Annyeong yeorobun!
Jangan lupa vote dan spam komen!
Aku maksa yaaa!!!
Spam komen kalian itu semangat buatku.If you know, you know!
Happy Reading
Lily masih terngiang kejadian tadi malam. Ia memiliki panic attack luar biasa. Hal yang tidak pernah diketahui satu orang pun termasuk orangtuanya. Gadis itu menyembunyikan panic attacknya selama bertahun-tahun.
Tanpa gadis itu sadari, seseorang melihat gerak-geriknya sedari tadi. Tangan gadis itu sesekali bergetar karena masih terbayang peristiwa tadi malam. Ia benar-benar takut jika terjadi ancaman di sekitar.
"Lily," suara lembut dokter Wendy mengalun. Membuat gadis itu reflek menjatuhkan beberapa obat yang sedang ia tata.
Wendy dengan raut khawatir mendekati gadis itu. Sebenarnya semenjak Lily selesai sekolah keperawatan dengan waktu singkat hingga gadis itu langsung di rekrut menjadi perawat di rumah sakit itu Wendy sedikit khawatir. Beban perawat lebih melelahkan dari pada seorang dokter.
"Kamu kelelahan ya? Kalau kamu merasa lelah lebih baik istirahat, Lily." Dokter Wendy menuntun gadis itu menuju ruang istirahat.
Pandangannya berhenti pada tangan Lily yang diperban karena luka tadi malam saat ia jatuh.
"Apa semalam kamu terluka?" peka Dokter Wendy.
Lily menggeleng cepat. Kebiasaan gadis itu adalah tidak mau orang lain tahu perasaan dirinya. Ia lebih baik memendam sendiri apa yang ia rasa dari pada harus berbagi sisi menyedihkannya.
Dokter Wendy peka terhadap perasaan gadis itu saat ini. Sepertinya ia butuh tenang. Ada pancaran ketakutan di kedua matanya. Kedua tangan Lily di usap secara perlahan oleh wanita yang menjabat sebagai dokter yang sering Lily bantu sejak awal ia masuk sebagai perawat.
Perlahan perasaan gadis itu jadi tenang. Entah mengapa ia sering merasa nyaman jika ada seseorang yang mengusap tangannya perlahan.
♛┈⛧┈┈•༶🐹༶•┈┈⛧┈♛
Malam semakin larut. Jalanan bahkan sudah menampakkan kabut tebalnya. Disaat orang-orang menutup selimutnya sembari terbang ke alam mimpi ke 15 pemuda SMA tengah sibuk menge gas motornya secara bersamaan.
"Gue yakin, kali ini bisa menang dari geng payah lo." Hyunjin berucap penuh kepercayaan diri. Sementara Jaemin sebagai ketua geng NCT Dream hanya berdecih meremehkan.