{22} KABURR KE LUAR NEGERI

2K 565 8
                                    

"Velin kamu kenapa tiba-tiba minta belajar di luar negeri begini sayang?" Tanya ibu Velin yang menatap Velin dengan wajah terkejut.

Pasalnya setelah Velin pulang dari cafe dan bertemu dengannya dia langsung mengatakan ingin belajar ke luar negri besok.

"Velin mau jadi koki hebat! Setelah Velin pikir-pikir belajar itu penting mah jadi Velin pengin masuk ke perguruan tinggi khusus biar jadi koki hebat" jawab Velin.

Sang ayah dan Clay hanya bisa diam menatap Velin. Tentunya mereka juga sangat terkejut dengan ucapan Velin. Entah siapa yang membuat Velin mau kembali belajar. Atau mungkin kepala Velin baru saja terhantam sesuatu?!

"Kamu ga sakit kan sayang?" Tanya ayah Velin yang mulai khawatir.

"Engga ko Velin sehat, pokoknya Velin besok mau ke luar negri terus masuk perguruan tinggi belajar jadi koki!" Jawab Velin yang kini bersedekap dada dan memajukan bibirnya.

"Kalo mamah sama ayah ga setuju besok Velin mau kabur sendiri ke luar negri, kan Velin punya simpenan uang di celengan kucing" Ancam Velin. Jangan salah isi celengan kucing Velin bukan uang receh melainkan black card.

Ibu Velin langsung terdiam seribu bahasa.

"Velin ga mau ngomong sama kalian sampe Velin jadi nenek-nenek!" Ancam Velin lagi.

Ayah Velin segera mendekat, ini mirip dengan kutukan yang sangat mengerikan jika di dengar.

"Sayang jangan ngomong gitu ya... Ayah pasti bakal dukung keputusan kamu tapi jangan ngomong gitu, mana mungkin ayah bisa hidup tanpa putri kecil ayah yang gemesin ini..." Kata sang ayah.

Velin mengangguk setuju, dia lalu menerima pelukan hangat dari sang ayah dan sekarang ibunya mengangguk setuju.

"Tapi dek kalo kamu di luar negri kamu mau sama siapa disana?" Tanya Clay, dia bahkan sudah mendirikan klinik hewan di dekat usaha cafe Velin tapi malah adiknya mau pindah ke luar negri?

"Kan ada paman Sam yang ada di Amerika, Velin bisa tinggal sama dia. Kalo Abang kangen tinggal naik pesawat di belakang rumah aja temuin Velin.." jawab Velin.

Clay menelan ludahnya sendiri, benar juga. Tapi dia pasti akan tetap merindukan Velin. Namun mau bagaimana lagi ini adalah keputusan sang adik dan sebagai kakak yang baik dia akan menyetujui dan mendukungnya.

"Yaudah mamah bakal telfon rekan mamah yang jadi dosen di luar, mamah langsung cariin kamu universitas dan rumah disana. Besok kamu tinggal siap-siap terus berangkat. Sekarang kamu tidur ya udah malem kalo mata anak mamah jadi panda gimana dong..." Cerocos ibu Velin. Velin mengangguk, dia tersenyum senang setelah mendapatkan izin dari keluarganya.

Sekarang Velin hanya harus berpamitan dengan Rasya dan Hani. Jika Velin lihat hubungan Lulu dan Clay juga nampak membaik, mereka sudah semakin dekat sejak kejadian Velin dan Yive.

"Lo kenapa tiba-tiba mau keluar negri begini?" Tanya Hani, dia sangat syok karena Velin bilang akan pergi belajar ke luar negri dan menyerahkan cafenya pada mereka berdua.

"Velin mau jadi koki hebat" jawab Velin.

"Vel Lo ga punya bakat secuilpun di dapur, udah gue tau alesan Lo pergi. Pasti karena kemaren kan?"

Velin berhenti mengunyah biskuitnya, dia menatap Hani dan menggeleng lalu meminum susu yang dibuatkan oleh rasya.

"Engga tuuh... Velin kan emang mau jadi koki, karena Velin ga bisa masak makanya Velin mau jadi koki kalo Velin udah bisa masak ngapain Velin harus susah-susah belajar biar pinter masak?" Jawab Velin membuat Hani tidak bisa berkata-kata lagi, sejak kapan Velin menjadi pandai bersilat lidah seperti ini?

"Lari bukan jalan satu-satunya buat nyeselein masalah Vel" kini Rasya yang sejak tadi diam mulai angkat bicara.

"Velin ga lari, Velin kesini naik mobil nanti juga naik pesawat" jawab Velin tanpa menatap Rasya.

"Lo sebenernya ada masalah apa? Coba bilang, kita bakal bantu. Kita ini sahabat satu sama lain" tanya Rasya dan Hani mengangguk.

Velin diam, dia bermain dengan tangannya sendiri membuat Rasya menghela nafas dan mengusap kepala Velin.

"Lo udah gue anggep sebagai adik gue sendiri, masalah Lo masalah gue juga. Gue bukan orang lain yang mesti Lo waspadain begini Vel..." Kata Rasya.

"Yoi, kita kan udah janji bakal nyeselein semua masalah sama-sama. Masalah Lo masalah gue juga, masalah Rasya masalah gue juga dan masalah gue masalah kita bersama" tambah Hani.

"Sebenernya Velin ketemu sama Daniel, abangnya Rasya kemaren..." Velin akhirnya menceritakan semuanya tentang ucapan Daniel dan ancaman pria itu sehingga dia harus menjauhi Candra.

.
.
.
.
.

"Gue gatau masalahnya bakal sebesar ini... Gue juga baru tau kalo dia abangnya Yive Ras, selama ini dia ga bilang apa-apa ke gue" ucap Hani setelah kepergian Velin.

"Berarti dia ngelanggar ucapannya sendiri" jawab Rasya, dia menatap Hani dan kembali mengelap meja cafe.

"Dia bilang dia bakal nyeritain semuanya kan? Kenapa dia ga bilang juga kalo dia juga ambil peran dalam cerita kali ini... Lo di bohongi Han, sekarang Lo tau kan harus gimana?" Tanya Rasya.

Hani berdecak lalu dia mengangguk, dia harus berpura-pura tidak tau sampai waktunya tiba. Setelah itu dia akan marah pada pria itu.

"Velin mana?"

Hani dan Rasya langsung menatap kedepan, ah mereka lupa tentang pria satu ini.

"Can Velin pergi ke luar negri" ucap Hani, dia mendekat dan menepuk pundak Candra memberinya semangat.

"Ke luar negri?" Tanya Candra dan Hani mengangguk.

"Kapan?" Tanya Candra lagi sembari meremas boneka beruang di tangannya.

"Tadi, awalnya gue mau bilang ke Lo tapi gue lupa gue bahkan gapunya kontak Lo" jawab Hani, Hani mengusap bahu Candra dan menutup matanya.

"Can, ada yang perlu kita bahas. Tentang rencana gue sama Hani dan tentang alasan kenapa Velin pergi begini" ucap Rasya.

Hani segera mendorong Candra ke salah satu meja dan mendudukan pria itu diatas kursi. Dia sendiri menarik satu kursi lalu duduk diikuti Rasya yang duduk di sebelahnya.

"Jadi Velin punya alasan tersendiri kenapa dia begini, lain ga lain karena Daniel yang bilang dan ngancam dia. Kenapa gue bilang ke Lo, supaya Lo ga salah paham dan Lo tau posisi kita. Gue minta jangan susul Velin, biarin Velin di sana selama kita selesein masalah kita disini. Karena dia aman disana" jelas Rasya pada Candra.

"Pertama-tama kita harus selesein plot aslinya. Walaupun mungkin Clay bakalan susah buat deketin Lulu tapi gue yakin mereka bisa bersatu. Ini hukuman buat Yive, dan Lo gue rasa gue ga perlu jelasin lagi. Lakuin apa yang Lo suka setelah Yive buat Velin pergi ke luar negri" lanjut Rasya.

"Saran gue cemplungin aja itu cabe ke comberan di depan" saran Hani pada Candra.

"Dan disaat bersamaan Hani bakal ngelakuin aksinya, jadi mohon bantuannya kedepan. Gue tau Lo sekarang lagi marah tapi tahan semua itu..."

Candra menghela nafas dia lalu mengangguk paham. Sialan sekali, pria itu kembali berulah. Andai saja dia bisa sedikit lebih cepat dan menarik Velin kearahnya.

"Boneka buat Velin Can?" Tanya Rasya yang menatap boneka beruang di tangan Candra.

"Ya, tadinya gue mau kasih ke dua" jawab Candra.

"Hmm Lo telat, tapi lucu juga beli dimana? Boleh lah bagi-bagi info gue juga mau buat tokek gue yang lagi hamil" tanya Hani pada Candra.

Rasya menatap lekat-lekat boneka di tangan Candra. Ah dia tiba-tiba saja mempunyai ide cemerlang kali ini. Rencana mereka akan bertambah sempurna jika begini.

TRIO KWEK-KWEKK {🦆³} S3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang