A Mistake (Lee Jeno Chap 4)

1.5K 79 11
                                    

How was your day?

Happy reading :)

Ravena mengulum senyumnya di sela perjalanan pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ravena mengulum senyumnya di sela perjalanan pulang. Sesekali ia melirik ke sebelah dimana Jeno tengah serius menyetir mobil. Pria itu sama sekali tidak mengalihkan pandangannya dari jalanan. Wajah tampannya benar-benar fokus ke depan, tak peduli dengan gadis manis yang sedari tadi memasang raut bahagia.

Sementara Ravena, ia terus memperhatikan Jeno. Tak peduli setidak tertarik apapun sang kakak membalas tatapannya. Tapi ia akan selalu menatap pria itu. Hingga dengusan kesal berhasil terdengar dari bibir Jeno.

"Ck, gak usah lihatin gue!" kesalnya sembari tangan kirinya menonyor pelan dahi Ravena, sedang tangan kanannya sibuk menyetir. Bukannya kesal dan sedih, Ravena justru senang karena perlakuannya di respon. Artinya sang kakak sadar jika ia memperhatikan. Sebuah hal kecil yang menurut Ravena sangat berharga. Ia kembali tersenyum manis.

"Hehe, makasih ya Kak buat hari ini."

Mungkin pria lainnya jika memiliki Ravena akan merasa seberuntung itu. Gadis cantik nan manis yang lembut hatinya. Tidak pernah marah dan selalu bertutur kata yang baik. Sangat cocok untuk Lee Jeno yang tempramen. Tapi ingat, Jeno sangat tidak suka dengan adiknya itu dan sampai sekarang masih tidak suka. Entah apa yang mendorongnya menjadi seorang kakak dengan perilaku seperti itu. Yang jelas, Ravena selalu yakin jika kak Jeno nya yang dulu saat mereka masih kecil pasti akan kembali. Iya, Ravena yakin itu.

"Gak usah lebay! Gue nyusulin lo juga karena gabut. Gak semata-mata nyariin lo. Kalau ada ekskul juga gue lebih milih ke sekolah."

Alibi Jeno tak membuat Ravena tersakiti. Gadis itu hanya tersenyum tanpa beban. Kepalanya menoleh ke arah jendela mobil. Bisa ia lihat aktivitas orang-orang di jalanan. Mobil Jeno berhenti saat lampu merah menyala di ujung jalan. Pandangan Ravena tetap serius ke luar jendela mobil. Netranya menangkap seorang pengamen jalanan yang meminta uang dari satu kendaraan ke kendaraan lain. Sebuah sajian musik terpampang di pinggiran trotoar. Melihat seorang bocah mendekati mobilnya, Ravena otomatis membukanya. Gadis ringan tangan itu memberikan bocah pengamen yang bertugas menarik uang. Beberapa lembar won yang membuat sang bocah tersenyum lebar. Bajunya nampak compang-camping dan penampilannya di luar kata layak.

"Gomawo eonnie, semoga hidupnya selalu terberkati." Mata anak itu nampak berbinar beberapa kali ia menunduk hormat atas rasa senangnya karena lembaran won yang ia terima. Ravena tersenyum tipis sekaligus mengangguk. Serius gadis itu benar-benar seperti bidadari. Tak hanya cantik rupawan namun hatinya juga. Setelahnya Ravena kembali menutup kaca mobil.

Senyum Jeno tertarik amat tipis melihat pemandangan itu. Namun ia segera mendatarkan ekspresinya kembali dan fokus pada jalanan depan ketika Ravena beralih memandangnya.

NCT DREAM SPECIAL FAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang