{21} SISCOM? WHAHAHA

2.6K 565 53
                                    

Javier meletakan Hani diatas kasur dan segera menghubungi dokter atau iblis penyembuh. Hani sendiri sangat pucat dan hanya bisa menatap Javier dengan mata sayunya.

"Gue mati nih?" Tanya Hani.

"Gausah ngawur" jawab Javier yang sibuk mengusap darah di bibir dan dagu Hani.

"Tapi gue beneran ga bisa ngapa-ngapain sekarang" kata Hani.

Javier menghela nafas, di lalu menatap Hani dan mendorong kepala Hani kebelakang.

"Lo juga kenapa mendadak goblok begini hah? Lo kenapa ga curiga? Seharusnya Lo tau jimatnya sebelum dia tempelin ke telapak tangan Lo" desis Javier.

"Gue cuma bisa rasain samar-samar, maklum gue lagi mode bucin" jawab Hani dan Javier berdecak.

"Uhuk.." Hani kembali memuntahkan darah membuat Javier segera menarik gadis itu dan memangkunya.

"Lama banget anjing kemana si itu iblis" desis Javier melihat dokternya belum juga sampai.

"Udah lah mungkin takdirnya gue mati begini, mana nih malaikat pencabut nyawanya? Boleh rikues yang ganteng ga?" Tanya Hani.

Javier menghela nafas pelan, dia menatap darah Hani yang ada di sapu tangannya.

"Lo itu bukan manusia yang mati harus di jemput malaikat dulu" kata Javier.

"Anjir jadi gue ngurus kematian gue sendiri gitu? Nyabut nyawa gue sendiri?" Tanya Hani dengan wajah tak percaya.

"Lo bisa berhenti bercanda?" Tanya Javier dengan wajah datar.

Hani terkekeh pelan, padahal dia juga sedang tidak bercanda. Lagi pula agar rasa sakitnya ini sedikit hilang dia harus memikirkan hal-hal konyol.

"Emang ga ada cara lain biar gue tetep hidup?" Tanya Hani setelah keduanya diam beberapa saat.

"Ada" jawab Javier. Hani langsung menatap pria itu kenapa tidak bilang dari tadi hah! Ingin rasanya dia berteriak seperti itu namun apalah daya sekarang untuk membuka mata saja rasanya sangat berat.

"Apa?" Tanya Hani dengan suara lemah.

"Lo harus dapet energi dari iblis lain" jawab Javier.

Hani terdiam, mendapatkan energi dalam artian dia harus menganu-nganu dengan seorang iblis?

"Panggilin lah iblisnya kesini"

"Yang ganteng" rikues Hani.

Javier menghela nafas, dia menatap Hani dan menatap gadis itu yang sudah sangat pucat dan dingin.

"Iblis sama setan beda ya, Lo itu termasuk di dalem bangsa setan yang ada dibawah bangsa iblis dan kalo kalian ngelakuin itu ga ada pengaruh apapun tapi bagi bangsa iblis sama aja dia nyerahin hidupnya" jelas Javier.

"Ck, singkatnya aja! Otak gue kayaknya udah mati ini" desis Hani.

Javier yang mendengar ucapan Hani menggelengkan kepalanya tak percaya.

"Yang artinya kalo iblis udah tancep lobang, itu berarti miliknya. Cuma miliknya" jelas Javier, agak malu sebenarnya mengatakan hal ini.

"Maksud Lo apaan si lobang-lobang apa? Lobang tikus!"

"Astaga bodoh banget Lo ternyata" desis Javier.

"Ngomong yang bener makanya! Gue lagi sekarat bego pake bahasa yang mudah dipahami lah jangan sok misterius begitu!"

"Yayayaya" jawab Javier setelah dia mencoba meredam emosinya.

"Cepet kasih tau sebelum gue koid ini!"

TRIO KWEK-KWEKK {🦆³} S3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang