{25} MARAH, TANGISAN

1.8K 441 41
                                    

Ahem menatap pintu kamar Hani, hari ini dia akan memberikan darah yang Hani minta lalu memuaskan gadis itu. Ahem mengangkat tangannya lalu mengetuk pintu kamar Hani.

Tok

Tok

Tok

"Hani... Ini aku Ahem" kata Ahem dengan suara lembut (menjijikan) -nya.

Krieett

Pintunya nampak terbuka namun dia tidak melihat Hani di sela pintu tersebut. Ahem lalu menggenggam kenop pintunya dan mendengar sesuatu.

"Gimana? Hem?"

Suara seorang pria, Ahem dengan cepat membuka pintu kamar Hani dan dia bisa melihat dengan jelas Hani tengah bermain dengan seseorang di bawah selimut.

"Boleh juga" jawab Hani, dia lalu mengalungkan lehernya ke Javier dan membalikkan posisi mereka.

Javier tersenyum, dia menatap Hani yang memakai baju tidur seksi diatasnya. Sedangkan dirinya tengah bertelanjang dada sekarang.

"Abs Lo nambah satu?" Tanya Hani yang tengah menghitung kotak milik Javier.

"Gimana keren kan?" Tanya Javier sembari mencium sebelah tangan Hani.

Ahem membisu melihat Hani yang kini tertawa dan mendekat pada pria yang ia temui beberapa hari lalu bersama Hani. Siapa dia?

"Lo kayaknya ga sabar gue makan ya" ucap Hani pada Javier, dia lalu tersenyum dan melotot saat Javier memukul bokongnya.

Plak

"Ck, jangan di pukul juga bangsat" desis Hani yang kini berada ditempat di depan wajah Javier.

"Biar nambah panas suasananya, liat ke pintu dia udah dateng" bisik Javier yang kini meremas bokong Hani lalu mencium pipi gadis itu.

PRANGGGGG

Hani tergelonjak kaget lalu dia menatap ke sumber suara dan melihat Ahem yang berdiri dengan wajah terkejut melihat kearahnya.

"Ahem?" Tanya Hani, dia dengan cepat turun dari atas tubuh Javier dan menatap Ahem.

"Ah Lo udah dateng? Gue ga denger tadi" lanjut Hani, dia lalu menatap segelas darah segar yang pecah di depan Ahem.

"Harusnya Lo taroh aja darahnya diatas meja, jadi mubazir kan" kata Hani.

"Dia siapa Hani?" Tanya Ahem yang kini menunjuk Javier dengan wajah memerah.

Hani melirik kearah Javier, dia sudah duduk di belakang Hani. Hani lalu merasakan tangan seseorang melingkar di perutnya.

"Kayaknya lo belum kasih tau dia ya sayang tentang hubungan kita?" Ucap Javier pada Hani dengan suara serak dan beratnya.

Ahem mengepalkan tangannya ketika Javier dengan tidak tau diri mencium pelipis Hani. Ahem lalu kembali menatap Hani dengan wajah sedih.

"Kalian berdua punya hubungan apa?" Tanya Ahem.

"Ah, gue lupa kasih tau ke Lo ya kalo hari ini kayaknya gue ga akan minum darah Lo karena gue kedatangan tamu istimewa" jawab Hani, dia lalu bersender pada dada Javier dan menatap Ahem.

"Dia Javier kekasih gue, yang bakal hangatin gue di ranjang untuk kedepannya" kata Hani dengan tatapan lurus menatap Ahem.

"Kekasih? K-kamu kok belum pernah ceritain tentang dia Hani?" Tanya Ahem.

"Buat apa?" Tanya Hani membuat Ahem lagi-lagi terdiam.

"Udah beresin pecahan kacanya gue mau lanjutin permainan. Oh ya jangan lupa tutup pintunya ya" ucap Hani sembari tersenyum pada Ahem.

TRIO KWEK-KWEKK {🦆³} S3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang