We just wanna have fun
Cause we hot
And we young :3Jinjja, aku udah berusaha lanjutin cerita lain tapi inspirasi ku belum ada. Malah kebayang-bayang cerita ini terus. Jadi malem ini aku lanjut Mark Aila yaaa :3
Maacih yang sudah mau baca :3
Kalau mau vote komen aaungg aku pasti makin semangat :3Happy Reading
Pagi yang cerah mengawali pagi Aila. Gadis itu segera turun menuju dapur untuk menyiapkan sarapan untuk Mark. Pagi ini ia membuat sandwich dan jus semangka kesukaan Mark. Diam-diam Aila mengulum senyum, membayangkan Mark yang entah mengapa semakin hari semakin menggemaskan baginya. Ia ingat semalam pria itu menggigau menyebut namanya seperti orang gila. Tapi Aila suka.
"Omo, apa aku gila?" gumam Aila sembari menuangkan beberapa balok es ke dalam jus semangka yang barusan ia buat. Tak lama kemudian bau maskulin yang menyegarkan mendekat ke arahnya. Aila tersenyum tipis menatap Mark yang sudah siap menggunakan pakaian kantor yang sudah ia siapkan tadi saat Mark sedang mandi. Pria itu sengaja menggantungkan dasinya di leher. Aila berdecak kesal, ia segera memakaikan dasi Mark dengan rapi. Alhasil sang empu tersenyum manis. Tangannya terulur mengusap anak rambut Aila kemudian mengusap surai rambut gadis itu yang semakin panjang.
"Kenapa?" tanya Aila dengan sewot saat Mark terus menerus menatapnya dengan senyuman manis.
"Rambutmu makin panjang sayang, aku suka. Kamu cantik bahkan ketika kamu belum mandi."
Plak!
"Jadi kamu nyuruh aku mandi dulu gitu?"
Mark menggeleng takut. "Eng- enggak sayang. Maksudku kamutu cantik di semua situasi."
"Dasar gombal, cepet makan. Nantikan ada meeting."
Mark tersenyum, telunjuknya ia arahkan menuju bibirnya kemudian mengetuk pelan beberapa kali. Aila bergidik ngeri disertai gelengan.
"Ahh, udahlah. Kamu makan dulu. Aku mau gosok gigi sama cuci muka."
Aila cepat-cepat keluar dari dapur sebelum Mark semakin mengusilinya. Pria itu tertawa puas.
"Sayang, kalau kamu sikat gigi artinya mau kasih aku kisseu kan?"
"Sayang! Aila sayang!"
"Bisa diem gak Mark!" kesal Aila dengan suara menggema. Dan hal itu membuat Mark semakin bengek.
Rona wajah Aila tampak sangat jelas. Ia memandang keseluruhan wajahnya lewat kaca wastafel. Mark benar-benar gila, tiada hari tanpa pria itu menggoda Aila. Namun gadis itu bersikeras mempertahankan kegengsiannya.