Happy Reading
Air tenang menghanyutkan. Gelombang ombak berdebur lembut menyapa pinggiran pantai pasir putih.
Sepasang suami istri terlihat duduk di kursi panjang yang menghadap langsung pantai pasir putih dengan laut biru di seberang sana.
"Makasih ya sayang." Mungkin ini sudah puluhan kalinya Chenle mengucapkan terimakasih pada istrinya.
Veronica terkekeh. "Makasih muluk sih, kenapa?"
"Karena udah muncul di kehidupan aku yang hitam putih ini. Tapi sejak ada kamu, semuanya berwarna."
Veronica terkekeh. "Makasih juga, karena udah mencintai manusia abal-abal ini."
"Abal-abal gimana? Orang sempurna kayak gini kok. Gak boleh merendah, wanitanya Zhong Chenle itu bukan sembarang wanita ya." Chenle mengelus lembut surai panjang Vero.
"Kamu belajar gombalan maut dari Jisung ya?" Vero memasang kecurigaan.
Kekehan Chenle terdengar. "Kok kamu tahu sih, sayang."
"Karena dulu kamu tipe cowok yang gak bisa gombal."
Keduanya tertawa. Saling memasang raut bahagia.
Iya, Chenle membangun sebuah rumah mewah yang aesthetic nan indah. Di pinggiran kawasan pantai. Keduanya sering bernostalgia. Karena laut adalah tempat yang mempertemukan mereka. Juga pernah memisahkan mereka. Dan ternyata semesta mendukung cinta keduanya.
🐬
"Veronica, ayo kita buat banyak Chenle kecil di rahim kamu ya."
Kepala Vero mendongak, ia hanya bisa berdehem saat Chenle menggoda sambil terus menusuk-nusuk titik sensitifnya.
"Ahh, Chenle."
Vero menungging, milik Chenle yang panjang dan padat memasuki miliknya yang sempit. Sepasang suami-istri itu kembali melakukan persenggamaannya.
Sesekali suara ombak mengimbangi desahan mereka yang erotis.
"Sayang, kalau kita ngelakuinnya di air. Apa kamu bakalan jadi duyung?" kepo Chenle.
Veronica menggeleng. "Setelah dapet cinta kamu, dan menikah. Aku selamanya jadi manusia. Tapi, gak menutup kemungkinan kalau anak kita bakalan ada yang bisa dua wujud. Duyung dan manusia gitu."
Chenle angguk-angguk paham. "Sayang, mendingan besok kita jujur ke anak kita aja ya. Tentang kisah cinta kita, aku gak bisa kalau harus nutupin dari mereka."
"Aku bahagia, kalau kamu bahagia." Vero membalas, ia menarik tengkuk Chenle dan mempertemukan bibir mereka.
Kraaauk...
Aktifitas keduanya terhenti saat perut Chenle berbunyi. Pria itu meringis.
"Maaf, aku laper." Ia merengek sambil menyembunyikan kepalanya di ceruk leher Vero.
"Makan dulu atau mandi dulu?" tawar Vero.
Chenle langsung menggendong istrinya. "Mandi dulu lah, sayang."
Setelah mandi, keduanya masak di dapur bersama. Saling bercanda dan berbagi kebahagiaan yang terpancar masing-masing dalam diri mereka.
"Aku aja yang cuci piring, tangan wanitaku gak boleh sakit kena sabun cuci."
Dibalik sikap menyebalkannya. Chenle adalah sosok yang romantis.
Saat pria itu sedang mencuci piring. Vero memeluknya dari belakang.
"I love you, Zhong Chenle."
Semburat kemerahan tampak di pipi Chenle. Pria itu amat bahagia.
"I love you too, Zhong Vero." Chenle tersenyum lebar.
To be continue....