Case Possibility (Park Jisung Chap 12)

1.3K 62 15
                                    

Hello gaes...
How are you?
I hope you are always healthy and safety.
Don't forget to be happy.
Love you...

Jisung memijat tengkuknya yang terasa pegal karena seharian belajar, belajar dan terus belajar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jisung memijat tengkuknya yang terasa pegal karena seharian belajar, belajar dan terus belajar. Pendidikan di Jepang bukan main-main disiplinnya. Ia belajar dari pagi hingga larut malam. Terkadang sampai lupa menelpon kekasihnya yang sekarang sedang berstatus LDR bersamanya.

Pemuda bertubuh jangkung itu berdiri dari tempat duduknya kemudian berjalan keluar kelas. Ia melihat masih ada mahasiswa yang berlalu lalang lembur di kampus jadi suasana tidak terlalu sepi dan menyeramkan. Sampai di area parkir, Jisung segera menyalakan mesin mobilnya kemudian dengan santai melajukan mobil menuju restoran sushi kesukaannya di pusat Ibu Kota Tokyo.

Bertahun-tahun menjadi anggota dari geng motor di perkumpulannya membuat Jisung menjadi pengendara motor yang baik. Kemarin ia ujian mengemudi untuk mendapatkan SIM. Hasilnya A. Jisung sudah bebas mengendarai mobilnya sekarang tanpa takut di tilang polisi seperti saat ia masih SMP atau awal SMA dulu. Mengingat kenangan konyol bersama teman-teman nya dulu membuat Jisung terkekeh sendiri di sela makan malamnya yang tenang.

Jauh di negara lain. Seorang gadis tampak memperhatikan layar ponselnya. Ia menghela napas berkali-kali. Jemarinya ragu hendak menggeser tanda hijau di salah satu kontak yang paling sering ia hubungi.

"Dia udah tidur belum ya, jam segini."

"Apa seharian ini dia sibuk."

Drrrrrrtttttttt......
Drrrrrrttttt.....

Binar mata terpancar indah di matanya. Tanpa ragu menggeser simbol hijau yang tertera di ponselnya dan segera mengangkatnya.

Ada operasi dadakan malam ini. Kau harus mendampingi dokter.

Senyum yang sebelumnya merekah tiba-tiba luntur begitu saja. Telepon itu ternyata bukan dari orang yang ia harapkan sedari tadi. Dengan hati kecewa, ia tetap bersiap untuk berjalan ke rumah sakit sebelah apartmennya.

Ruang operasi jantung tampak menegangkan. Beberapa dokter tampak mengerumuni pasien untuk dilakukan operasi jantung padanya. Beberapa suster membantu mengambilkan alat agar dokter tidak perlu menunda atau berjalan jauh demi keselamatan operasi jantung yang sangat urgent malam hari ini.

Satu jam berlalu. Operasi berhasil di lakukan. Detak jantung pasien memulih. Para dokter bernapas lega, juga suster yang siap berjaga untuk memenuhi kebutuhan pasien. Dan kali ini, Lily harus lembur lagi.

Lily mengucek mata lelahnya di ruangan miliknya yang sudah sangat sunyi. Dokter Wendy telah pulang 10 menit yang lalu, dan kini ia harus menjaga sift malam untuk pasien sehabis operasi jantung tadi.

Tok!
Tok!
Tok!

Bunyi suara ketukan pintu menyadarkan lamunan lelah Lily.

NCT DREAM SPECIAL FAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang