudah berumur itu tinggal sebatang kara disini kalau cucunya tidak datang di saat libur semester.

"Kalian sudah saya anggap sebagai teman, anak dan cucu saya sendiri. Kalau kalian tidak mau rumah kalian di gusur saya juga tidak akan memaksa" jawab pak RT.

"Hiks....hiks...hiks..."

"Mulai lagi....." Desis Hani, dia melirik ke pojok ruangan dan melihat ada tiga poci yang menangis haru mendengar ucapan pak RT.

"Terharu gue terharu Han.." ucap poci berkafan kuning dan dia mengusap ingusnya sendiri ke tubuh temannya.

"Mana ada poci kafannya warna-warni" ucap Hani melihat warna pelangi di kafan teman-teman poci yang menangis tersedu-sedu tersebut.

"Heii kita ini geng mejikuhibiniu! Dulu pas kita masih hidup kita ngalahin pasukan pemuda kaos orange loreng-loreng kalo kamu tau ya..." Ucap salah satu poci yang memakai kafan berwarna hijau.

"Kita menjaga ketertiban Dusun keramat sampai titik darah penghabisan! Kita yang selalu ada di garda depan sampai pada akhirnya kita juga yang jadi...hiks...."

Poci berkafan ungu kini mulai menangis dan memeluk poci berkafan kuning. Keduanya lalu menangis kencang membuat Hani memutar bola matanya dengan malas.

"Plis deh kalian jangan cengeng, udah jadi hantu masih aja cengeng ga malu sama kain kafan yang di pake?"

Muncul hantu cantik sejenis dengan Rasya yang melayang dan berdiri di depan para geng mejikuhibiniu dan memukul kepala poci Kuning dan ungu dengan tangannya.

"Gue aja yang mati masih perawan belum pernah pacaran apalagi ciuman, ya walaupun biasa liat.. tapi gue ga nangis tuh. Kalian emang lemah, untung aja udah mati kalo engga gatau gimana nasib dusun keramat punya geng keamanan mirip kalian" cerocosnya.

"Udah Tante hajar aja mereka cengeng..."

"Huuu om pocii cengeng huuu..."

"Huuu"

Muncul juga para bocil berkepala plontos yang memegang dot susu dan menunjuk-nunjuk ke poci mejikuhibiniu.

Para tuyul mulai memukuli para poci membuat abang-abang poci meloncat kesana kemari menghindari amukan para bocil.

Kembali ke TKK, Rasya melirik pak RT yang tertawa melihat tingkah para bocil plontos dan pak poci. Tawanya benar-benar renyah diantara kulit-kulit wajah yang mulai mengeriput. Ah tidak terasa sudah 69 tahun berlalu semenjak Rasya mengenal pak RT.

TRIO KWEK-KWEKK {🦆³} S3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang