SPAM KOMEN!
PLISSS 😭
WAJIB SPAM KOMEN!Pesawat jurusan Korea - New York telah lepas landas. Ravena berkali-kali menghela napas panjang. Siapa sangka pada akhirnya dirinya yang akan duluan menemui Jeno sebelum pemuda itu pulang ke Korea. Harap cemas dalam hatinya bereaksi. Ia takut jika pertemuannya tidak sesuai ekspektasi.
Melihat kepanikan di mata Ravena wanita disebelahnya langsung peka. Ia menggenggam kedua tangan Ravena menenangkan gadis itu.
"Jangan ovt sebelum maju. Anggap aja kamu lagi liburan di tempat yang indah dan pengen ketemu sama orang yang bener-bener kamu sayang dan rindukan setiap harinya."
"Eonni, jujur Ravena takut nanti Kak Jeno marah dan gak mau nyamperin Ravena." Jiwa melankolis Ravena semakin membara membuat gadis itu panik bukan main.
Aeri memeluk gadis itu, menepuk punggungnya dengan pelan serta memberikan energi kepercayaan diri.
"Ravena, kamu pasti bisa. Jangan terlalu menutupi apa aja yang mau kamu bilang sama dia."
"Jangan lupa makan juga," sela Taeyong yang berada di depan kursi mereka.
"Buruan sarapan, keburu dingin itu."
Aeri tersenyum. Ia sedari pagi tadi belum mengucapkan apapun pada Taeyong karena kebaperannya di malam tadi. Entah Taeyong peka atau tidak.
"Ravena, buruan di makan sarapannya. Barusan ada yang ngomel."
Ravena tersenyum dan segera memakan sarapannya. Taeyong terkekeh mendengar penuturan Aeri barusan. Ia sadar jika wanita itu menghindari kontak mata dengannya sejak tadi.
"Cantiknya Lee Taeyong juga harus makan dong." Taeyong berucap dengan nada menggoda, membuat Aeri tidak bisa mengkondisikan wajahnya yang memerah seperti kepiting rebus.
"Apa perlu aku suapin?" tanya Taeyong sembari memajukan sendoknya.
"Diam! Jangan buat aku baper di tempat umum!" kesal Aeri membuat Taeyong tertawa.
Melakukan perjalanan selama 13 jam lebih membuat mereka akhirnya terlelap masing-masing. Besoknya mereka juga sudah harus bersiap menghadiri wisuda Jeno.
✥
"Serius, bro! Lu ganteng banget. Sayang gak sih kalau wisuda gak bareng sama pacar."
Jeno mengeram rendah mendengarkan celotehan Jake sedari tadi. Jika sekarang bukan situasi yang sakral dimana mereka harus duduk tenang dengan baju wisuda serta toga yang mereka kenakan, mungkin Jeno sudah menonjok Jake sedari tadi.