"Yak, Jisungie!" Ini sudah kesekian kalinya Jaemin memanggil temannya yang terlelap dengan kepala yang ia tumpu pada kedua tangan yang terlipat di atas meja. Terhitung sudah sejak mulai jam pelajaran dirinya tak dapat menahan kantuk.
Jaemin berdecak kesal. Opsi terakhir adalah menjewer telinga Jisung.
"Ahh ahh Hyung, ampun." Jisung segera berdiri dari tempat duduknya dengan wajah yang sangat bantal.
"Kenapa Hyung? Aku ngantuk," keluh Jisung. Ia kembali ketempat nya dan pada posisi sebelumnya. Jaemin berdecak kesal.
"Yakin tidak mau ikut turnamen basket? Kita sudah ditunggu."
Dengan malas akhirnya Jisung berjalan sempoyongan sesekali Jaemin menegakkan punggung tinggi pemuda yang merupakan adik kelasnya itu.
"Jisung, kalau kamu ngantuk nanti gimana main basketnya?" omel Jaemin lagi.
Semalam Jisung menghabiskan waktunya untuk mengobrol dengan gadis manis yang memberinya bungeoppang enak di malam hari itu. Dan tak terasa mereka mengobrol sampai jam 12 malam. Jelas Jisung mengantuk.
"Ah iya Hyung, aku gak ngantuk lagi kok!" Jisung berusaha meregangkan otot-ototnya. Pria itu menyamai langkah Jaemin yang sudah lebih dulu darinya.
Keduanya sampai di lapangan basket sekolah mereka. Jisung bersegera mengganti seragam putih abu-abunya menjadi baju basket. Pemuda bertubuh jangkung itu segera berlari menyusul temannya di lapangan.
Para siswi wanita mulai bersorak mengelu-elukan nama pemain yang mereka dukung. Membuat suasana lapangan basket semakin memanas.
"Yasshhh!" Jisung berhasil memasukkan bola ke dalam ring.
"KYAAAAA!" pekik siswi yang melihat Chenle berhasil memasukkan bola ke dalam ring dengan jarak yang jauh.
"NA JAEMIN!" pekik puluhan penonton yang terpesona dengan ketampanan seorang Na Jaemin. Pria itu menampakkan senyum manisnya sebelum dirinya berhasil memasukkan bola ke dalam ring dengan gaya memutar membuat banyak wanita yang menonton menjadi semakin tergila-gila.
Dan lagi-lagi teriakan siswa kembali menggema terlebih ketika Jeno berhasil memasukkan dengan cara yang tidak terduga.
"LEE JENO!"
Lee Jeno menampakkan eye smilenya membuat para siswi jingkrak-jingkrak tidak jelas.
Permainan berlanjut. Kali ini mulai menyusun taktik. Dengan jurus kesabaran setipis tisu, Huang Renjun yang gesit mencetak bola ke dalam ring. Sangat mengagumkan.
Mark kembali menerima operan dari Haechan ia berlari sekuat tenaga kemudian melompat tinggi.
"HUAAAAAA!" sorak sorai penonton kian memenuhi ruang dan dimensi lapangan basket tersebut. Sungguh pertandingan yang sangat panas dan sengit.
Haechan menampakkan senyum menyebalkannya. Ia berlari kemudian menerima operan dari Chenle setelah itu ia beraksi mengelabuhi lawan dan berhasil memasukkan bola ke dalam ring.
PRIIIIT!
Bunyi peluit menjadi akhir dari permainan mereka. NCT DREAM menang dengan sangat sempurna. Musuhnya kalah telak sampai hampir kena mental. Entah mengapa ke 7 pria itu sangat bersinar dan sempurna dari segala sisi. Sulit untuk mengalahkan mereka.
Ke tujuh pria itu berjalan menuju ke tempat istirahat.
Jisung hanya bisa menghela napas kala dirinya tidak ada yang menghampiri. Di antara ke tujuh pemuda itu memang hanya dirinya yang jomblo. Semuanya sudah memiliki pawang masing-masing. Meski tak semua pawang damai. Buktinya sekarang ia bisa melihat jelas ketika Chenle berdebat dengan pacarnya yang sangat cerewet itu. Sampai Jaemin berdecak kesal dan mulai mengeluarkan omelannya.