Long time no see...
How are you guys?
Don't forget vote and komen
Happy Reading....Jisung melamun di kelasnya, ia masih bingung kenapa semalam Lily meninggalkannya tiba-tiba. Gadis itu terlihat sangat tidak mood secara mendadak. Apa Jisung melakukan kesalahan?
Pemuda itu beberapa kali berdecak kesal sembari merenungi sebenarnya apa kesalahan yang ia perbuat. Sesekali ia memijat keningnya. Seingatnya saat itu Lily bertanya apakah ia pernah punya cinta pertama. Dan ia menjawabnya dengan jujur, memang apa salahnya jika ia tidak memiliki cinta pertama? Jisung benar-benar bingung dengan keadaan ini.
Lamunannya tersadar kala sebuah tangan menyentuh pundaknya. Jisung menoleh dan keningnya langsung bersentuhan dengan dinginnya minuman.
"Tumben lo gak ikut nongki?" tanya Jeno memberi Jisung es kopi kesukaan pemuda itu tentunya yang kadar gulanya manis. Ia tidak seperti Jaemin ygy.
Jisung menyedot rakus es kopinya sembari memejamkan mata. Dan rasa segar itu langsung masuk ke tenggorokannya. Coolin.
"Bang, menurut lo cewek kenapa tiba-tiba marah gitu aja?"
Jeno mengerutkan kening. "Mungkin kitanya yang salah ngomong. Emangnya kenapa Jie?"
"Semalem cewek itu tanya ke gue, apa gue punya cinta pertama."
"Terus lo jawab apa?"
Jisung menghela napas. "Gue jawab jujur lah bang, gue gak pernah punya cinta pertama. Tiba-tiba dia gak mood langsung izin pulang."
Satu jitakan mengenai kepala Jisung. "Jelaslah, dia tu berharap cinta pertama lo tu ya dia. Gitu aja gak tau."
Jisung meringis, mengelus keningnya. "Lah, kok bisa gitu sih."
Helaan napas terdengar dari Jeno. "Lo emang masih terlalu polos buat main cinta. Jelas kalau tu cewek suka sama lo, tapi lo nya aja yang gak peka."
Setelahnya Jeno pergi meninggalkan Jisung membuat pemuda itu semakin kesal karena masih bingung.
"Gue beneran gak ngerti dengan semua ini."
♛┈⛧┈┈•༶🐹༶•┈┈⛧┈♛
Suasana rumah sakit sudah sangat sepi. Lily bersiap untuk pulang ke apartemennya. Tidak ada yang ingin ia lakukan setelah ini kecuali rebahan di atas ranjangnya yang nyaman dan empuk itu. Ia berjalan menyusuri koridor rumah sakit dengan langkah perlahan. Sesekali kepalanya menengok ke kanan dan kiri melihat beberapa ruangan yang terisi pasien rawat inap.
Langkah Lily terhenti melihat sosok tinggi di hadapannya. Ia otomatis memasang wajah datar. Membuat lawan berdirinya saat ini memasang tampang canggung dengan gelagat menggaruk kepala belakang.
"A- aku," ucap Jisung ragu. Pemuda itu bahkan masih memakai seragamnya yang ditutupi hoodie abu-abu.
"Apa?" tanya Lily ketus.