A Mistake (Lee Jeno Chap 32)

1K 53 23
                                    

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading

"Maafin Kakak ya, Ravena. Kayaknya Kakak gak bisa mencegah semua ini lagi. Orangtua kita terlalu keras kepala."

Taeyong menunduk penuh penyesalan. Ravena menggeleng patah-patah. Ia justru merasa bersalah karena Taeyong meminta maaf padanya dengan wajah sendu.

"Enggak, Kak Taeyong. Jangan minta maaf."

Air mata gadis itu runtuh. Jemarinya menyeka setitik air yang menetes dari pelupuk mata.

"Aku jadi beneran merasa bersalah sama Kak Aeri."

Dadanya mendadak terasa seperti di hantam jarum-jarum yang menusuk dalam tapi tak terlihat. Ia membayangkan wajah sedih Aeri dan itu benar-benar membuat Ravena tidak akan bersemangat seumur hidup.

"Ravena, dengerin Kakak."

Kepala gadis itu mendongak, menatap Taeyong. Matanya sangat sembab sebab semalaman ia meredam tangis nya yang tak kunjung surut.

"Aeri bilang gak masalah. Dia sayang banget sama kamu, Ravena. Dia juga minta maaf gak bisa menghadiri pernikahan kita besok. Karena dia lagi di Jepang, neneknya meninggal."

Ravena mengangguk. Ia sampai tidak bisa berkata-kata lagi akan kesedihan yang dirasa. Terlebih ternyata Aeri pulang ke Jepang bukan untuk bersenang-senang namun untuk menerima duka keluarganya dan mengikhlaskan kepergian neneknya dari dunia ini.

Lekas gadis belia tersebut segera pamit meninggalkan Taeyong. Besok adalah hari yang melelahkan karena pernikahan akan di mulai siang hari. Pagi harinya pasti ia sudah harus duduk di depan rias pengantin dengan gaun yang terasa sangat berat ditubuh.

Ditatap lamat-lamat punggung Ravena yang kian menjauh. Taeyong menghela napas pelan. Ia benar-benar tidak tega dengan gadis itu. Ia jelas tahu sebesar apa cinta Ravena kepada Jeno.

"Maafin Kakak ya." Ia menggumam sendiri sebelum akhirnya pergi dari rumah Ravena. Setelah ini Taeyong juga perlu istirahat karena besok adalah hari yang sangat panjang.

Secercah sinar merayap menelisik awan tebal. Selimut tebal menyelimuti tubuh gadis belia yang sebentar lagi akan mendapatkan ikatan sah. Mungkin beberapa jam lagi.

Bukannya segera bangun, ia malah menaikkan selimutnya sampai menutupi kepala. Air matanya kembali merembes, ia yakin matanya sudah benar-benar bengkak karena semalaman ia tidur dengan tangis yang tak henti dan dada yang sakit.

"Hiks..."

"Aku gila, harusnya aku seneng karena hari ini seluruh keluargaku seneng."

NCT DREAM SPECIAL FAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang