{25} JALANG BERAKSI

1.5K 390 10
                                    

Arlan terdiam melihat darah yang menetes dari pisau tersebut. Ahem menatap tangan yang mencengkram pisaunya lalu menoleh ke samping dan menatap Velin.

"Velin gatau ternyata kamu suka bully Keivan begini" ucap Velin yang segera melepaskan pisau ditangannya.

"Velin!" Keivan menarik Velin kebelakang. Namun Velin menampis tangan Keivan.

"Velin kira kamu cowo polos selama ini, Velin gatau kamu ternyata cuma pura-pura polos. Kasian Hani yang udah kamu bohongin" ucap Velin pada Ahem.

Ahem hanya diam, pisau ditangannya terjatuh begitu saja keatas tanah bersamaan dengan tangan kiri Velin yang melayang begitu saja mengenai pipinya.

PLAKKKK

Suara tamparan yang nyaring membuat beberapa murid menatap kearah mereka. Ada yang menatap Velin dengan wajah terkejut, ada pula yang menatap Velin dengan wajah biasa saja. Karena memang Velin sering membuat onar sebelumnya.

"Jangan pernah sentuh Keivan lagi. Velin ga akan tinggal diem kalo kamu sentuh dia lagi" desis Velin.

Keivan menunduk menatap tangan kanan Velin yang mengepal dengan darah yang terus menetes. Keivan kaku menggenggam tangan Velin membuat Velin menatap kearahnya.

"Eh ada apa ini?" Hani datang, dia menatap terkejut kearah Velin dan Ahem yang pipinya terlihat memar.

"Wah semangat banget bocil mukulnya" gumam Hani sebelum berlari menghampiri Ahem.

"Pipi Lo kenapa?" Tanya Hani.

"Ah gapapa, Velin cuma salah paham aja. Dia pasti ngiranya aku mau nyakitin Keivan makanya dia tampar aku begini" jawab Ahem sembari menunduk.

Hani melirik Velin yang langsung mendelik dan menggeleng. Sebelum Velin bersuara Hani segera membentak gadis itu.

"Lo apa-apan si Vel! Kita udah sepakat sebelum semuanya selesai Lo ga boleh sentuh Ahem sedikitpun. Gue tau Lo masih marah ke dia perkara kejadian kemaren tapi ga gini juga" ucap Hani pada Velin.

Velin semakin tak terima, dia hendak maju kedepan namun Keivan segera menariknya kebelakang tubuhnya.

"Udah sana pergi Lo berdua. Gausah bikin emosi gue tambah naik. Gue bakal ngomong ke guru biar Lo pindah grup" ucap Hani pada Keivan.

Hani lalu menarik Ahem pergi dari sana diikuti Arlan sedangkan Keivan kini berbalik dan menatap Velin.

"Tangannya berdarah" Keivan menatap tangan Velin yang penuh dengan darah sekarang.

"Gapapa nanti juga sembuh kamu lupa Velin kan vampir. Kalo luka begini ga seberapa, kecuali kalo luka ini jadi lukanya Keivan pasti bakal beda ceritanya" Velin tersenyum manis pada Keivan di depannya.

"Makasih, kali ini Lo juga bela gue. Tapi jangan lakuin itu lagi nanti"

Velin hanya tersenyum, dia melirik Elfana yang berdiri tak jauh darinya tengah menatap kepergian Ahem dan Hani. Lihat gadis itu hanya diam saja bahkan nampak menyeringai tadi.

"Ayo obatin lukanya" ajak Keivan, Velin segera mengangguk dan keduanya pergi dari sana.

.
.
.

"Lo tau Velin itu vampir, kekuatannya dia berlipat ganda dibanding kekuatan manusia. Jadi jangan diem aja, menghindar kek apa gimana. Liat muka Lo jadi bonyok begini" cerocos Hani sembari mengoleskan salep ke wajah Ahem bekas tamparan Velin.

Ahem hanya diam menatap Hani, dia masih memperhatikannya. Ahem kemudian tersenyum dan mengangguk.

Hani berhenti mengoleskan salep ketika melihat senyuman Ahem, dia berdehem lalu meletakan salepnya keatas meja.

TRIO KWEK-KWEKK {🦆³} S3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang