{25} KEBENCIAN AHEM

1.5K 402 19
                                    

"Ini yang Lo mau?" Tanya Hani sembari mengangkat jarum suntik kedepan wajah Ahem yang duduk diatas lantai.

Ahem menatap lekat-lekat suntikan berisi kokain ditangan Hani. Dia kemudian menatap Hani dengan wajah memelas.

"Lo mau ini?" Tanya Hani sekali lagi.

Ahem mengangguk dengan sebelah tangan terkepal. Dia harus melakukan apa lagi agar Hani bisa cepat memberinya obat itu...

"Hani pasti marahkan tadi siang? Hari ini Hani boleh hukum aku semau Hani" lirih Ahem.

"Jadi Hani cepet suntik obatnya, biar kamu bisa mulai hukumannya" lanjut Ahem.

Hani menatap Ahem yang sekarang menatapnya dengan wajah memohon. Melihat wajah Ahem sekarang dia jadi teringat tentang seseorang.

"Ga ada orang yang suka rela biar dihukum mirip Lo begini" kecuali orang itu. Hani menatap Ahem, tokoh Hani benar-benar kejam ya, mirip dengan dia.

"Karena dengan begitu Hani bisa puas dan Hani bisa kasih perhatian lagi" jawab Ahem.

Hani mencengkram suntikan ditangan kanannya. Jawabannya pun hampir mirip, kenapa mereka berdua terlihat mirip sekarang?

"Kalo Lo mau dikasih perhatian Lo harusnya lakuin hal yang berguna, gue benci orang yang selalu haus akan perhatian begini"

Hani menatap lekat-lekat Ahem di depannya, dia ingin sekali berkata seperti ini pada orang itu.

"Bukan cuma gue yang bisa kasih perhatian ke Lo, bukan cuma gue yang bisa bikin Lo bahagia, kenapa Lo selalu lari ke gue? Kenapa Lo selalu memohon-mohon seolah semua kesalahan di dunia ini ulah Lo?"

"Harusnya Lo cari orang yang bisa ngasih semua perhatian itu tanpa harus ada imbalan. Harusnya Lo sadar, kalo Lo cuma alat yang gue mainin. Ga sepantasnya Lo berharap perhatian gue. Dan Lo harusnya benci ke gue bukan malah mohon-mohon begini"

Ahem menatap Hani dan terkejut melihat setetes air mata Hani yang luruh begitu saja. Hani menangis?

"Gue agak kecewa" ucap Hani lagi. Dia kemudian memberikan jarum suntiknya kepada Ahem yang menerimanya dengan wajah terkejut.

"Gue berharap Lo benci ke gue, ngatain gue dengan semua kata-kata kebencian yang selama ini Lo pendam. Tapi sayangnya ga pernah ada satu kata kebencian yang keluar dari mulut Lo. Lo justru terus mohon-mohon kegue mirip anjing kelaparan"

Hani mencengkram piyamanya sendiri, dia berjalan menuju balkon lalu duduk diatas pembatas balkon dan menyilangkan kedua kakinya sembari menatap Ahem di depan.

"Gue bener-bener kecewa, Lo jauh dari ekspektasi gue selama ini" ucap Hani, dia menatap tajam Ahem yang tengah menatapnya dengan wajah terkejut dan Hani bisa melihat kilatan amarah di mata pria itu.

"Itu alasan kenapa gue mau akhiri kontrak darah dengan Lo" Hani menunjuk Ahem dengan jari telunjuknya yang lentik.

"Lo udah dapet obatnya kan? Sekarang Lo bisa keluar. Jangan berharap gue bakal pake Lo lagi karena gue udah nemuin mainan yang lebih menarik ketimbang Lo. Sekali lagi gue tegasin Lo jangan pernah berharap lagi gue bakal bawa Lo ke atas kasur gue lagi" tambah Hani.

Ahem mengepalkan tangannya, dia kemudian menunduk. "Maaf Hani" ucapnya sebelum berbalik dan pergi dari hadapan Hani dengan tatapan tajam dan rahang yang mengeras.

Hani memiringkan wajahnya melihat Ahem keluar begitu saja, setelah melihat pintunya tertutup Hani langsung menghela nafas panjang.

"Anjir, akhirnya gue bisa ucapin dialog bak penjahat nomor satu di dunia novel begini" gumam Hani.

TRIO KWEK-KWEKK {🦆³} S3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang