Sebelum baca, jangan lupa vote ya gais...
Kalau bisa komen agar ku semangat hehe...Happy Reading
Suasana pasar malam yang sangat ramai mendominasi keduanya. Mark dan Aila berjalan di tengah keramaian. Sesekali gadis itu risih karena Mark menggandeng tangannya terlalu erat. Pria itu takut jika Aila terpisah dengannya. Padahal sangat jelas bahwa gadis itu bukan anak kecil lagi. Seketika lupa bahwa gadis di sampingnya memiliki jiwa preman yang menguar.
"Kamu mau naik apa dulu?" tanya Mark.
"Bom bom car," jawab Aila.
DREEEEN!
DREEEEN!Mereka berdua sudah ada di area bom-bom car, keduanya menaiki kendaraan masing-masing. Sesekali bertabrakan dan tertawa bersama. Aila tidak mau kalah, ia selalu saja menabrak Mark sampai mobil pria itu mundur. Dan dengan jiwa kesabaran serta kepekaan, Mark menerimanya dengan senang hati. Baru kali ini ia melihat tawa gadis itu yang terlihat tanpa beban. Aila pasti menahan tawa bahagia nya selama ini. Beruntung Mark bisa melihat tawa bahagia tanpa bebannya itu.
"Kamu pasti sengaja ngalah dari aku kan Mark!" Aila bukan gadis yang bodoh. Ia jelas tahu bahwa sedari tadi Mark menyerahkan diri untuk terus di tabrak. Pemuda berdarah Korea Kanada itu tersenyum manis. Ia menggeleng, hal itu membuat Aila kesal.
Mark menyeringai ia menabrakkan mobil rendah itu dengan keras pada Aila membuat gadis itu kaget dan tidak terima akhirnya mereka kejar-kejaran. Tanpa mereka sadari banyak orang yang sedang mengantri tiket menonton suka cita mereka. Bahkan ada yang tersenyum karena terbawa perasaan.
Waktu kian larut. Kini haluan terakhir mereka adalah bianglala. Bisa terlihat jelas pemandangan malam kota yang sangat indah dari dalam kurungan besi tersebut. Aila berbinar, malam ini mood nya benar-benar baik.
"Aila," panggil Mark. Fokus gadis itu kini beralih pada pria di hadapannya. Mereka duduk berhadapan menikmati pemandangan yang penuh gemerlap.
"Kamu gak sakit perut? Tadi habis makan minum sekarang naik bianglala."
Aila menggeleng. Aura kecantikannya benar-benar terpancar kala gadis itu tersenyum manis. Rambut pendek se pundaknya terkena angin malam membuat Mark kian terpana. Pria itu bahkan tidak berkedip menatap Aila.
"Makasih Mark buat malam ini."
Mark balas tersenyum lembut. "Sama-sama."
Semoga aku bisa bahagiain kamu lebih dari ini, Aila sayang.
Secepat inikah aku jatuh cinta denganmu.
Mark membatin dalam hati.
...