Happy Reading
Sesuai janjinya pada Lily, kini Ravena tengah mempersiapkan barang untuk dibawa ke bumi perkemahan besok. Ia tengah berkutat di kamarnya yang sangat sepi. Jika dulunya ia selalu dirumah bersama Jeno, kini ia benar-benar sendirian. Ayah dan Ibunya memang sesibuk itu dan selalu memprioritaskan perusahaan. Bahkan ketika Ravena sakit pun, Ayah dan Ibunya tidak pernah ada untuknya.
Keesokan harinya Ravena sudah bersiap. Ia menggendong tas ranselnya yang cukup besar. Gadis cantik bersurai panjang itu berdiri di depan gerbang rumahnya. Angin kencang menerpa rambutnya hingga berkibar indah. Siapa sangka gadis itu sekarang semakin kesepian meski banyak orang mengira hidupnya sempurna. Keluarga Lee yang di pandang sesempurna itu memiliki anak perempuan yang tidak pernah diperhatikan sama sekali oleh orangtuanya.
Selama ini Ayah dan Ibu hanya datang menyempatkan waktu formal agar berita yang tersebar di khalayak umum selalu baik. Mereka terlihat seperti keluarga yang paling harmonis. Kita tidak pernah tau sisi kelam di balik keluarga terpandang yang memiliki banyak perusahaan dengan saham raksasa.
"Non, berangkat sendiri?" tanya Pak Satpam yang menjaga rumah mewahnya. Ravena mengangguk.
"Oh iya Pak, kalau Ayah dan Ibu pulang. Bilang ya kalau Ravena ada kegiatan berkemah dari sekolah selama 3 hari." Gadis itu berucap dengan sopan.
"Baik Non," ucap satpam seraya menunduk patuh pada Nona kecil di keluarga Lee.
"Terimakasih Pak."
Tiba-tiba taksi yang di pesan Ravena datang. Gadis itu segera masuk ke mobil dan berangkat sekolah. Ia sengaja tidak naik bus karena tas nya terlalu berat.
Sesampainya di sekolah ia segera membayar taksi tersebut kemudian berjalan memasuki area sekolah. Ternyata sudah banyak siswa yang datang. Mereka juga sama, sudah mempersiapkan barang-barang untuk perkemahan. Pandangan Ravena menyapu seluruh lingkungannya. Ia mencari seorang gadis bersurai pendek. Tak butuh waktu lama suara seseorang memanggilnya dengan riang.
Lily terlihat sangat sumringah mengetahui Ravena tidak menolak permintaannya kemarin. Dengan antusias gadis itu menggandeng Ravena duduk di kursi pinggiran teras sekolah. Ternyata semua siswa tengah menunggu bus yang akan datang menjemput mereka.
"Nanti aku satu tenda sama kamu ya." Lily berbinar menatap Ravena. Gadis cantik itu terkekeh sembari mengangguk.
"Emangnya satu tenda berapa orang?" tanya Ravena.
"Dua," jawab Lily sembari memakai jaketnya yang cukup tebal.
"Oh iya, Ravena kamu bawa jaket kan? Katanya tempat perkemahan kita dingin banget."