Tau gak sih gaess, akutu kan sampe kampus masih sepi. Ya udah aku nulis dulu siapa tau bisa langsung publish 🤣🤣
Happy Reading
Tak terasa, hari berganti hari jam berganti jam, menit, ke detik. Dan sekarang bisa dilihat 5 orang gadis tersenyum senang dengan baju dan topi toga yang membalut penampilan mereka. Iya mahasiswa jurusan Sastra Korea itu akhirnya bisa menaklukkan diri mereka sendiri. Berkorban pagi, siang dan malam untuk berjuang yang akhirnya merasakan manisnya perjuangan itu.
Karina mendorong kursi roda Ren, mendekat pada Ibunya. Senyuman ibu mengembang, betapa bahagianya melihat sang anak akhirnya bisa berhasil melalui hari - harinya. Dan kini menyandang gelar yang menjadikan hidupnya kian semangat.
"Selamat kalian semua, gadis cantik yang pandai dan penuh semangat." Ibu Ren memuji ke lima gadis di hadapannya.
"Hahaha, kami yang harus berterimakasih banyak pada Reneta karena dia yang banyak membantu kita," celetuk Gisselle sembari memegang pundak Reneta dengan bangga.
Kedatangan seseorang mengalihkan atensi mereka. Dilihatnya wanita anggun yang berjalan mendekat membuat Reneta yang paling kaget dan melebarkan mata.
"Hai sayang," sapa seorang wanita anggun memeluk erat gadis sarjana cumlaude itu dengan erat dan penuh kasih sayang tentunya.
Ren terisak, hatinya bergetar. Perasaan rindu yang ia tahan kini benar-benar terbayarkan. Seseorang yang dulu menghiasi harinya dengan berjuta motivasi. Sosok wanita yang ia idolakan dan banggakan. Sosok wanita yang ia sayangi seperti ibu keduanya. Bu Wendy, akhirnya keduanya bisa bertemu dalam keadaan sehat dan bahagia.
"Astaga, kenapa kau menangis sayang?" Bu Wendy menghapus air mata Ren membuat ke empat temannya merasakan atmosfer haru. Winter mengelus pundak Ren menenangkan gadis terisak itu.
Lidah Ren sampai kelu, saking bahagianya ia sampai tak bisa berkata. Ibu yang melihat itu tentu bahagia. Ia sangat suka Ren sangat menyayangi sahabatnya, yaitu Wendy. Wanita anggun nan cantik itu memang sebaik itu.
Mereka bertiga kini duduk di sebuah restoran hot pot dengan asap mengepul yang keluar pada sajian di atas meja yang penuh.
"Ren semakin dewasa ya," gumam Bu Wendy sembari tersenyum melihat gadis di sampingnya. Ibu Ren tersenyum melihat sang anak yang tampak bahagia karena kedatangan sosok favorit dalam hidupnya.
Ibu terkekeh. "Tapi dia masih pemalu seperti biasanya, hanya saja aku bersyukur banyak yang menyayangi dirinya."
Bu Wendy tersenyum lagi, ia tampak berpikir sesuatu.
"Kalau begitu ayo makan," ucap Ibu Ren mengawali.
♛┈⛧┈┈•༶🐰༶•┈┈⛧┈♛
"Apa kau sudah berbicara padanya, Kang Seulgi?" tanya Wendy sebelum ia pulang menuju rumahnya. Wanita itu masih berdiri di depan gerbang Seulgi. Sementara anak dari temannya sudah terlelap didalam kamar setelah banyak cerita pada dirinya.
Seulgi menghela napas pelan. "Aku takut, jika nanti dirinya menolak. Bagaimana?" ragu wanita sebaya Wendy itu.
"Tidak, dia anakmu Seulgi aku yakin dia memiliki harapan untuk sembuh juga kan?"