Dear my sweet readers
Support me with vote and spam komen
😗😚Thank you 🪅💝
Happy ReadingClap!
Mata seorang pemuda terbuka lebar dalam sekejap. Ia tersadar setelah beberapa hari koma. Perlahan indera penciumannya merasakan aroma khas yang menyeruak dengan nuansa ruangan berwarna putih. Sudah pasti ia dirumah sakit.
Perlahan tangannya bergerak, ia meringis merasakan ngilu di pergelangan kanannya. Sebuah selang tampak menjalar ke atas. Ternyata tangannya terinfus. Kini bisa ia rasakan seluruh badannya terasa remuk dan pegal. Ia kembali memejamkan matanya, berusaha mengingat apa yang terjadi.
Pintu ruangan terbuka.
"Woy! Haechan udah sadar, woy!" Jeno berteriak agar teman-temannya datang.
Dan benar saja, suara derap kaki berlarian menggema di koridor rumah sakit. Memasuki kamar inap yang berisi satu pasien itu. Lee Haechan. Ia tampak seperti orang linglung. Menatap satu per satu temannya dengan tatapan kosong. Keningnya mengerut bingung, mulutnya tak mengeluarkan satu patah kata pun.
Renjun menggenggam punggung tangan Haechan.
"Chan, lo masih inget kita kan?" tanya Renjun dengan wajah khawatir.
Haechan memejamkan mata, tangan kiri tanpa infusnya memegang kepala. Sedetik kemudian air matanya menetes.
"Hiks..."
"Maafin gue, Chenle. Dia..."
Haechan terisak, matanya memerah dengan air mata yang mengalir deras tiba-tiba. Tangan kirinya menepuk pelan dadanya karena sakit rasanya. Ia merasa sangat bersalah.
"Maafin gue..."
"Chenle, apa Chenle udah ketemu?" Haechan terdengar sangat pilu. Suaranya serak dan lemah.
Kelima temannya menunduk duka. Pilu kesedihan jelas menyergap tiap-tiap hati teman Haechan. Sudah beberapa hari seluruh TIM SAR mengerahkan diri untuk mencari keberadaan Chenle di laut lepas Seoul. Namun nihil hasilnya. Hanya kacamata hitamnya yang ditemukan. Sedangkan jasadnya, tidak sama sekali.
"Ini salah gue, harusnya gue yang mati! Bukan Chenle!" seru Haechan dengan kepiluan yang mendalam. Air matanya masih terus berjatuhan.
Mark menggeleng, ia segera mendekat kepada Haechan.
"Jangan nyalahin diri sendiri, Chan. Ini semua udah takdir. Kita semua udah usaha cari dia, tapi gak ketemu."