• WELCOME •
Langkah suara pantofel bergema semakin dekat ke arah kolam renang. Chenle berjalan dengan napas memburu, ia sangat khawatir. Demi apapun, dia tahu persis bahwa wanita bernama Song Kiren itu memiliki tabiat busuk.
"Hahaha, lucu banget. Kamu beneran putri duyung?" Song Kiren melotot ke arah Veronica yang sedari tadi hanya terdiam cemas sambil berpegangan tangan di sisi kolam. Wujud sepenuhnya sudah terlihat. Dan biarlah pria yang sedang berjalan menuju ke tempat itu, melihat secara nyata wujud putri duyung itu.
"Veronica!" seru Chenle. Pria itu melebarkan mata.
Song Kiren menyeringai. "Kamu gak sadar, kalau kamu jatuh cinta sama siluman. Dia bukan manusia."
Napas Chenle memburu. Sedang di bawah kolam sana Veronica tampak menatap dengan wajah merasa bersalah.
"Song Kiren, pergi sekarang!" tekan Chenle dengan dingin.
Kiren tidak terima. "Kenapa, kenapa Chenle? Kamu sama sekali gak pernah menghargai usahaku. Kamu sejak kecil gak pernah lihat aku? Kamu jahat Chenle."
Pria bermarga Zhong itu memejamkan matanya. Pikirannya kalut, ia menatap Kiren dengan dingin benar-benar dingin.
"Gue sama sekali gak pernah ada rasa sama lo. Kita cuma sebatas temen dari kecil, Song Kiren."
"Pergi sekarang, atau gue laporin ke polisi kalau lo udah bikin Veronica jadi kayak gitu?"
Kiren melebarkan mata. Kakinya terhentak kesal kemudian pergi dari sana.
Chenle mengacak rambutnya. Ia menunduk menatap gadis yang kini sudah penuh air mata.
"Chenle, maafin aku." Veronica bergetar suara.
Pria itu menarik Veronica. Ini nyata, gadis itu benar-benar putri duyung sungguhan.
"Kenapa lo gak jujur ke gue dari awal, Veronica?" tanya Chenle.
Vero menggeleng. "A- aku."
"Maafin aku Chenle, sebenarnya aku udah mau jujur ke kamu. Tapi nyari waktu yang pas dulu. Kalau misal kamu mau benci sama aku, silahkan aja. Tapi habis itu kita gak bakalan bisa ketemu selamanya." Veronica mengelus perlahan gelang yang di pakai, ekornya seketika berubah kembali menjadi kaki manusia.
Sialnya, pria itu terlihat acuh. Ia malah merogoh ponselnya. Menghubungi seseorang.
Kim Rara, lo dimana?
Gue di agensi, lo tau gak Vero dimana? Gue cariin anjir!
Dia di cafe seberang agensi. Lo kesini sekarang ya.
Oke.
Hati Vero jadi sedih, apa sekecewa itu Chenle padanya?
"Chenle, kamu mau kemana?" Vero terlihat semakin terisak. Tapi pria itu tidak mau beradu pandang.