Jangan lupa vote and komen!
Spam komen lebih baik!
Happy reading♛┈⛧┈┈•༶🐹༶•┈┈⛧┈♛
"Mama mau kamu keluar dari geng gila itu! Mama gak mau denger protes sekecil apapun dari kamu, Park Jisung! Dengerin mama!"
Jisung memejamkan matanya cukup lama. Mamanya itu tipe seseorang yang sangat harus di turuti permintaannya. Pemuda Park berusia SMA itu kini telah berperang dalam pikirannya sendiri. Sungguh ia juga seorang ABG yang ingin merasakan kebebasan berekspresi.
"Jisung! Mama tau ya, kamu pasti juga pengen ngerasain apa yang remaja umumnya rasain! Tapi, kalau kamu sampe celaka kaya gini kamu gak mikir apa?"
"Park Jisung!"
"Shhh iya ma, iya. Jisung bakal keluar dari geng itu."
Binar mata Mama Jisung melebar. Sungguh, sebagai seorang ibu tentu ia sangat mementingkan keselamatan sang anak. Menjadi ibu di era sekarang adalah hal yang sangat sulit. Terlebih jika anakmu menginginkan kebebasan berekspresi yang meresahkan. Contohnya seperti tawuran, balap motor liar dan lain-lain.
Dering ponsel Mama Jisung membuat keadaan seketika hening. Wanita paruh baya yang terlihat masih awet muda itu segera merogoh ponselnya. Dan menempelkannya ke telinga.
Perusahaan mana?
Oke, aku kesana sekarang!
Nona Park menghela napas pelan. Wanita anggun itu menggenggam punggung tangan Jisung.
"Mama harus pergi sekarang Jisungiee. Kau harus segera sembuh, mengerti?"
"Mama harap setelah ini kamu benar-benar keluar dari geng itu."
Jisung menghela napas panjang ketika Mamanya sudah benar-benar keluar dari ruangannya. Demi apapun rasanya sangat panas mendengar sang mama mengomel panjang lebar. Jisung hanya bisa diam, meringis dan mematuhi.
Pintu ruangan vvvip yang di tempati Jisung kembali terbuka. Pria itu memejamkan mata, bersiap untuk menerima omelan mamanya yang tiba-tiba datang lagi.
Namun sudah beberapa menit tidak ada suara. Jisung membuka matanya perlahan. Dilihatnya seorang gadis dengan pakaian perawat menatap Jisung diam dengan dorongan saji yang masih ia pegang.
"Makan dulu ya," ucap Lily.
Jisung hanya diam, memperhatikan gerak gerik wanita yang sedang menyuap makanan untuknya. Hingga akhirnya Lily duduk di samping ranjang Jisung.