Sore teman - teman....
Emmm.. Boleh ramein? Hehe
Vote dan komennya ya hehe.
Haha hehe wkwkkwkwHappy Reading
♛┈⛧┈┈•༶🐰༶•┈┈⛧┈♛
Waktu berjalan begitu cepat, gadis berkursi roda yang kemarin dirasa masih menjadi seorang mahasiswa baru, kini ia sedang sibuk mengurus skripsinya.
Ia bahkan sering pulang terlambat karena harus sering mencari referensi di perpustakaan, terlebih ia adalah mahasiswa sastra tentunya banyak buku yang harus ia baca mengenai bahasa dan sastra.
Ren, gadis bersurai panjang itu masih sibuk menatap layar laptopnya. Kemarin ia sudah banyak konsultasi dengan dosen pembimbing nya dan skripsinya kurang disempurnakan sedikit lagi. Gadis itu benar-benar optimis. Keterbatasan fisiknya tak membuat dirinya lemah dan berputus asa. Meski beberapa kali buku besar menghantam tubuhnya karena ia mengambil buku di rak tinggi itu menggunakan tongkat, namun itu sama sekali membuat bibir mungilnya mengeluh.
Hingga keseriusan gadis itu buyar karena seseorang yang mendekatinya tiba-tiba. Ren melebarkan mata, melihat seorang gadis yang tampak kacau, pucat dan acak - acakan.
Bruk!
Gadis itu menjatuhkan kepalanya di atas lipatan tangan. Bisa tercium bau alkohol dari napasnya. Ren bahkan sampai menutup hidung karena kuatnya bau alkohol itu.
"Ren, tolong. Aku tidak sanggup lagi," lirihnya putus asa. Dimana letak arogan nya selama ini? Gadis berdarah China itu kini terlihat hancur dan tidak baik. Bahkan surai rambutnya acak - acakan, kantung matanya jelas terlihat, dan wajahnya sudah tak ia poles dengan make up tebal seperti biasanya.
Menatap sendu gadis disampingnya, Ren menepuk pundak Ningning. "Apa yang terjadi?" tanya Ren dengan lembut.
Mata gadis itu berkaca, ditatap nya gadis berkursi roda di sebelahnya. Kemudian apa yang merasuki Ningning sehingga gadis itu memeluk erat Reneta.
"Maafkan aku, Ren."
"Aku menyesal atas perbuatanku selama ini. Aku semena - mena, pemalas, dan sering membuat orang lain terluka."
"Sekarang aku kena karmanya, aku tidak tahu bagaimana harus menyelesaikan skripsiku. Orangtua ku berharap banyak padaku, sementara aku bukan anak yang bisa diharapkan." Ningning terisak pilu.
Hati Ren bergetar, terlepas dengan perilaku Ningning selama ini gadis itu juga hanya manusia biasa yang tidak sempurna. Untuk apa Ren dendam? Justru ia harus membantu gadis itu sekarang. Bukankah kedamaian lebih enak dirasa dari pada terus memelihara permusuhan atau hubungan yang tidak baik?
"Ayo, kita kerjakan skripsi bersama. Apa judul yang sudah kau tentukan?"
Ningning semakin terisak, entah seperti apa hati gadis berkursi roda yang selama ini sering ia hina, caci maki, bahkan sakiti namun tak membuat gadis itu membalaskan dendamnya. Justru dirinyalah yang berdosa, ia seenaknya menyakiti dan tidak punya muka untuk meminta maaf.
Senyum mengembang di wajah Ren, gadis itu menghapus air mata yang mengalir di sekitar kelopak mata Ningning. Selama Ningning menyakitinya, ia memang merasakan sakit hati. Namun melihat Ningning yang barusan meminta maaf dengan tulus, hatinya jadi lega.