Happy Reading
"Aku berangkat dulu ya sayang." Mark menarik Aila kedalam pelukannya, perlahan melonggarkan pelukannya pada Aila beralih mengecup dalam kening gadis itu. Jika hari ini bukan jadwal meeting di kantornya mungkin dirinya lebih memilih menghabiskan waktu bersama istrinya dirumah.
Jemari Aila dengan cekatan merapihkan posisi dasi Mark, tak lupa senyuman cantiknya yang membuat Mark tidak bisa menahan untuk kembali melumat bibir manis wanitanya. Aila kembali memejamkan mata merasakan betapa lembutnya bibir Mark memangut atas bawah miliknya hingga merah merekah.
Merasakan napas Mark yang kian memberat ia segera mendorong pelan dadanya hingga ciuman mereka terlepas. "Udah Mark, nanti kamu terlambat." Aila mengatur napas nya yang terengah-engah.
"Jaga diri baik-baik ya sayang. Aku pulang cepat nanti," ujar Mark kembali mengecup bibir Aila setelahnya benar-benar memasuki mobilnya. Melambaikan tangan pada wanita yang masih setia berdiri di samping mobilnya.
"Hati-hati," pesan Aila.
Mark mengangguk di balik kaca mobilnya. "I love you," ujar pria itu. Aila terkekeh. "I love you too."
Seperginya Mark menuju kantor perusahaan pria itu, Aila segera masuk ke dalam rumah. Wanita itu mulai melakukan pekerjaan rumah seperti rumah tangga pada umumnya. Menyapu, mengepel dan membersihkan karpet ruang tamu dengan penyedot debu. Hari ini Bibi yang membantu dirinya membersihkan rumah tidak datang karena sanak saudaranya melakukan pernikahan, alhasil semua dikerjakan Aila sendirian.
"Hufftt, capek." Tubuh Aila sempurna mendarat di atas sofa ruang tamu. Gadis itu meneguk air mineral cukup banyak. Sedikit mengelus peluh yang ada di sekitar dahinya. Dipandangnya langit-langit ruang tamu. Ternyata sepi sekali jika sendirian dirumah. Mengapa ia baru merasakannya sekarang. Padahal dulu saat ia masih sekolah, hal yang paling Aila suka adalah saat dirinya sendirian dirumah. Ia akan melakukan hal apapun yang ia suka. Bahkan keluyuran sampai malam bersama teman-temannya.
Sudah lama Aila tidak berhubungan dengan Haechan, Jaemin, Jisung dan Chenle. Sejak Haechan membentaknya di basement soal perjodohan dirinya dengan Mark waktu itu. Hubungannya merenggang. Bagaimana kabar teman-teman nakalnya itu?
Terlalu larut dengan pikirannya membuat Aila sedikit mengantuk. Gadis itu bangkit dari sofa, ia berniat mandi dulu sebelum memasak sesuatu.
Selesai mandi, Aila menatap isi kulkas di dapur. Bahan-bahan makanan sudah banyak yang habis. Berbelanja di siang hari bukan hal yang buruk. Aila segera menyambar hoodienya. Ia meraih kunci mobil dan segera turun ke garasi.
Mobilnya terparkir rapi di area bawah Mall tersebut. Aila berjalan keluar mobilnya. Ia terdiam ketika melihat seseorang yang pernah dikenalinya.
"Nami," panggilnya cukup lantang. Membuat seorang gadis dengan kepang dua serta kacamata besar menoleh ke arahnya. Nami melebarkan mata melihat Aila dari jarak beberapa meter. Gadis itu tersenyum menghampiri Aila meski agak takut karena dulunya Aila terkenal sebagai preman sekolah.