A Mistake (Lee Jeno Chap 28)

1.3K 55 58
                                    

Semakin banyak spam komen!
Semakin ASAP aku update!

Semakin banyak spam komen! Semakin ASAP aku update!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading

"Kak Jeno! Jangan sembarangan!" teriak Ravena kala Jeno menggendongnya tiba-tiba tanpa berkata apapun.

"Lo gak kangen apa sama gue?" tanya Jeno sembari mempoutkan bibirnya membuat Ravena terdiam karena tidak tega.

"Kangen tapi... "

Jeno menghela napas pelan. Ia mendudukkan Ravena di atas wastafel kemudian mulai mengisi air di bath up. Aroma citrus yang memanjakan mulai menguar saat Jeno menuangkan essential ke dalam bath up yang sudah terisi hampir penuh.

Selesai berkutat dengan bath up dan essential Jeno membalikkan badannya lagi kemudian berjalan mendekati Ravena. Jantung gadis itu berdegup kencang. Ia menyilangkan kedua tangannya saat Jeno hendak membuka resleting dress yang ia kenakan.

"Aku malu," ungkap Ravena dengan rona merah di pipinya. Jeno terkekeh kecil ia memeluk erat gadis itu sembari mengelus surai panjangnya dengan lembut.

"Satu tahun gak ketemu lo jadi secanggung ini ya. Harusnya gue biasain dulu gak sih?" bisik Jeno membuat bulu kuduk Ravena semakin merinding. Pelukan pria itu melonggar. Perlahan ia menangkup pipi gadisnya.

"Masih canggung ama gue?" tanya Jeno saat mata Ravena bersitatap dengan obsidian hitam yang menawan tatapan gadis yang kini ia kungkung tak dapat bergerak sedikit pun.

Tanpa basa-basi lagi Jeno menawan bibir tipis Ravena. Setelah satu tahun hambar tanpa sebuah ciuman kini Jeno bisa merasakannya lagi. Bibir manis Ravena mendominasi indera perasaannya. Ravena terbuai dengan ciuman Jeno. Perlahan kedua tangannya melingkar indah pada leher pria itu. Nalurinya membuat ia membalas ciuman Jeno dengan sangat kaku seperti pertama kali Jeno menawan bibirnya dengan berani.

Ravena menahan tangan Jeno yang hendak melepaskan dressnya. Perlahan Jeno melepaskan ciumannya hingga benang saliva tercipta diantara kedua mulut mereka.

"Kenapa bisa se malu ini?" tanya Jeno heran karena sedari tadi Ravena enggan di sentuh lebih dalam olehnya.

Gadis itu menunduk dalam-dalam. Jauh dalam benaknya, ia ingin menyampaikan sesuatu pada Jeno.

"Apa ada sesuatu yang mau lo omongin?"

Ravena menghela napas panjang. Dengan jantung berdetak kencang ia mulai berbicara satu dua kalimat yang mungkin terdengar sangat gugup.

"Kak Jeno, maafin Ravena. Sebenarnya ini semua berawal dari Ayah dan Ibu. Mereka udah tahu hubungan kita, Kak. Mereka juga punya banyak bukti foto kita lagi barengan."

NCT DREAM SPECIAL FAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang