{25} BANG NIEL

1.5K 385 46
                                    

Velin tersenyum senang duduk diatas kuda kayu yang berputar. Seperti perkataanya sebelum Lexa lahir dia akan mengajak gadis itu menaiki odong-odong, namun dikarenakan Abang odong-odong yang dimaksud Velin tengah berlibur jadi akhirnya mereka pergi ke taman bermain.

"Wowowooo gimana Lexa seru kan?" Tanya Velin sembari berlagak seperti pembalap kuda profesional.

Lexa hanya diam menatap auntynya yang sangat bersemangat itu. Dia berdiri tak jauh dari komedi putar mengamati Velin. Sebelah tangannya menenteng tas Velin dan satu tangannya lagi memegang permen kapas.

"Yahoooo" seru Velin, dia nampak asik sendiri setelah gagal membujuk Lexa untuk ikut bermain.

"Haha emang ya ga berubah sedikitpun"

Lexa langsung menoleh ketika dia mendengar suara seseorang di sebelahnya. Lexa menatap seorang pria asing yang berdiri menatap auntynya di depan.

Pria itu tersenyum lalu menoleh padanya, dia menaikkan sebelah alisnya menatap Lexa yang hanya diam mendongak menatapnya.

"Jadi ini ponakan kedua gue?" Tanyanya.

"Lexa Lexa liat kan seru kenapa kamu tadi gamau naik?" Tanya Velin sembari berjalan, sedetik kemudian dia segera berlari kearah Lexa ketika melihat dia tengah berdiri bersama dengan seorang pria.

Velin langsung menarik Lexa dan menyembunyikan gadis kecil itu di belakang tubuhnya. Dia lalu menatap kedepan kearah pria yang sekarang tengah terkekeh.

"Gue bukan penculik anak kali Vel" ucapnya.

Lexa hanya diam, dia beralih menatap Velin yang kini menggenggam tangannya dengan erat. Siapa pria itu? Kenapa auntynya bereaksi seperti ini? Seperti ketika mereka tengah membeli sayur dan banyak ibu-ibu yang ingin menggendongnya?

"Ngapain kamu disini?" Tanya Velin, dia sangat waspada menatap pria tersebut yang tak lain adalah Daniel.

Beberapa saat kemudian...

"Kenapa ga dimakan ice creamnya?" Tanya Daniel pada Velin dan Lexa yang duduk di depannya.

Mereka bertiga kini ada di salah satu kedai ice cream dan Daniel sudah memesan tiga cup ice cream untuk mereka. Daniel tersenyum miring melihat Velin yang terus menerus menatap satu cup ice cream di hadapannya.

"Velin gamau makan ice cream, Lexa jug- loh kok dimakan!" Velin melotot ketika menoleh ke samping malah melihat Lexa tengah memakan ice cream dengan wajah datar.

Velin langsung panik, bagaimana jika ice cream tersebut ditambah toping racun oleh pria itu! Dan seakan tau isi pikiran Velin Daniel langsung mengambil satu sendok ice cream dan menyumpal mulut Velin yang bergumam tak jelas.

"Ini ice cream biasa" ucap Daniel.

Velin menelan ice creamnya lalu melirik Daniel, enak juga ternyata. Velin mulai menyuap satu sendok ice cream di tangannya dan kembali berbinar ketika rasanya bisa dia rasakan.

Velin melirik Daniel di hadapannya, ketika melihat pria itu tersenyum padanya Velin segera mengalihkan tatapannya kearah lain sembari terus memakan ice cream ke dalam mulutnya.

Lexa sendiri hanya diam mengamati gerak-gerik Velin dan pria aneh yang baru saja dia temui. Lexa kini menatap Daniel, pria ini membuat auntynya yang biasanya heboh tiba-tiba diam seribu bahasa. Pasti auntynya itu menganggap pria ini bahaya. Tapi jika Lexa lihat-lihat justru pria ini tidak berbahaya sekali, tatapannya yang tertuju pada Velin entah kenapa Lexa malah melihat kalau pria ini tengah bersedih.

Daniel menoleh, dia tersenyum menatap Lexa yang sedari tadi menatapnya. Ah dia ini cukup peka ya, Daniel lalu berdiri dan mendekat pada Lexa. Dia mengangkat gadis kecil itu lalu menatap Velin yang melotot kearahnya.

"Lo masih mau main kan? Gue ikut ya, sekali-kali gue main sama ponakan gue sendiri" ucap Daniel.

Velin nampak tak setuju namun dia akhirnya mengangguk ketika Daniel kembali menyodorkan satu cup ice cream padanya. Maafkan Velin ya Rasya..

Setelah itu mereka pergi ke tempat dimana banyak mesin capit boneka. Daniel juga menunjukkan bakatnya dengan mencapit satu persatu boneka disana sedangkan Velin hanya bisa menganga melihat kehebatan Daniel. Mungkin ini bakat terpendam pria itu.

Tuttt tutttt...... 🚂🚂🚂

Kereta dengan banyak anak kecil yang menaikinya mulai berjalan. Di masing-masing gerbong ada anak-anak yang duduk dengan wajah gembira kecuali satu gadis yang hanya diam menunjukkan wajah datar sembari memeluk dua boneka besar di pangkuannya.

"Kayaknya Lexa ga suka deh main kereta-keretaan" ucap Velin, dia meringis melihat wajah dingin Lexa.

"Gapapa biarin aja, dia perlu bergaul sama anak-anak lain" jawab Daniel yang berdiri di sebelah Velin.

Velin menoleh, dia menatap Daniel yang tersenyum puas melihat wajah tertekan Lexa. Padahal Velin kira dia akan menunjukkan wajah tak suka karena Lexa adalah anak dari Rasya.

Velin memeluk boneka gajah dengan erat, dia kembali menatap Lexa di depan. Sebenarnya Velin ingin menanyakan satu hal pada pria ini.

"Abang Daniel kenapa jadi jahat begini?" Tanya Velin dengan suara pelan yang mengalun begitu saja.

Daniel sontak menoleh, dia menaikkan sebelah alisnya mendengar pertanyaan Velin barusan. Sejenak Daniel menampilkan ekspresi terkejut sebelum dia menormalkan kembali ekspresinya.

"Lo takut ya?" Tanya Daniel pada Velin.

Velin mengangguk, dia meletakkan dagunya diatas boneka sembari mengigit bibirnya sendiri. Daniel yang melihat ekspresi Velin yang tengah menahan tangis kemudian mendekat pada Velin dan memeluk gadis itu.

"Maafin gue, sebentar lagi Vel, sebentar lagi oke" bisik Daniel.

Velin mengangguk, dia mendongak dan setetes air matanya luruh. Velin benar-benar lelah dengan semua ini.

"Kalian kenapa pelukan?"

Velin segera mendorong Daniel lalu mengusap air matanya sendiri sebelum tersenyum pada Lexa yang sudah berdiri di depan mereka. Ternyata dia sudah turun, Lexa menatap Velin. Dia menangis? Lexa lalu melirik Daniel dan menatapnya dengan tatapan tajam.

"Gue harus pulang, kalian berdua pulang sendiri ya. Sayang banget gue ga bisa anterin kalian" ucap Daniel sebelum mengusap puncak kepala Lexa dan berbalik pergi dari sana.

"Kayaknya gue harus beresin sampah yang mulai muncul di sini" gumam Daniel sebelum dia berbelok dan masuk kedalam portal.

"Aunty gapapa?" Tanya Lexa, Velin langsung mengangguk dan berjongkok di depan Lexa.

"Gapapa ko emang aunty kenapa tadi? Udah mainnya ayo pulang atau masih mau naik lagi? Gimana kalo naik bareng aunty terus Lex-mphh"

Dua tangan mungil Lexa membekap mulut Velin. Dia kemudian menggeleng membuat Velin tersenyum. Apa dia terlalu cerewet?

"Mau sampe kapan aunty pendam semuanya sendiri?" Tanya Lexa.

Velin menyerngit kebingungan, apa maksudnya?

"Jarang-jarang Lexa liat aunty nangis" lanjut Lexa. Dia mengusap kedua pipi Velin lalu mendekat dan mencium kening Velin.

"Kata mamah orang yang bikin aunty Velin nangis harus Lexa pukul kepalanya. Jadi besok kalo dia dateng lagi Lexa pukul kepalanya, tinggal aunty pilih mau pake apa pukulnya ya" ucap Lexa.

Velin tersenyum dia mengangguk, Lexa lalu memeluknya. Velin kemudian mengangkat Lexa dan membawa boneka-boneka yang tergeletak diatas lantai.

"Ayo kita pulang, pasti mamah kamu udah nungguin" ajak Velin sembari berjalan meninggalkan area taman bermain.

Disisi lain Daniel berdiri di depan sebuah gua, dia menatap gua yang dibatasi oleh lingkaran sihir. Daniel mengangkat tangannya dan mengumamkan sesuatu membuat segel sihir di hadapannya tiba-tiba saja hancur.

GROOOOO

"Ternyata lo udah inget ya" gumam Daniel sebelum dia mendatarkan wajahnya dan masuk kedalam gua tersebut.

TRIO KWEK-KWEKK {🦆³} S3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang