Lima tahun kemudian...
"Runa!"
"Runa, tungguin!"
Aruna terkekeh, ia memberhentikan langkahnya. Menoleh ke belakang, dimana laki-laki berseragam SMP tengah susah payah memakai sepatu sambil berdiri. Suruh siapa bangun terlambat, tapi gadis itu juga tidak tega jika meninggalkan Haechan. Karena pasti dia akan uring-uringan.
"Kenapa bangun telat?" tanya Aruna. Sedang lelaki tengil tadi sudah berada di sisinya.
Haechan meringis, menggaruk tengkuk belakangnya. Sudah berlalu lima tahun dan menjalani hari bersama sebagai adik dan kakak. Tapi tetap saja, pesona Aruna selalu berhasil membuat Haechan klepek-klepek sendiri.
"Aku main game 10 ronde." Haechan menunduk, menatap jalanan yang mereka lalui. Entah mengapa saat gadis itu bertanya rasanya Haechan selalu merasa bersalah. Padahal jika ibu yang tanya, tetap saja anak itu bandel luar biasa.
"Jangan gitu lagi ya, Haechan. Besok kita ujian, nanti malem belajar bareng aja gimana?" Aruna mendongak ke samping, menatap sosok yang lebih tinggi darinya.
Haechan auto mengangguk seperti orang terhipnotis. Sejak kapan Haechan mau belajar? Ibunya saja sampai teriak-teriak mengomel bahkan membuatkan jadwal. Dasar Lee Haechan.
"Kamu kalau di nasehatin Ibu jangan bandel dong. Kan kasian, ibu sampai teriak-teriak bangunin kamu." Aruna menasehati dengan suara pelan. Bahkan sesekali Haechan menunduk agar suaranya jelas.
Haechan semakin merasa bersalah. "Aku bandel banget ya sama ibu," sesalnya.
"Nanti habis pulang sekolah, minta maaf. Dan patuhi perintah ibu, oke?" Aruna tersenyum lembut.
"Iya, aku nanti minta maaf sama ibu."
🐻
Tiiing!
Tuuung!
Tiiiing!
Tuuuung!
Tuuung!
Tiiiiing!
Tuuung!
Tiiiiiing!Bel masuk sekolah telah berbunyi. Para siswa segera memasuki kelas masing-masing. Tak terkecuali sekelompok geng berisi berbagai jenis manusia beranggotakan 7 orang dengan sifat masing-masing.
"Chan, mau kemana? Ayo ke rooftop." Haechan melangkah menyusul Jaemin, Jeno, dan Renjun yang notabenenya tidak suka bolos. Chenle menahan tangannya.
"Aihh, aku mau masuk kelas lah. Jangan suka bolos."
Chenle, Jisung dan Mark terkejut bukan main. Bahkan Renjun yang tadinya berjalan sampai berhenti.
"What! Are you kidding me?" Mark menutup mulut tidak percaya.
"Kamu kerasukan apa, Chan?" tanya Renjun. Mereka akhirnya jalan berdampingan menuju kelas.